Peneliti Berharap NASA Selidiki Hujan Berlian di Uranus dan Neptunus

27 November 2017 17:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hujan Berlian (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hujan Berlian (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Hujan berlian, fenomena yang tak akan mungkin terjadi secara alami di Bumi, memiliki kemungkinan terjadi secara alami di Uranus dan Neptunus.
ADVERTISEMENT
Hal itu kemudian membuat para peneliti serta astronom di Bumi penasaran setengah mati terhadap dua planet berwarna biru itu. Bahkan, mereka berencana mengirimkan satelit untuk menyelidikinya.
Dilansir Science Friday, Jumat (24/11), para peneliti dan astronom berencana untuk kembali mengirimkan satelit tanpa awak ke luar angkasa. Rencana itu muncul setelah berakhirnya misi 13 tahun satelit Cassini buatan NASA untuk menyelidiki Saturnus.
Dari sekian banyak proposal penelitian yang ada untuk NASA, Uranus dan Neptunus memiliki kans besar menjadi target dari misi satelit selanjutnya. Banyak peneliti dan astronom berharap NASA memilih kedua planet itu untuk menjadi target penyelidikan selanjutnya.
Salah satu hal yang membuat mereka merekomendasikan Uranus dan Neptunus adalah fenomena unik hujan berlian tersebut.
Berlian  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Berlian (Foto: Pixabay)
"Sebenarnya kita tidak tahu apakah memang benar ada (hujan berlian). Tetapi ide tersebut sudah ada sejak 30 tahun silam. Aslinya itu adalah metana yang memang mudah ditemui di sana dan ditambah dengan tekanan planet tersebut yang kemudian mengubahnya menjadi berlian," kata Timothy Dowling, profesor fisika planet di Universitas Louisville yang juga merupakan peneliti yang bekerja bagi NASA.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian menjelaskan bahwa kemungkinan hujan berlian terjadi di Uranus dan Neptunus sebenarnya telah dibuktikan bulan Agustus lalu melalui sebuah percobaan di Stanford Linear Accelerator Center (SLAC).
Menurut Dowling, sebuah tim di SLAC telah berhasil menciptakan berlian dengan meniru proses yang terjadi di atmosfer Uranus dan Neptunus.
Ia kemudian merekomendasikan pengirimkan satelit ke Uranus dan Neptunus agar dapat melihat langsung fenomena hujan berlian tersebut. Tak hanya itu, Dowling juga menjelaskan bahwa melalui pengiriman satelit ke sana, kita dapat mempelajari sejarah pembentukan tata surya kita serta dapat membantu memperdalam pengetahuan atas planet-planet yang mirip dua planet tersebut.
"85 persen planet di alam semesta adalah Neptunus mini. Kita perlu mengirimkan satelit ke Uranus dan Neptunus untuk mendapatkan sampel atas gas mulia yang ada di sana," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, untuk melihat hasil penelitian serta gambar asli hujan berlian di dua planet itu dibutuhkan waktu yang lama. Selain karena rencana ini belum tentu disetujui NASA, satelit yang dikirimkan pun harus dirancang terlebih dahulu sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Tak cuma itu, waktu yang diperlukan untuk mengirimkan satelit itu ke Uranus ataupun Neptunus pun tidaklah sebentar. Sekadar sebagai perbandingan, saat Voyager 2 diluncurkan pada 1977, satelit pelopor itu baru bisa mencapai Uranus pada 1986, alias butuh waktu sekitar 9 tahun.
Dengan teknologi roket saat ini yang sudah lebih maju, menurutmu berapa lama kiranya kita bisa melihat hasil penelitian dan pengamatan langsung terhadap hujan berlian di Uranus dan Neptunus?