Pesaing Besar Uber Dapat Investasi Rp 13,5 Triliun dari Google

20 Oktober 2017 7:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lyft, aplikasi pemesanan transportasi online. (Foto: REUTERS/Chris Helgren)
zoom-in-whitePerbesar
Lyft, aplikasi pemesanan transportasi online. (Foto: REUTERS/Chris Helgren)
ADVERTISEMENT
Pesaing besar Uber di Amerika Serikat, Lyft, tampaknya akan menjadi bintang berikutnya dalam bisnis transportasi online dunia.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda itu bisa jadi telah dimulai, karena aplikasi pemesanan transportasi online ini mendapatkan investasi baru yang jumlahnya sangat besar, dan berasal dari perusahaan ternama.
Pada Kamis (19/10), Lyft mengumumkan bahwa mereka mendapatkan pendanaan baru 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 13,5 triliun dari sejumlah investor yang dipimpin oleh Alphabet, yang tak lain adalah induk perusahaan Google.
Reuters melaporkan, investasi ini membuat valuasi Lyft meroket jadi 11 miliar dolar AS. Dana tersebut tentu saja akan digunakan untuk ekspansi layanan, meningkatkan teknologi Lyft, sampai dengan untuk merekrut sumber daya manusia.
Perusahaan transportasi online, Lyft. (Foto: Lyft)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan transportasi online, Lyft. (Foto: Lyft)
Kedatangan Alphabet sebagai salah satu investor Lyft tentu sangat disambut oleh perusahaan, karena Alphabet punya unit bisnis Waymo yang mengembangkan sistem sensor Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk mobil otonom.
ADVERTISEMENT
Lyft sendiri sebelumnya telah mendapatkan investasi dari produsen mobil General Motors.
Lyft sedang berusaha untuk menyaingi pesaing terbesarnya di AS, yaitu Uber, yang belakangan ini sedang dilanda kontroversi soal manajemen perusahaan. Langkah Lyft untuk menyaingi Uber masih sangat panjang, karena Uber telah melebarkan sayapnya di banyak kota di dunia, sementara wilayah operasional Lyft masih terbatas.
Perusahaan ini diketahui telah berulang kali bertemu dengan pejabat dan regulator transportasi London dalam setahun terakhir. Ini bisa jadi tanda Lyft ingin masuk ke London, kota di mana Uber sedang bermasalah dan dilarang beroperasi.