Petinggi Zoom Sindir Keamanan Aplikasi Video Call Google Hangouts hingga Webex

19 April 2020 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Video conference menggunakan Zoom. Foto: Dok. Zoom
zoom-in-whitePerbesar
Video conference menggunakan Zoom. Foto: Dok. Zoom
ADVERTISEMENT
Aplikasi video conference saat ini menjadi platform yang memberri solusi selalu bertatap muka tanpa harus bertemu secara fisik. Tentu saja, aplikasi semacam ini akan sangat bermanfaat bagi semua orang di masa physical distancing untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab penyakit COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, popularitas aplikasi seperti itu menjadi ancaman besar untuk menjadi target hacker dalam melancarkan serangan siber. Hal itu sudah sering terjadi pada platform Zoom, yang menjadi salah satu aplikasi video conference paling populer di masa pandemi ini.
Belakangan, marak terjadi ‘zoombombing’ atau munculnya penyusup dalam rapat virtual untuk mengacau konferensi yang sedang berlangsung. Penyusup biasanya menampilkan video tak senonoh atau melontarkan ujaran kebencian.
Kemunculan video mesum telah terjadi dalam sebuah rapat virtual yang digelar Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) pada 16 April yang kala itu sedang membicarakan sinergi bidang teknologi dalam melawan COVID-19. Sayangnya, admin aplikasi Zoom kala itu kadung menyebar Meeting ID dan password, serta tak mengaktifkan fitur Waiting Room.
ADVERTISEMENT
Ancaman siber ini tidak hanya mengancam para pengguna Zoom, tapi juga semua platform aplikasi video conference. Hal itu diungkap oleh Alex Stamos, mantan chief security officer di Facebook yang resign pada 2018. Sekarang, Stamos adalah salah satu penasihat keamanan Zoom, di tengah berbagai cemooh lantaran memiliki banyak celah kemanan yang menyerang pengguna Zoom.
Stamos bilang semua aplikasi video call memiliki masalah keamanan, karena dia meyakini, pada dasarnya ini adalah produk yang cukup rumit untuk dibangun dengan aman.
Di sisi lain, Stamos mengakui enkripsi di Zoom memang tidak lengkap. Pihaknya sedang bekerja untuk memperbaiki itu semua. Tetapi, Stamos meyakini kurangnya enkripsi end-to-end bukan cuma terjadi pada Zoom saja, tetapi itu terjadi pada semua aplikasi video call.
ADVERTISEMENT
"Tak satupun dari Google Hangouts, Microsoft Teams, Cisco Webex, tidak ada satupun dari produk itu yang punya level keamanan semacam itu," tandas Alex. "Mereka semua mendekripsi komunikasi di jaringan dan kemudian mereka memiliki kontrol keamanan untuk melindunginya."
Video conference menggunakan Zoom. Foto: Dok. Zoom
Seperti pekerja kantoran pada umumnya, Alex mengandalkan kegiatan sehari-harinya untuk bekerja dan berkoordinasi dengan rekan kerja menggunakan Zoom. Ia mengaku percaya dengan keamanan Zoom saat ini, hingga mengizinkan anak-anaknya menggunakan platform itu.
Kepercayaan publik pada Zoom itu dia gambarkan dari sisi jumlah pengguna yang tumbuh pesat. Stamos klaim ada 10 juta pengguna harian di Zoom pada Desember 2019, dan pada Maret meledak menjadi 200 juta.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT