Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Indosat Ooredoo dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) akhirnya buka suara menjelaskan perihal Satelit Nusantara Dua yang gagal mengorbit lantaran ada anomali pada sistem roket, dan akhirnya membuat satelit itu jatuh ke laut tak terselamatkan. Satelit ini dimiliki oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS), yang merupakan perusahaan patungan antara Indosat, PSN, dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS).
ADVERTISEMENT
Adi Rahman Adiwoso, Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN ), menjelaskan bahwa Roket Long March 3B yang membawa Satelit Nusantara Dua mengalami kegagalan pada tingkat ketiga. Roket ini memiliki dua roket, yang salah satunya tidak menyala, sehingga satelit gagal masuk ke orbit yang ditentukan.
Seharusnya, Satelit Nusantara Dua menempati slot orbit 113 Bujut Timur (BT) untuk menggantikan Satelit Palapa D yang beroperasi sejak 2009 dan masa pakainya berakhir Juli 2020. Satelit Nusantara Dua dibuat oleh China Great Wall Industry Corporation, dengan kapasitas 20x36 MHz transponder C-band FSS dan 9.5 gigabits per second (Gbps) HTS, yang mencakup wilayah seluruh Indonesia, Asia Pasifik, hingga Australia untuk transponder C-band dan seluruh Indonesia untuk HTS.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Adi menjelaskan, Roket Long March 3B hanya dapat terbang pada ketinggian 170 km dengan kecepatan 7.100 meter per detik. Kegagalan roket peluncur pada tingkat ketiga ini membuat satelit hancur berkeping-keping.
"Dan kemudian satelit jatuh ke lautan dan tidak bisa diselamatkan sehingga satelit hilang dan tidak bisa digunakan. Seluruh satelit itu diasuransikan secara penuh," kata Adi dalam jumpa pers online yang digelar Kominfo, Jumat (10/4).
Palapa D saat ini dimanfaatkan untuk memberi layanan penyiaran bagi 23 stasiun TV dan 8 radio.
Dengan gagalnya peluncuran Nusantara Dua, maka Indosat selaku pihak yang mengoperasikan Palapa D, akan membuat rencana bisnis berkelanjutan bagi pihak yang memakai jaringan Palapa D. Indosat memutuskan untuk mencari satelit pengganti yang nanti akan dipakai oleh stasiun TV dan radio.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah melaksanakan business contigency plan, yang salah satunya dengan mencari satelit pengganti. Kami akan terus memastikan layanan yang diberikan pelanggan khususnya pelanggan broadcaster penyiaran maupun pelanggan untuk komunikasi, bisa kami layani dengan baik dan tidak terganggu," ujar Bayu Hanantasena, CBO Indosat Ooredoo.
Pada kesempatan yang sama, dia menjelaskan bahwa Palapa D akan memasuki akhir masa hidupnya pada tahun ini.
Ini bukan pertama kalinya Indosat bermasalah dengan Roket Long March 3B. Pada 2009 silam, ketika meluncurkan Palapa D, roket ini mengalami kegagalan parsial tingkat ketiga, dan itu membuat satelit tidak berada di orbit yang telah ditentukan sebelumnya.
Palapa D bisa selamat dan berada di orbit setelah dilakukan misi menaikkan orbit. Caranya, dengan menggunakan pendorong on-board di satelit untuk menaikkan diri ke orbit yang diinginkan. Itulah makanya Palapa D masih bisa beroperasi.
ADVERTISEMENT
Tapi, upaya mendorong Satelit Palapa D ke orbit yang sesungguhnya itu memakan banyak bahan bakar dan mengurangi masa pakainya jadi hanya 10 tahun, dari usia sebelumnya 15 tahun.