Pasar Kripto Lesu, Bitcoin dan Ethereum Turun 10 Persen dalam 24 Jam

Ilustrasi bitcoin. Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Tidak hanya pasar saham Wall Street yang sedang merah, pasar kripto pun begitu. Bitcoin mengalami penurunan harga sekitar 10 persen pada 24 jam terakhir (19/6). Harga koin top ini turun dari 20.500 dolar AS (Rp 304 juta, kurs 14.830) menjadi 18.361 dolar AS (Rp 272 juta)pada Minggu (19/6) siang, dilansir CoinGecko.

Kapitalisasi pasar Bitcoin juga berkurang sebesar 73 persen dari titik tertingginya pada November lalu, menjadi hanya 350 miliar dolar AS. Harga Bitcoin Ini menjadi titik terendah sejak Desember 2020.

Kondisi pasar yang sedang lesu membuat para investor kripto menarik asetnya. Dilansir CNBC, kenaikan suku bunga yang agresif oleh The Fed untuk melawan inflasi di AS, turut mempengaruhi pasar.

Minggu ini The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 75 basis poin menjadi 1,5 – 1,75 persen. Akibatnya investor dan pemegang aset menarik asetnya dari instrumen investasi apalagi yang bersiko tinggi seperti kripto. Bahkan pasar saham AS juga memerah dalam beberapa hari terakhir imbas dari kenaikan suku bunga.

Celsius, salah satu perusahaan pinjaman kripto terbesar, sempat menangguhkan penarikan uang di platform mereka awal Minggu ini. Binance (platform jual beli kripto) juga sempat menangguhkan penarikan untuk sementara. Hal ini semakin membuat takut pemegang kripto sehingga mereka memutuskan menarik aset kripto mereka.

Ethereum juga rontok

Tidak hanya Bitcoin yang terdampak cukup parah dari crypto crash saat ini. Ethereum, koin kripto terbesar kedua setelah Bitcoin, juga jatuh bebas. Dilansir CoinGecko, Ethereum turun sebesar 11 persen dalam 24 jam terakhir, dari 1.080 dolar AS menjadi 959 dolar AS.

Beberapa jam sebelumnya, Ethereum bahkan sempat menyentuh angka 893 dolar AS. Ini adalah pertama kalinya harga Ethereum anjlok di bawah 1.000 dolar AS sejak Januari 2021. All time high Ethereum pada November 2021 lalu mencapai 4.732 dolar AS.