Rencana Meta Bangun Data Center AI Tertunda Gegara Lebah, Kok Bisa?

6 November 2024 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lebah pembunuh. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lebah pembunuh. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Meta berencana membangun infrastruktur data center AI berskala besar, yang dapat beroperasi menggunakan pembangkit nuklir. Sayangnya, proyek ambisius itu terancam tertunda, lantaran diblokade kawanan lebah. Kok bisa?
ADVERTISEMENT
CEO Meta, Mark Zuckerberg mengatakan dalam satu kesempatan bersama sejumlah karyawan bahwa, ada satu spesies lebah hidup dan bersarang di sekitar proyek data center AI Meta. Tidak disebutkan nama proyek atau lokasi yang dimaksud, begitupun spesies lebahnya.
Selain kawanan lebah, Meta juga dihadapkan dengan regulasi di Amerika Serikat yang belum sepenuhnya mengakomodir proyek data center berbasis kecerdasan buatan raksasa Meta.
Meta bukan satu-satunya raksasa teknologi yang menghabiskan banyak biaya untuk membangun infrastruktur AI-nya. Selain Meta, ada Google, Amazon, dan Microsoft yang juga menginvestasikan miliaran di pusat data untuk menjalankan pusat data AI mereka.
Logo Meta, rebranding perusahaan Facebook. Foto: Carlos Barria/Reuters
Bulan lalu, Google mengumumkan kemitraan untuk membeli energi nuklir dari reaktor modular kecil yang akan dibangun oleh Kairos Power. Jika hal ini terealisasi, maka itu akan menjadikan Google, raksasa teknologi pertama yang menyetujui kesepakatan penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir baru.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ada juga Amazon yang menggelontorkan 150 miliar dolar AS untuk pusat data pada tahun 2040, menurut laporan Bloomberg, Maret lalu. Amazon menargetkan meluncurkan sebanyak 240 pusat data baru hingga tahun 2040.
September lalu, Microsoft juga menandatangani kontrak perjanjian pembelian listrik 20 tahun dengan perusahaan energi Constellation untuk menjalankan infrastruktur AI-nya.
Sebagai informasi, di Amerika Serikat, pusat data termasuk infrastruktur AI diperkirakan akan memakan daya 35 GW pada tahun 2040. Angka ini naik dari 17 GW pada tahun 2022, menurut analisis McKinsey.