Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilaporkan media lokal MercoPress, pada Rabu malam, seorang pria bernama Nicolás David Kuroña tak sengaja membeli kepemilikan domain Google di negara berpopulasi 45 juta penduduk itu dengan harga 540 Peso Argentina atau sekitar Rp 84 ribu.
Kuroña membeli alamat Google.com.ar di Nic.ar, lembaga pengelola nama domain ".ar" yang resmi beroperasi di Argentina.
Alhasil, setelah berhasil dibeli oleh Kuroña, Google terpaksa kehilangan domain khusus untuk negara Argentina.
Dampak dari tindakan ini, situs mesin pencari Google yang diakhiri dengan domain ".ar" berhenti beroperasi. Setelah kejadian ini, beberapa menit kemudian, dipastikan bahwa Google telah memulihkan domain tersebut.
Kepindahan kepemilikan domain tersebut berdampak pada pengguna. Di media sosial, netizen ramai mengeluh tentang kegagalan membuka situs web Google Argentina setidaknya selama tiga jam.
ADVERTISEMENT
Mereka mencurigai situs pencarian Google down akibat server yang mengalami kerusakan. Namun, untuk pengakses situs Google versi internasional "www.google.com" tidak mengalami masalah dan bisa digunakan dengan normal.
Netizen pun menyerang dan menyalahkan Nic.ar selaku pengelola nama domain. Terlebih Kuroña mengklarifikasi bahwa ia membeli alamat domain tersebut secara legal.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa saya masuk ke situs nic.ar. Saya melihat nama google.com.ar tersedia. Dan saya membelinya secara legal sebagaimana mestinya!," tulis Nicolás Kuroña di akun Twitter pribadinya.
Tampaknya Google Argentina lupa memperbarui situs google.com.ar dan pengguna memanfaatkan kesempatan untuk mendaftarkannya atas namanya. Istilah teknis untuk jenis manuver ini disebut “Cybersquatting” dalam bahasa Inggris.
Cybersquatting adalah suatu tindakan pendaftaran nama domain yang dilakukan oleh orang yang tidak berhak (tidak memiliki legitimate interest). Praktik cybersquatting bisa dibilang cukup lumrah, karena tidak sedikit pengusaha yang melihat celah untuk mengambil manfaat ekonomis dari nama yang telah dikenal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Baik Google maupun Nic.ar belum mengomentari insiden tersebut. Bahkan, situs nic.ar sempat berhenti beroperasi akibat membanjirnya pengunjung yang mengetahui kasus tersebut melalui media sosial. Pada saat itu, Kuroña tidak lagi menjadi pemilik terdaftar "google.com.ar".
Menurut situs pelacak domain, Open Data Córdoba, tercatat domain Google Argentina belum kedaluwarsa. Pada kenyataannya, tanggal kedaluwarsa domain "google.com.ar" jatuh tempo di bulan Juli 2021.