news-card-video
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pemanasan Global Ancam Spesies Mamalia dan Unggas

19 Februari 2017 9:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Burung-burung berkumpul di tengah jalan. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Burung-burung berkumpul di tengah jalan. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
Perubahan iklim yang terjadi di Bumi ternyata dapat berdampak buruk untuk populasi hewan-hewan langka. Sebuah studi membuktikan fenomena alam ini bisa membahayakan kehidupan hewan mamalia dan unggas. Studi ini menemukan sekitar 700 spesies yang masuk dalam 'daftar merah' atau yang berarti daftar langka oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN), telah terkena dampak dari pemanasan global. Hal ini menjadikan ada sekitar setengah dari spesies mamalia dan hampir seperempat spesies unggas yang terancam. Menurut peneliti dari University of Queensland di Australia, James Watson, penemuan dalam studi ini menunjukkan jika perubahan iklim sudah menjadi ancaman besar bagi banyak spesies Bumi, bukannya baru akan terjadi. Watson mengatakan kebanyakan studi iklim hanya berfokus pada efek perubahan iklim yang bisa terjadi 50 hingga 100 tahun dari sekarang. "Ini adalah masalah ilmiah, yaitu kita tidak berpikir bagaimana masalah yang dibuat oleh perubahan iklim itu saat ini, tapi kami selalu berfokus pada masa depan," ujar Watson, dilansir Scientific American. Ia memaparkan, jika melihat bukti yang terjadi sekarang, perubahan iklim sudah berdampak sangat besar sekarang. IUCN sendiri saat ini baru mendaftarkan 7 persen mamalia dan 4 persen unggas yang terkena dampak pemanasan global.
ADVERTISEMENT
Sirkus Lumba-lumba. (Foto: Pixabay/Hans)
zoom-in-whitePerbesar
Sirkus Lumba-lumba. (Foto: Pixabay/Hans)
Sekelompok peneliti telah memeriksa sekitar 130 studi sebelumnya, dan menemukan luasnya hewan-hewan yang terkena dampak pemanasan global, termasuk setiap hewan di setiap benua. Umumnya, dampak perubahan iklim sulit menjangkau hewan-hewan yang hidup di dataran tinggi. Namun, diketahui jika hewan dengan habitat dataran tinggi pun mengalami penurunan angka populasi. Daftar hewan ini termasuk semua spesies dari gajah, gorila timur, dan macan tutul salju, juga berbagai jenis unggas. Hewan seperti tikus, yang bisa bersembunyi di lubang, memiliki kemampuan lebih baik dalam beradaptasi dengan perubahan iklim di habitat mereka. Sementara untuk hewan yang lambat berkembang biak, seperti primata dan gajah, yang hidup di iklim tropis stabil, kurang mampu bertahan dengan baik dalam menghadapi perubahan iklim. Stabilnya iklim dari lingkungannya membuat spesies ini mudah terancam dengan temperatur ekstrem dan badai.
ADVERTISEMENT
Gajah dimandikan usai mengikuti festival (Foto: Phoonsab Thevongsa/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Gajah dimandikan usai mengikuti festival (Foto: Phoonsab Thevongsa/Reuters)
Menurut Michela Pacifici dari program Global Mammal Assessment di Sapienza University, Roma, dan juga pemimpin studi ini, hewan-hewan tersebut diperkirakan akan semakin terancam di masa yang akan datang. "Sepertinya banyak dari spesies ini yang memiliki kemungkinan tinggi terkena dampak negatif dari perubahan iklim di masa depan," tutur Pacifici. Ia memaparkan, manusia telah menganggap remeh dampak dari perubahan iklim terhadap spesies lain, seperti reptil, amfibi, ikan, dan tumbuhan. Menurutnya, semua spesies ini juga nantinya akan ikut terkena dampak.