Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Protes Kebocoran Data, Pendiri Apple Ikut Hapus Akun Facebook
10 April 2018 8:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Seruan menghapus akun di situs jejaring sosial Facebook masih terus mengalir. Kini, salah satu pendiri Apple , Steve Wozniak , ikut menghapus akun Facebook miliknya sebagai bentuk protes atas buruknya platform jejaring sosial tersebut dalam menjaga data penggunanya.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah email kepada USA Today , Wozniak mengatakan Facebook membuat banyak uang dari iklan dengan cara memanfaatkan informasi pribadi para penggunanya. Ia mengatakan "semua pendapatan didapat dari informasi pengguna, tapi para pengguna tidak mendapat keuntungan dari hal itu."
Wozniak berpendapat Facebook lebih baik jadi layanan berbayar daripada ia memberikan informasi pribadi kepada platform jejaring sosial tersebut yang dieksploitasi untuk iklan.
Ia memuji Apple yang menghargai privasi penggunanya.
"Apple menghasilkan uang lewat produk yang bagus, bukan lewat kalian (pengguna). Seperti yang dibilang, di Facebook, kamulah produknya," ujar Wozniak.
Pengakuannya ini menandai sosok selanjutnya yang menyatakan protesnya terhadap Facebook terkait kebocoran data jutaan pengguna dalam skandal Cambridge Analytica . Sebelumnya, pendiri WhatsApp , Brian Acton, terang-terangan mengunggah kicauan #DeleteFacebook dalam akun Twitter-nya.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, giliran sosok teknologi populer, Elon Musk, yang menghapus akun Facebook dua perusahaan yang ia pimpin, yaitu SpaceX dan Tesla.
CEO Apple, Tim Cook, juga sudah menyampaikan kritiknya terhadap Facebook terkait masalah ini. Ia mengatakan jika ia merupakan CEO Facebook maka ia tidak akan berada di situasi seperti yang dialami Mark Zuckerberg sekarang.
Cook mempertanyakan praktik Facebook dalam memonetisasi data pribadi dari para penggunanya.
Menanggapi komentar Cook, Zuckerberg mengatakan apa yang disampaikan Cook itu kurang tepat.
"Jika Anda ingin membangun sebuah layanan yang tidak hanya melayani orang kaya, maka kamu harus memiliki sesuatu yang bisa dijangkau orang-orang," ujar Zuckerberg.
"Di Facebook, kami semua di perusahaan berupaya untuk memberikan layanan gratis yang bisa digunakan semua orang. Saya pikir itu bukan berarti kami tidak peduli dengan orang-orang," lanjut Zuckerberg.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan terbaru dari Facebook, angka pengguna yang datanya diambil Cambridge Analytica ternyata melambung dari awal sekitar 50 jutaan menjadi 87 juta pengguna. Kebocoran data pengguna Facebook ini terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia yang 1 juta penggunanya turut menjadi korban Cambridge Analytica.
Saat ini, Facebook di Indonesia sedang menjadi sorotan pemerintah terkait masalah kebocoran data ini. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara telah meminta Facebook untuk menghapus aplikasi pihak ketiga, terutama kuis-kuis, yang digunakan untuk mengumpulkan data pengguna.