Qualcomm Desak Pemerintah Indonesia untuk Segera Tetapkan Frekuensi 5G

22 Agustus 2019 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Qualcomm di pameran teknologi Mobile World Congress 2019. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo Qualcomm di pameran teknologi Mobile World Congress 2019. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Jaringan internet mobile 5G akan segera tiba. Sejumlah negara, seperti AS dan Inggris, telah menetapkan spektrum untuk jaringan penerus 4G itu agar bisa dimanfaatkan oleh manufaktur teknologi hingga operator seluler.
ADVERTISEMENT
Sementara Indonesia saat ini sedang dalam tahap mempersiapkan kebijakan untuk 5G dan spektrumnya. Soal spektrum ini, Indonesia diminta Qualcomm untuk segera menentukan pita frekuensi yang tepat untuk jaringan 5G.
“Dari kami sendiri, kita berharap pemerintah semakin pasti bisa menentukan frekuensi 5G di Indonesia adalah segini, misalnya, apakah 26 GHz, 3,5 GHz, karena 5G itu membutuhkan low, mid, and higher frequency,” beber Nies Purwati, Director Government Affairs for South East Asia & Pasific Qualcomm dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis (22/8).
Nies Purwati, Director Government Affairs for South East Asia & Pasific Qualcomm, dan Shannedy Ong, Country Director Indonesia Qualcomm. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Sebelumnya, layanan 5G di Indonesia memiliki kendala terkait penyediaan pita frekuensi yang lebih rendah. Saat ini, provider telekomunikasi di Indonesia masih menggunakan spektrum tinggi, yakni 28 GHz.
Hal tersebut menyebabkan jaringan 5G hanya dapat dinikmati dalam jangkauan yang kecil. Menurut Direktur Penataan Sumber Daya Direktorat Jenderal SDPPI Kominfo, Denny Setiawan, secara teori pita frekuensi yang tinggi berbanding terbalik dengan cakupannya.
ADVERTISEMENT
“Teorinya, kalau frekuensinya makin tinggi, coverage-nya makin kecil. Tadi kan (jangkauannya) cuma 200-300 meter. Nah, ini artinya perlu investasi yang sangat banyak,” ujar Denny, saat ditemui pada uji coba 5G untuk industri yang dilakukan oleh Smartfren, pada Senin (19/8).
Booth Qualcomm di pameran teknologi Mobile World Congress 2019. Foto: Aditya Panji/kumparan
Pihak Qualcomm sendiri menganggap bahwa ketersediaan spektrum untuk jaringan 5G dapat membuka peluang perkembangan teknologi di Indonesia. Dengan demikian, kita dapat membayangkan munculnya industri-industri baru yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.
“Ketika spektrum telah ditetapkan dan dialokasikan, para pemain industri dapat bekerja lebih lanjut untuk meraih peluang yang dipersembahkan oleh 5G di seluruh vertikal, terutama Industrial Internet of Things (IoT) untuk memicu revolusi industri 4.0,” ujar Shannedy Ong, Country Director Indonesia dari Qualcomm.
ADVERTISEMENT
“5G itu kan secara business model dia akan membuka peluang-peluang baru. Dengan business model terbaru, yang akan menguntungkan bukan cuma consumer based. Bisa juga industrial, enterprise. Jadi, banyak sekali itu peluang-peluang bisnis baru yang akan timbul,” tambahnya.
Shannedy Ong, Country Head Qualcomm Indonesia. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Shannedy juga mengingatkan bahwa jaringan 5G dapat meningkatkan efisiensi. Akibatnya, ongkos produksi akan jauh lebih murah.
“5G itu jauh lebih efisien dibandingkan teknologi sebelumnya. Bayangkan, kalau misalnya kita bisa 10 kali lipat bisa men-take data dalam satu pipa, itu jauh lebih murah,” pungkasnya.