Review Poco X3 NFC Mid-end Killer, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

3 November 2020 10:06 WIB
clock
Diperbarui 13 November 2020 8:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Brand smartphone Poco dari Xiaomi kali ini tidak datang sebagai flagship killer. Melalui Poco X3 NFC, mereka masuk ke segmen yang lebih terjangkau, mengobrak-abrik segmen menengah, dan digadang-gadang menjadi mid-end killer.
ADVERTISEMENT
Klaim mid-end killer pantas diberikan kepada Poco X3 NFC. Lalu dengan banderol Rp 3,1 juta untuk versi RAM 6 GB / ROM 64 GB, dan Rp 3,6 juta untuk RAM 8 GB / ROM 128 GB, membuat smartphone ini sulit untuk ditolak. Wajib dipertimbangkan buat kalian yang budget-nya pas-pasan.
Dalam paket pembelian Poco X3 NFC, terdapat sejumlah alat pendukung, yang meliputi charger adaptor 33 watt, kabel USB Type-C, casing transparan, kartu garansi, dan buku manual. Yep, tidak ada earphone di sana. Beli sendiri, ya.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Tulisan Poco mengganggu, tapi bisa ditutup pakai casing

Di smartphone ini, Poco ingin menunjukkan dia mau terlepas dari identitas Xiaomi maupun Redmi. Yang paling mencolok dari desainnya adalah kehadiran kamera bulat ukuran besar, dan teks POCO, di bagian belakang. Sungguh, teks Poco ini sangat mengganggu, walaupun ini adalah upaya Poco untuk memperkuat branding. Dia masih mengganggu kalau kita cuma pakai casing transparan bawaan. Cara terbaik untuk menutupinya adalah dengan pakai casing berwarna non-transparan.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumpara
Pada bagian belakang ponsel terdapat dua lapis cat, dan dua lapis tekstur, yang membentang dari bawah hingga atas. Punggung smartphone ini terbuat dari material polikarbonat.
ADVERTISEMENT
Ada banyak komponen yang disematkan Poco pada bagian bingkai X3 NFC. Di sisi bawah menampung port USB Type-C, mikrofon, speaker, dan jack audio 3,5 mm. Yes, kamu bisa menancapkan earphone langsung ke jack audio. Sementara di atas terdapat IR blaster dan earpiece yang juga berfungsi sebagai speaker. Dengan begini, Poco X3 NFC membawa dua speaker. Speaker ini mengeluarkan suara nyaring yang cukup baik, begitupun dengan unsur bass, tetapi tidak begitu asyik untuk treble-nya.
Di sisi kiri ada slot SIM card hybrid, yang berarti kamu harus memilih mau menancapkan dua kartu Nano SIM, atau satu Nano SIM dan satu Micro SD untuk menambah kapasitas penyimpanan.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kemudian pada sisi samping kanan, kita bisa lihat ada tombol volume dan tombol power. Nah, tombol power ini juga berfungsi sebagai fingerprint.
ADVERTISEMENT
Secara umum, Poco X3 NFC adalah smartphone yang terasa solid ketika berada dalam genggaman. Ini bukan smartphone yang besar, tetapi terasa lebar, dan tidak bisa dibilang ramping atau ringan. Nilai plus lain adalah sertifikat IP53 untuk perlindungan debu dan ketahanan terhadap percikan air.

Tombol power sebagai fingerprint

Langkah Poco menyatukan fungsi antara tombol power dan fingerprint, dilakukan untuk menekan budget produksi, yang pada akhirnya akan berdampak pada harga jualnya yang rendah.
Kalau kita memakai ponsel ini tanpa casing, kita bakal merasakan sebuah tekstur yang sangat kasar pada komponen fingerprint. Ibu jari tidak akan terpeleset jika memegangnya. Tetapi jika ponsel dikenakan casing, maka tekstur kasar ini tidak terlalu terasa karena bagian ujung tombolnya setara dengan casing.
ADVERTISEMENT
Sensor sidik jari ini selalu bekerja secara cepat dan akurat. Satu hal penting lainnya, ia mudah untuk dijangkau oleh ibu jari kita.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Refresh rate 120 Hz

Layar Poco X3 NFC berukuran 6,67 inci yang telah dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 5. Resolusinya 1.080 x 2.400 pixels dengan aspek rasio 20:9 dan kerapatan pixel 395 ppi. Layar ini mendukung HDR10, dilengkapi dukungan DRM Widevine L1. Artinya, kita bisa melakukan streaming konten HDR10 dari platform video seperti Netflix hingga YouTube.
Dia masih memakai IPS LCD, tetapi berdasarkan pengalaman, layar IPS di sini tetap menampilkan visual yang baik dan seharusnya bukan jadi suatu kekurangannya.
Keterangan refresh rate 120 Hz adalah hal paling menarik darinya. Namun, ada hal penting yang patut dicatat terkait itu. Ketika kita mengaktifkan pilihan refresh rate 120 Hz, HP ini tidak mengunci refresh rate pada angka tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia bersifat dinamis. Kadang beralih ke refresh rate 60 Hz, sekalipun sudah diset pada pilihan 120 Hz. Kondisi ini tergantung pada aktivitas yang kita lakukan. Jika smartphone menyala dan sedang tidak dipakai, dia akan masuk ke refresh rate 60 Hz. Ketika menjalankan aplikasi tertentu, dia juga bisa masuk ke 60 Hz, dan hal ini yang kadang membuat layar Poco X3 NFC jadi kurang gegas tak seperti respons layar 120 Hz pada umumnya. Refresh rate ini bisa naik turun, tergantung pada kondisi.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Refresh rate 120 Hz akan bertahan jika kita memainkan game kelas berat yang memang membutuhkan sentuhan dan navigasi yang aktual.
Buat pengguna yang terbiasa pakai layar 120 Hz, sifat dinamis refresh rate pada Poco X3 NFC jelas sangat mengganggu. Saat tidak menjalankan aplikasi berat, kita tiba-tiba akan merasakan layar yang bisa dibilang slow respons, dari yang biasanya sangat cepat. Mereka yang sudah terbiasa dengan 120 Hz pasti dapat merasakannya.
ADVERTISEMENT

Performa Snapdragon 732G

Chipset Snapdragon 732G punya octa-core prosesor dengan rincian; dua inti Kryo 470 Gold (Cortex-A76) yang memiliki clock speed 2,3 GHz, dan enam Kryo 470 Silver (Cortex-A55) yang bekerja pada 1,8 GHz.
Poco X3 NFC punya performa yang baik di kelasnya. Dia dapat menjalankan berbagai aplikasi dengan mulus dan mampu mengoptimalkan tampilan HDR. Begitu pun saat dipacu game yang secara umum lancar jaya dilahapnya.
Namun, ada sedikit catat saat bermain game Genshin Impact yang saat ini tengah populer di Indonesia. Poco X3 NFC kurang memberikan pengalaman yang terbaik saat memainkan game Genshin Impact. Pengaturan grafisnya hanya bisa sampai lowest, sehingga animasi tampil terbatas. Walau demikian, dari segi gameplay-nya cukup nyaman.
ADVERTISEMENT
Masalah suhu panas saat dibawa kerja berat saat bermain game bisa diatasi dengan baik, berkat sistem pendingin LiquidCool 1.0 yang bekerja optimal untuk menjaga ponsel tetap dingin. Kinerjanya patut diacungi jempol, membuatnya masuk jajaran smartphone terbaik untuk harga Rp 3 jutaan, di bawah Rp 4 juta.

