Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pemerintah Sarankan Korban Ransomware WannaCry Tak Beri Uang Tebusan
14 Mei 2017 14:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Serangan program jahat ransomware WannaCry sedang meneror jaringan dunia maya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dua rumah sakit di Jakarta, Rumah Sakit Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita, menjadi korban serangan ini.
Ransomware WannaCry menyerang jaringan dengan cara mengunci atau mengenkripsi semua data penting yang ada di dalam komputer, sehingga dokumen penting seperti sistem antrean, sistem pembayaran, sampai data medis pasien tak bisa diakses.
Virus ini melumpuhkan operasional rumah sakit, yang harus melakukan cara manual dalam melakukan pelayanan akibat serangan ransomware WannaCry.
Diketahui, peretas yang melancarkan aksi ini meminta uang tebusan kepada rumah sakit agar terbebas dari ransomware tersebut. Tebusan yang diminta pun bermacam-macam, ada yang meminta uang sebesar 300 dolar AS dalam bentuk mata uang virtual Bitcoin.
Seperti inilah tampilan pop-up ransomware WannaCry yang meminta uang tebusan:
Namun, pemerintah Indonesia sendiri mengimbau agar korban tidak memberikan uang tebusan itu kepada hacker, lantaran tidak ada jaminan sama sekali si peretas akan memberi kode akses agar korban bisa mendapatkan lagi dokumennya yang disandera.
Pakar keamanan justru melihat si peretas malah akan ngelunjak jika ada korban yang memberikan uang, dan bisa jadi ia akan meminta uang tebusan yang lebih besar.
"Setelah kita bayar, itu juga tidak menjamin, biasanya diulur-ulur. Kami mengimbau sebaiknya jangan membayar," ujar Adi Djaelani, pakar teknologi informasi dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), dalam acara konferensi pers di Cikini, Jakarta, Minggu (14/5).
ID-SIRTII sendiri adalah unit yang beroperasi di bawah struktur Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang bertanggungjawab atas keamanan infrastruktur Internet.
Baca juga: Tebusan untuk Ransomware WannaCry Sudah Mencapai Rp 400 Juta
ID-SIRTII bersama Kemkominfo sudah memberikan beberapa langkah untuk mengantisipasi serangan ini, yang dipaparkan sebagai berikut. Langkah pencegahan ini disampaikan dalam jumpa pers pada Minggu siang (14/5).
- Ketika menyalakan komputer Windows yang terhubung dengan server atau jaringan kantor, sebaiknya cabut kabel LAN atau dulu terkoneksi ke Wi-Fi
- Lakukan backup data ke storage terpisah. Bisa pindahkan data ke media yang tak terhubung ke Internet atau komputer dengan sistem operasi Mac OS dan Linux, karena WannaCry ini khusus menyerang Windows
ADVERTISEMENT
- Update anti-virus
- Update security pada Windows Anda dengan instal Patch MS17-010 yang dikeluarkan oleh Microsoft. Selengkapnya baca di sini
- Jangan mengaktifkan fungsi macros
- Non aktifkan fungsi Server Message Block (SMB) v1
- Block Ports 139/445 & 3389
- Ulangi, selalu backup file penting di komputer Anda dan simpan data backup di tempat lain
Baca juga: Serangan Ransomware WannaCry, Apa yang Telah Diketahui Sejauh Ini?
Selain itu, para pengguna internet juga patut berhati-hati karena penyebaran virus ini bisa dilakukan juga lewat file attachment di email atau tautan yang mengantarkan ke situs tertentu.
Peredaran ransomware WannaCry sendiri sudah berhasil dihentikan oleh seorang ahli komputer berusia 22 tahun asal Inggris, dengan nama alias MalwareTech. Dia berhasil menemukan "tombol pembunuh" untuk menghentikan distribusi WannaCry, tetapi itu tidak serta-merta membuat obat untuk membasminya.
Penjahat siber yang mengeluarkan virus tersebut dikabarkan telah merilis pembaruan WannaCry 2.0. Pembaruan ini memperbaiki celah yang ditemukan MalwareTech sebelumnya, sehingga belum diketahui bagaimana solusi untuk mematikannya.
Dalam kurun waktu dua hari, WannaCry telah menginfeksi 200 ribu komputer di 99 negara.
Baca juga: Microsoft Beri Panduan Cegah Ransomware WannaCry di OS Windows
Bagi pengguna sistem operasi Windows XP, Vista, Windows 8, dan Server 2003, Microsoft telah mengeluarkan pembaruan sistem keamanan yang dapat mencegah dan mendeteksi masuknya virus tersebut.
Meski ancaman ransomware ini terlihat sangat menakutkan, masyarakat tetap disarankan untuk tidak panik dan mengikuti langkah-langkah yang telah disarankan agar tidak ikut terjangkit. Untuk saat ini, sistem operasi Windows 10 sendiri masih aman dan tidak terkena serangan tersebut.
ADVERTISEMENT