Presiden Uber Mundur, Konflik dalam Perusahaan Terus Bergejolak

20 Maret 2017 13:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kantor Uber di Queens, New York. (Foto: Brendan McDermid/Reuters)
Perusahaan transportasi online, Uber, terus diterpa masalah belakangan ini serta pemberitaan negatif di media massa. Kabar terbaru, Presiden Uber, Jeff Jones, mundur dari jabatannya di perusahaan tersebut. Jones memiliki posisi tertinggi kedua di Uber setelah CEO Travis Kalanick. Ia bergabung dengan Uber sejak kurang dari tujuh bulan lalu. Recode melaporkan kepergian Jones berkaitan langsung dengan beberapa kontroversi di sana, termasuk karena isu pelecehan seksual, keributan sang CEO dengan mitra pengemudi, sampai dengan adanya kampanye boikot Uber dari para pengguna. Alasan mundurnya Jones sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini perannya di Uber dipertanyakan ketika Uber mulai melakukan pencarian pengisi jabatan Chief Operating Officer (COO) untuk membantu Kalanick. Sebelumnya Jones-lah yang menjalankan tugas-tugas dari COO di Uber, berkat pengalamannya saat menjabat sebagai Chief Marketing Officer (CMO) di Target Corp. Uber sudah mengumumkan mundurnya Jones secara resmi. "Kami ingin berterima kasih pada Jeff untuk kontribusinya selama enam bulan di Uber dan mendoakan yang terbaik untuknya," tulis juru bicara Uber dalam pernyataan yang diterima Reuters.
ADVERTISEMENT
CEO Uber Travis Kalanick. (Foto: REUTERS/Danny Moloshok)
Mundurnya Jones menjadi kali keempat Uber harus kehilangan sosok penting tahun ini. Bulan lalu, Senior Vice President of Engineering, Amit Singhal, diminta mundur oleh Travis Kalanick karena ia dituduh pernah terlibat dalam kasus pelecehan seksual saat masih bekerja di Google. Baca juga: Petinggi Uber Mundur karena Tuduhan Pelecehan Seksual Lalu pada awal Maret ini, Ed Baker selaku Vice President of Product and Growth, juga Charlie Miller selaku peneliti keamanan Uber, mundur lebih dulu dari perusahaan tersebut. Uber terus diserang berbagai masalah belakangan ini. Setelah kasus pelecehan seksual yang dilaporkan oleh salah seorang mantan pegawainya, Uber juga harus menghadapi gugatan dari Waymo yang dimiliki Alphabet Inc (Google), yang menuduh Uber telah mencuri teknologi sistem sensor, kamera, dan peta digital pada mobil otonom miliknya. Uber membantah tuduhan tersebut dan kasus ini masih berjalan hingga sekarang. Baca juga: CEO Uber Debat dengan Sopir Soal Tarif Murah Video Kalanick yang viral ketika berdebat dengan pengemudi Uber di San Francisco, California, juga mengundang berbagai kecaman. Hal ini membuat kepemimpinan Kalanick dipertanyakan. Apakah Uber dapat bertahan dari gelombang besar ini?
ADVERTISEMENT