Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Banyak pengamat berspekulasi bahwa perusahaan Apple menjadi sasaran empuk bagi China untuk melancarkan aksi balas dendam terhadap penjegalan Huawei di AS. Ternyata, hal itu bertolak belakang dengan apa yang dipikirkan oleh pendiri Huawei Ren Zhengfei.
ADVERTISEMENT
Zhengfei mengatakan bahwa ia tidak akan menyetujui segala tindakan yang mendukung penjatuhan sanksi pada Apple. Bahkan, ia mengaku bakal melakukan aksi protes jika hal itu terjadi.
"Pertama-tama, balas dendam China kepada Apple tidak akan terjadi dan kedua, jika pun hal itu terjadi, saya akan menjadi yang pertama memprotesnya," sebut Ren.
Dalam wawancara sebelumnya, Ren bahkan mengaku secara blak-blakan bahwa dirinya adalah seorang Apple fanboy alias penggemar smartphone Apple. Ia tak ragu membelikan keluarganya iPhone.
“Ketika keluarga saya di mancanegara, saya masih membelikan mereka iPhone. Jadi, seseorang tidak bisa secara sempit berpikir menyukai Huawei harus berarti menyukai produk ponsel Huawei," kata Ren.
Fakta ini cukup menggelitik mengingat berbagai perusahaan di China menerapkan peraturan yang melarang karyawannya untuk menggunakan produk Apple dan beralih menggunakan produk lokal asal China, terutama Huawei.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi, CFO Huawei, Meng Wanzhou, juga ketahuan suka memakai produk besutan Apple. Hal itu terungkap berdasarkan data ajuan pengadilan yang dibuat oleh kepolisian yang menyita barang-barang Meng saat penangkapannya di Canada.
Berdasarkan data itu, polisi menyita MacBook 12 inci, iPhone 7 Plus dan iPad Pro.
Perselisihan antara Huawei dengan pemerintah AS memang semakin panas. Bahkan, saat ini sanksi pemerintah AS memang sangat mempengaruhi kehadiran Huawei di pasar teknologi, khususnya smartphone.
Beberapa waktu lalu, Presiden Donald Trump menandatangani perintah larangan bagi perusahaan AS untuk menggunakan peralatan Huawei. Berbagai perusahaan teknologi, mulai dari Google hingga Qualcomm, pun sepakat memutus kerja sama dengan Huawei.
Kini, Huawei masih terus berusaha untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesat. Perusahaan asal China tersebut menyatakan berkomitmen untuk memberi pembaruan keamanan dan layanan bagi perangkat yang sudah beredar di pasaran.
ADVERTISEMENT
“Huawei hanya dapat menggunakan versi publik Android dan tidak akan bisa mendapatkan akses ke aplikasi dan layanan dari Google. Namun, Huawei akan terus menyediakan pembaruan keamanan dan layanan purnajual untuk semua produk,” ujar Huawei.
Menyikapi boikot dari Google, Huawei telah merampungkan rencana untuk membangun ekosistem sendiri. Dengan begitu, mereka tetap memberi pengalaman terbaik bagi semua pengguna secara global.