Pendapatan Huawei Tetap Tumbuh Pesat Walau Diblokir AS

17 Oktober 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko Huawei di Beijing, China. Foto: Thomas Peter/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Toko Huawei di Beijing, China. Foto: Thomas Peter/Reuters
ADVERTISEMENT
Para pengamat boleh jadi memperkirakan bahwa pendapatan Huawei akan jatuh seiring dengan perang dagang antara AS dan China. Apalagi, Huawei juga mendapat larangan berdagang dengan perusahaan AS setelah pemerintahan Donald Trump memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam.
ADVERTISEMENT
Namun, laporan keuangan internal yang dipublikasi perusahaan justru menunjukkan hal sebaliknya. Dilansir The Washington Post, pendapatan kuartal ketiga Huawei naik 24,4 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan teknologi asal China itu juga mengungkap bahwa mereka telah menjual lebih dari 185 juta smartphone pada Januari hingga September 2019, naik 26 persen dari tahun-ke-tahun.
Huawei Mate 30. Foto: Huawei
Meski mengalami pertumbuhan pendapatan, perang dagang tetap mempengaruhi penghasilan perusahaan. Pertumbuhan pendapatan Huawei melambat 13 persen pada kuartal kedua tahun ini, di mana perusahaan memperkirakan ada sekitar 30 miliar dolar AS yang terbuang berkat perang dagang AS dan China.
"Dalam bisnis konsumen, bisnis smartphone Huawei tumbuh dengan mantap," kata Huawei, dilansir The Washington Post, Rabu (16/10).
ADVERTISEMENT
“Perusahaan juga melihat pertumbuhan pesat dalam bisnis baru lainnya seperti PC, tablet, produk yang dapat dikenakan, dan produk audio pintar," sambungnya.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa laporan keuangan internal ini belum diaudit. Pasalnya, Huawei bukanlah perusahaan publik.
Perusahaan teknologi Huawei. Foto: Toby Melville/Reuters
Selain laporan keuangan, Huawei juga mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani 60 kontrak dengan berbagai operator telekomunikasi di seluruh dunia untuk menyediakan peralatan jaringan 5G secara global.
Jumlah kontrak tersebut tidaklah mengherankan. Meskipun Huawei sedang memiliki hubungan buruk dengan AS, mereka masih diterima di negara lain.
Sebagai contoh, menurut laporan Reuters baru-baru ini, Huawei dipersilakan untuk berbisnis dengan operator seluler di Jerman. Operator seluler di Jerman menilai bahwa pelarangan bisnis dengan Huawei tidaklah beralasan, karena dapat menambah biaya miliaran dolar dan penundaan waktu untuk meluncurkan jaringan 5G.
ADVERTISEMENT