Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Robert William menjadi korban salah tangkap gara-gara kesalahan teknologi face recognition alias pengenalan wajah yang digunakan polisi. Ia ditangkap di depan istri dan dua putrinya berusia dua tahun dan lima tahun pada Januari 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Sistem pengenalan wajah milik polisi itu dihubungkan dengan sebuah rekaman video pengawasan kasus pencurian. Hasilnya, foto surat izin mengemudi (SIM) milik William, yang disimpan dalam repositori gambar di seluruh kepolisian negara bagian, dideteksi sebagai pelaku pencurian tersebut.
Kepolisian negara bagian Michigan menggunakan layanan pencocokan wajah dari Rank One Computing. Berdasarkan pencocokan itu, muncul enam foto yang kemudian ditunjukkan kepada karyawan toko. Mereka menunjuk wajah Williams.
Petugas memanggil Williams, yang merupakan seorang karyawan di bidang otomotif. Ia tidak merespons karena berpikir kalau panggilan itu hanya gurauan. Tak lama kemudian, petugas kepolisian datang ke rumahnya di Farmington Hills, Detroit.
Williams ditangkap karena dianggap sebagai pria kulit hitam bertopi St Louis Cardinals yang mencuri arloji senilai 3.800 dolar AS dari toko pada Oktober 2018. Ia pun dibawa dalam kondisi diborgol. Kedua putrinya yang menyaksikan penangkapan itu menangis, melihat sang ayah digelandang oleh polisi .
ADVERTISEMENT
“Saya bahkan tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata saat ditangkap oleh polisi,” kata Williams dalam sebuah video.
Tidak jelas apakah polisi memiliki bukti tambahan sebelum menangkap Williams. Namun, kejadian ini mendorong American Civil Liberties Union (ACLU) bersikap atas penangkapan tersebut. Mereka menyebut sistem pengenalan wajah mendeteksi wajah yang salah dan turut melakukan kesalahan.
“Petugas investigasi tampak kebingungan. Komputer mengidentifikasi orang itu sebagai Williams. Namun, mereka lalu mengakui bahwa komputer salah melakukan identifikasi,” cetus ACLU.
Alhasil, Williams dibebaskan. ACLU juga meminta polisi untuk menyetop penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk penangkapan pelaku kejahatan. Teknologi itu dianggap belum memadai untuk membantu proses investigasi.
“Bahkan jika sistem Rank One bekerja dengan baik, hal itu tidak membantu Williams dan Rank One harus bertanggung jawab,” kata ACLU.
ADVERTISEMENT