Review HP Murah Samsung Galaxy A13, Rp 2 Jutaan Dapat Apa?

27 April 2022 10:07 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mari kita bahas anak bawang dari keluarga smartphone Samsung Galaxy A Series keluaran tahun 2022. Tak lain dan tak bukan adalah Samsung Galaxy A13.
Perangkat ini dibanderol hanya dengan Rp 2 jutaan dan menawarkan kamera 50MP, chipset Exynos 850, layar IPS TFT LCD. Perangkat ini membawa Android 12 dengan antarmuka ONEUI Core 4.1.
Sebelum kita mengulas handphone (HP) ini, mari simak bersama spesifikasi dan fiturnya.

Spesifikasi Samsung Galaxy A13

Bodi

Dari segi penampilan depan, bezel bawahnya terasa sedikit lebih tebal. Kamera selfie menempel sebagai waterdrop.
Bingkai samping menyatu dengan bodi belakang, memberi kesan pembeda tersendiri. Bagian ini terbuat dari plastik, dengan tekstur yang lumayan licin.
Ada empat kamera belakang. Tidak seperti saudaranya (Galaxy A33, A53 dan A73), kamera belakang Galaxy A13 tidak memiliki rumah kotak. Empat bulatan menempel langsung di bodi tanpa tonjolan. Ini ada bagusnya, sejauh ini hanya A13 yang memiliki penampilan belakang seperti ini. Unik.
Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Layar yang menampung kamera depan Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Unit kamera utama Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Tombol fisik Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Port dan speaker di Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan

Layar

Pengalaman scroll sosial media dan nonton video berdurasi jangka Panjang di Galaxy A13 ini cukup memuaskan untuk perangkat di kelasnya. Meski hanya display PLS TFT LCD, layarnya terasa cukup cerah dan tajam. Tentu saja kontrasnya tidak bisa dibandingkan dengan AMOLED.
Layarnya memberi pengalaman luas. Resolusi 1080 x 2408 (FHD+) dengan ukuran 6,6 inci. Mungkin bezelnya yang sedikit tebal (~83.2% screen-to-body ratio) adalah minus tersendiri bagi beberapa pengguna, tapi tidak masalah bagi saya.
Dari segi touch screen, tidak ada masalah sama sekali. Termasuk ketika bermain game. Layar ini hanya mendukung refresh rate 60 Hz

Audio

Samsung Galaxy A13 masih membawa 3.5 jack audio. Juga ada Dolby Atmos yang hanya bisa digunakan ketika menggunakan earphone (baik kabel atau bluetooth). Ketika digunakan, Dolby Atmos memperjernih dan memperjelas suara tapi tidak terlalu signifikan.
Speakernya sendiri tidak stereo. Untuk video call dan Zoom, volume dan kualitas audionya tebilang cukup.
Soal mikrofon saya rasa cukup jernih dan cukup jelas. Ketika melakukan panggilan telepon atau video call Zoom, suara saya cukup jelas terdengar lawan bicara.
Samsung A13 juga punya fitur Separate App Sound, aplikasi yang bisa membagi output suara dari aplikasi tertentu dengan output lain, misal speaker eksternal. Jika saya memainkan Spotify dengan speaker eksternal, saya bisa membuka TikTok dan output suara TikTok ada di speaker HP, bukan di speaker eksternal.
Kemudian ada fitur Adapt Sound, yang bisa mengkustom output frekuensi suara berdasarkan kemampuan dengar. Fitur ini akan menguji pengguna frekuensi yang bisa didengar dan tidak. Lalu akan dibuat setting yang menyesuaikan hasil tes tadi. Menurut saya ini juga bagus jika kita menggunakan earphone/headset yang ada error di tunning-nya.

Kamera

Ada empat kamera di Samsung Galaxy A13 ini. Saya akan bahas satu-satu.
Mulai dari kamera utama. Dari resolusinya, memberi ketajaman yang cukup. Kekurangannya ada di dynamic range-nya yang kurang luas. Secara keseluruhan hasil jepretan kamera utamanya terasa cukup baik untuk kelasnya.
Ilustrasi Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
Kamera utamanya beresolusi 50MP wide (f/1.8) dengan fitur PDAF. Kamera ini tidak dilengkapi OIS (Optical Image Stablization). Kamera utama ini tidak dilengkapi dengan fitur Night Mode. Untuk menjepret foto malam, sebenarnya cukup jelas dan berwarna, namun ketajamannya pasti berkurang.
Soal video, tidak ada yang spesial. Kamera ini dapat merekam maksimum di resolusi FHD 30 fps. Fitur auto fokus PDAF bekerja dengan baik. Meski tidak ada OIS, Galaxy A13 merekam cukup stabil jika hanya tangan kita yang bergerak. Jika dibawa merekam sambil berjalan, maka goyangannya akan terasa.
Lanjut ke kamera ultrawide. Kamera ini memiliki field-of-view (FoV) 120 derajat, cakupannya cukup luas namun resolusinya sangat rendah, hanya 5MP. Yang menarik dari kamera ultrawide ini adalah dapat merekam video lebih stabil daripada kamera utama. FoV yang luas memberi kamara ruang untuk cropping buffer, namun saya rasa ini belum sepenuhnya bisa dikatakan EIS.
Fitur pendukung kamera hanya ada Potrait, Panorama, Pro, dan Makanan.
Foto kamera utama Samsung Galaxy A13. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
Foto kamera ultrawide Samsung Galaxy A13. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
Foto malam kamera utama Samsung Galaxy A13. Foto: Rian Ramadhan/kumparan
Foto kamera selfie Samsung Galaxy A13. Foto: Rian Ramadhan/kumparan

