Pro dan Kontra Pemblokiran Tik Tok di Mata Pengguna

4 Juli 2018 12:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi video Tik Tok. (Foto: Bytemod)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi video Tik Tok. (Foto: Bytemod)
ADVERTISEMENT
Langkah pemerintah memblokir aplikasi Tik Tok sejak Selasa (3/7) menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menilai platform media sosial video musik yang tengah populer itu pantas diblokir karena mengandung konten negatif.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa kata para pengguna Tik Tok?
Berikut kumparan rangkum beberapa pendapat warganet yang tercatat aktif di aplikasi tersebut.
Seorang pengguna Tik Tok bernama Ikka Safdiyah mengaku sangat kecewa saat mendengar berita pemblokiran tersebut. Perempuan kelahiran 1997 itu sudah bermain Tik Tok sejak Januari tahun ini.
"Sebenarnya kurang tepat ya, karena bagaimana pun ini hanya sebuah aplikasi," jelas Ikka, pemilik akun Tik Tok dengan id Ay_Ikka
Bagi Ikka, Tik Tok bisa bermakna banyak hal, terutama membantu membangkitkan mood-nya di saat jenuh. Jauh sebelum ada Tik Tok, dia sendiri sudah kian akrab menjadi pengguna aplikasi Musical.ly, sebuah platform kreasi video yang serupa dengan Tik Tok.
"Saya ingin menghibur diri, menghibur orang-orang di sekeliling saya. Tik Tok ini asik kok, bisa menghilangkan kejenuhan dari segala rutinitas," tambah perempuan yang tinggal di Pandeglang, Banten tersebut.
Aplikasi Tik Tok. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi Tik Tok. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Soal konten negatif yang disebut Kominfo, Ika tak menampik hal tersebut ada di Tik Tok. Menurutnya, pemerintah harus memblokir akun-akun itu, bukan malah memblokir aplikasinya secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
"Nah kalau yang agak erotis yang suka pamer badan itu yang harus diblokir," tegasnya.
Senada dengan Ikka, pengguna Tik Tok yang lain, Alif Nur Hidayat juga mengaku kecewa dengan aksi pemblokiran tersebut. Pria kelahiran 1994 itu menilai langkah pemblokiran itu sangat gegabah. Sebab, kata dia, pemblokiran itu dapat disiasati dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN). Sudah rahasia umum pula.
"Barusan gue download aplikasi super VPN, terus gue buka pakai VPN global, bisa (dibuka)," tutur Alif.
Menurut pria yang bekerja sebagai karyawan swasta ini, dirinya menjadi bagian dari komunitas Tik Tok untuk menghilangkan kepenatan. Pekerjaan yang melelahkan terkadang membuatnya mencari hiburan tersendiri. Tentu saja, itu ada di aplikasi Tik Tok
ADVERTISEMENT
"Jadi gue bikin Tik Tok memang buat menghilangkan stres aja, sama buat lucu-lucuan. Gue upload lagi di Instagram biar followers gue biisa ketawa-ketawa bareng," ucap Alif.
Soal ribut-ribut konten negatif, Alif tak menampik adanya hal tersebut. Beberapa video seperti pelecehan agama dan konten vulgar memang pernah dia lihat. Namun itu bukan berarti pemerintah harus memblokir seluruhnya.
"Semua aplikasi juga kalau disalahgunakan bisa berdampak buruk. Yang harus diblokir ya user yang menyebarkan konten negatif di aplikasi tersebut," tegasnya.
Berbeda dengan Ikka dan Alif, pengguna Tik Tok bernama Dara Anggraini justru berpendapat sebaliknya. Remaja yang baru saja lulus dari Sekolah Dasar (SD) di Samarinda, Kalimantan Timur, itu mengungkapkan bahwa dirinya sepakat dengan pemblokiran tersebut. Dia sendiri sudah 'taubat' bermain aplikasi itu karena mengganggu waktu belajarnya.
ADVERTISEMENT
"Kayaknya merusak anak zaman sekarang, Anak seumur saya gitu jadi dipikirannya Tik Tok terus. Entar belajarnya lupa lagi," tegas Dara.
Menurut perempuan kelahiran 2006 tersebut, dirinya bermain Tik Tok selama enam bulan. Dia pertama kali mengenal aplikasi itu dari lingkaran pertemanannya. Ya, saat ini anak seumur dia memang sudah memiliki smartphone pribadi.
"Saya mikirnya keren (punya akun Tik Tok), makanya saya ingin buat juga," jelasnya.
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan pemantauan dan juga menerima laporan masyarakat soal konten yang dianggap tidak senonoh.
Menkominfo Rudiantara (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkominfo Rudiantara (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Rudiantara menambahkan Kemkominfo sudah mengirim email kepada Tik Tok dan meminta agar mereka membersihkan serta menjamin tidak ada konten negatif kembali. Namun belum ada respons dari pihak Tik Tok.
ADVERTISEMENT
"Kami memantau dan ada laporan masyarakat. Memang tiktok itu platform yg bagus untuk orang mengekspresikan kreativitasnya melalui live streaming. Tapi banyak sekali konten-konten yang negatif terutama untuk anak-anak yang menurut saya tidak senonoh dan tidak layak ditayangkan," tegas Rudiantara, saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/7).