Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ada satu pertanyaan terbesit ketika peluncuran Realme X2 Pro pada Rabu (27/11) di Jakarta. Dengan spesifikasi yang tinggi, kok bisa-bisanya Realme membanderol X2 Pro cuma Rp 7,8 juta? Berbeda dengan smartphone yang menggunakan chipset Snapdragon 855 Plus lain yang kebanyakan di atas Rp 10 jutaan.
Dengan harga tersebut, X2 Pro memang menjadi smartphone termahal di jajaran produk Realme saat ini. Namun, jika dibandingkan dengan merek lain, Realme X2 Pro tergolong murah berdasarkan spesifikasinya.
Realme tak main-main dalam memproduksi X2 Pro. Chipset Snapdragon 855 Plus pada X2 Pro didukung RAM dan memori internal yang besar juga, masing-masing 12 GB dan 256 GB.
Untuk sektor kamera, Realme X2 Pro mengusung empat kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 64 MP, kamera telephoto 13 MP, kamera ultra wide 8 MP, dan depth sensor 2 MP. Sistem kamera belakang ini punya kemampuan 20x hybrid zoom. Sementara itu, kamera depannya beresolusi 16 MP.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa pula ponsel ini punya layar Super AMOLED 6,5 inci beresolusi FHD dengan refresh rate tinggi 90 Hz, fitur NFC, dan pengisian daya SuperVOOC 50 watt yang diklaim dapat mengisi baterai 100 persen dalam 35 menit.
Dijelaskan oleh Felix Christian, selaku Product Manager Realme Indonesia, pihaknya dapat secara cerdas mengatur pengeluaran mereka untuk memberikan harga yang menarik. Salah satu faktor terpenting adalah bahwa mereka tak punya banyak tim, sehingga dapat menekan biaya produksi.
"Sebenarnya logic-nya dari segi manajemen. Kami fokus Realme X2 Pro ke marketing online. Jadinya, kalau kalian melihat sebenarnya yang di-sacrifice adalah tim," jelas Felix, saat ditemui dalam peluncuran X2 Pro, Rabu (27/11).
"Percaya atau tidak, bisa dicari di pasar, apakah tim kami sebanyak mereka dari brand kompetitor lainnya?," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Felix juga menambahkan, pihaknya menerapkan strategi yang berbeda dengan kompetitornya. Alih-alih secara aktif menekan promosi produk mereka, justru Realme mencoba membuat pengguna mereka mencari produknya.
Oleh karena itu, Felix tak setuju jika pihaknya disebut sedang membanting harga seenaknya dan merusak pasar. Pasalnya, jika demikian Realme sudah pasti bangkrut dan tak beroperasi lagi di Indonesia.
"Kalau sengaja menjatuhkan harga, udah setahun kita enggak ada. Jadi, semuanya sudah dipikirkan dari segi tersebut," pungkasnya.