Performa

Saya mencoba menginstal Apex Legend Mobile untuk menguji performa perangkat ini. Refresh rate maksimumnya berada di 60 fps. Ketika bermain refresh-nya cukup stabil, namun sedikit lag ketika ada animasi berat.
Resolusi dan grafis mentok di medium (satu tingkat di atas rendah). Dari segi warna, kontras dan eksekusi visual secara umum cukup memuaskan.
Selama satu jam bermain Apex Legend Mobile, baterai menurun sekitar 12 persen dan perangkat tidak terlalu panas.
Minus terbesar dari pengalaman bermain game dengan Galaxy A13 ini bukanlah di grafiknya, namun ketiadaan sensor gyroscope-nya. Untuk bermain game mobile genre FPS, gyro adalah unit yang krusial. Tapi seharusnya gyro bukanlah masalah bagi pemain MMORPG seperti Mobile Legends.
Untuk temperatur, tidak terasa panas yang signifikan bahkan setelah satu jam permainan.
Namun, rasanya Samsung memang tidak menargetkan para penggemar game untuk meminang perangkat murah ini. Jadi, jangan berharap terlalu tinggi soal performa secara keseluruhan. Oh iya, perangkat ini tidak mendukung Genshin Impact.
Ilustrasi Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan

Baterai

Samsung Galaxy A13 didukung baterai 5000 mAh dengan fast charging hanya 15W. Samsung masih baik hati dengan masih menyediakan adaptor atau kepala charger di dalam boks produk ini.
Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam 10 menit untuk mengisi penuh baterai ini dari 5 sampai 100 persen. Sementara ketika digunakan seharian (pagi sampai malam) menghabiskan baterai 60-70 persen. Lumayan!

Fitur

Ada beberapa fitur yang tersedia di Samsung Galaxy A13 dan menurut saya penting. Pertama ada RAM Plus, yang dapat menambah RAM dengan memotong memori internal. Kemudian ada Samsung Knox, software andalan Samsung soal manajemen privasi dan keamanan.
Selanjutnya ada fitur Transkripsi Instan. Di bilah notifikasi, ada toggle transkripsi. Menggunakan fitur ini, pengguna dapat menulis hanya dengan mengucapkan kata-kata, tanpa harus mengetik. Yang uniknya, saya mencoba beberapa kata tidak baku seperti “ngetes”, “GG” dan “bet”, Transkripsi Instan masih bisa menangkap dan menulis kalimat tersebut. Juga, tidak perlu berbicara dekat mikrofon bodi, tidak perlu berbicara pelan-pelan, dan tidak perlu mik eksternal.
Ilustrasi Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan

Minus Terbesar

Sensor finger print terletak di tombol power sisi kanan. Sayangnya, sidik jari sangat sulit terdeteksi. Saya sudah mendaftarkan 3 jari saya, namun ketika membuka kunci tidak ada satupun yang berhasil terdeteksi. Alhasil disuruh menunggu 10 detik, atau diminta memasukkan pola atau pin.
Saya berasumsi mungkin jari saya basah ketika menggunakan finger print di Galaxy A13. Saya coba mendaftarkan ulang 3 jari saya, tapi dilap dengan tisu terlebih dahulu. Hasilnya sama. Sulit terdeteksi. Sulit untuk menggunakan fitur finger print side-mounted bagi pengguna yang tangannya mduah berkeringat.

Takeaways

Menurut saya, harga Rp 2 jutaan yang dibanderol untuk Galaxy A13 worth it untuk ditebus. Keunggulan terbesar dari perangkat ini adalah kameranya yang telah mendukung OIS, desain yang lumayang keren, dan keberadaan adaptor charger dalam paket pembelian. Kebanyakan smartphone Galaxy A Series dewasa ini tidak menyediakan kepala charger dalam paket pembelian, jadi hanya ada kabel USB-C to USB-C.
Baterai sebesar 5000 mAh mampu bertahan lama. Memori internal juga besar, 128 GB. Ini cocok untuk profil pengguna yang memakai smartphone untuk sekadar teleponan, berbalas pesan WhatsApp, dan sesekali YouTube-an.
Tetapi jangan harap ia mendukung untuk memutar game kelas berat. Samsung tidak menargetkan Galaxy A13 untuk para gamer. Ia juga belum mendukung NFC.
Galaxy A13 dapat dibeli dengan harga Rp 2,5 juta untuk versi RAM 4 GB dan memori interal 128 GB, dan Rp 2,7 juta untuk varian RAM 6 GB memori internal 128 GB.
Ilustrasi Samsung Galaxy A13. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan