Pengamat soal 26 Data Polri Diduga Bocor: Valid, tapi Sampelnya dari 2019

22 September 2022 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
26 juta data yang diduga milik Polri bocor dan dijual di forum hacker. Foto: Screenshot breached.to
zoom-in-whitePerbesar
26 juta data yang diduga milik Polri bocor dan dijual di forum hacker. Foto: Screenshot breached.to
ADVERTISEMENT
Seorang pengguna forum hacker breached.to menjual 26 juta data diduga milik Polri. Data yang bocor memuat jabatan, nama, wilayah kerja, email, kata sandi, Nomor Registrasi Pokok, nomor HP dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Dokumen berjudul '26M DATABASE NATIONAL POLICE IDENTITY OF INDONESIA REPUBLIC' tersebut dijual seharga 2 ribu dolar AS atau sekitar Rp 30 juta (kurs Rp 15.016).
Salah satu file pdf yang dilampirkan terdapat dokumen dengan kop Polri tertanggal 26 November 2019. Surat tersebut memuat pemanggilan peserta Lapraops Sikat Jaya 2019. Ada lampiran 180 polisi dari berbagai daerah, lengkap dengan pangkat, NRP dan kesatuan.
Di salah satu tautan yang mengarahkan ke situs Shoppy, ada data lain yang diklaim adalah database dari DPR RI. Data ini memuat nama, NIK, nomor HP, email dan kata sandi, diploma, alamat, hingga dokumen rapat. Dokumen ini memuat 560 ribu data dengan total 43 GB uncompressed.
Ilustrasi Polda Metro Jaya. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, mengatakan 26 data Polri yang diduga bocor itu valid. Namun, ia tidak bisa memastikan data yang dijual di breached.to itu baru atau lama berdasarkan deskripsi dan sampel yang diberikan.
ADVERTISEMENT
“Datanya valid saya random cek beberapa nomor telepon dan NIK,” ungkap Alfons kepada kumparanTECH, Kamis (22/9).

Bantahan Polri

Sementara itu Polri menepis klaim kebocoran database mereka. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, hal tersebut merupakan hoaks. Dia menegaskan tak ada data personel Polri yang bocor.
"Hoaks," kata Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (22/9).
Meski begitu, Dedi menuturkan, pihaknya akan mendalami siapa penyebar hoaks tersebut. Kasus ini akan ditangani Dittipidsiber Bareskrim Polri.
"Dit Siber akan dalami," ujar dia.
Kadivhumas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo (tengah) bersama Kadiv TIK Polri Irjen Pol Slamet Uliandi (kedua kanan), konferensi pers di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Sebelumnya, 28.000 data personel polisi Indonesia juga pernah diduga bocor pada November 2021 lalu. Database yang diberikan hacker kala itu mempunyai ukuran dan isi yang sama, yakni 10.27 MB, dengan file pertama bernama polrileak.txt dan kedua polri.sql.
ADVERTISEMENT
File tersebut berisi banyak informasi penting dari data pribadi personel kepolisian, misalkan nama, nrp, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satker, jabatan , alamat, agama, golongan darah, suku, email, bahkan nomor telepon. Ada pula kolom data rehab putusan, rehab putusan sidang, jenis pelanggaran, rehab keterangan, ID propam, hingga tanggal hukuman selesai dalam data yang dibocorkan oleh hacker tersebut.