MIUI 12 (For Poco) dan Android

Poco X3 NFC datang dengan antarmuka MIUI 12 yang didasarkan pada Android 10. Antarmuka ini memakai animasi yang sudah disempurnakan, floating windows atau fitur yang membuat kita bisa buka aplikasi dengan tampilan mengambang, lalu Control Center baru. MIUI tidak mengalami pembaruan besar dibandingkan dengan MIUI 11. Ia hanya mengalami sejumlah penyegaran.
Secara default, MIUI 12 punya app drawer yang secara otomatis akan melakukan kategorisasi fungsi aplikasi. Di sana ada kategori Communication, Entertainment, Photography, Tools, New, and Business. Kita bisa mengedit kategori ini atau bahkan menonaktifkannya sama sekali.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
MIUI 12 juga membawa Control Center baru, di mana kita bisa membaginya jadi dua bagian, yaitu Notification Center dan Control Center. Kalau fitur baru ini diaktifkan, kita bisa memanggil Notification Center dengan cara tarik layar atas ke bawa pada bagian kiri. Sementara untuk Control Center bisa dipanggil dengan menarik ke bawah pada bagian kanan. Ini mirip seperti iPhone.
ADVERTISEMENT
Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini kita bisa masuk ke menu Settings / Display / Control center & Notification shade.
Untuk fitur multitasking tidak banyak berubah. MIUI 12 menampilkan semua aplikasi yang sedang berjalan di latar belakang dalam dua kolom. Kalau melakukan klik dan tahan sebuah aplikasi, di sana tersedia beberapa fitur hebat, mulai dari split screen untuk membuka dua aplikasi sekaligus, atau floating windows untuk membuka aplikasi yang mengambang. Kita hanya bisa membuka satu aplikasi yang mengambang dalam satu waktu.
MIUI juga menawarkan aplikasi Security. Ia membantu untuk memindai malware, mengelola kontak blacklist (blocklist) untuk telepon dan SMS, mengelola atau membatasi konsumsi data, mengelola baterai, membebaskan RAM, hingga ke pengelolaan aplikasi. Untuk pengelolaan aplikasi di Security, kita juga bisa mengelola izin akses aplikasi tersebut pada fitur-fitur yang berkaitan dengan privasi.
ADVERTISEMENT
MIUI juga menyediakan aplikasi bawaan seperti Gallery, Music, Mi Browser, hingga Mi AI, tetapi itu tidak lebih baik dari Google Photos, Spotify, Chrome, dan Google Assistant. Satu hal yang tak boleh dilupakan, adalah ketersediaan aplikasi radio FM di Poco X3 NFC, di tengah sudah mulai banyak smartphone yang meninggalkan fitur ini.
Mode gelap juga sudah ada di sini. Sangat membantu untuk di malam hari agar mata tidak menerima cahaya berlebihan. Selebihnya, kita dapat beradaptasi cukup cepat dalam memakai MIUI. Pun demikian dengan iklan di MIUI yang mau tak mau kita harus beradaptasi jika memakai smartphone dari keluarga Xiaomi. Iklan bisa muncul di sejumlah tempat, termasuk ketika kita membuka aplikasi bawaan Xiaomi.
ADVERTISEMENT

Kamera bagus, setimpal dengan harganya

Modul kamera Poco X3 NFC memiliki 5 lubang yang diset dalam bentuk X. Pada baris atas ada LED flash dan kamera utama, lalu di tengah ada kamera ultrawide, sementara baris bawah memiliki kamera makro dan sensor kedalaman.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Yang paling digadang-gadang oleh Poco pada unit kamera di sini, adalah kamera utamanya yang pakai Sony IMX682 beresolusi 64 MP AI Quad Bayer lensa f/1.9.
Kedua adalah kamera 13 MP dengan lensa f/2.2, lalu ada kamera makro 2 MP f/2.4 yang sayangnya tak memiliki fokus otomatis, dan terakhir, sensor kedalaman 2 MP.
Kemudian di bagian depan ada kamera 20 MP dengan lensa f/2.2.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Aplikasi kamera pada MIUI menampilkan antarmuka yang cukup mudah dipahami. Kita bisa berganti mode mulai dari Pro, Video, Photo, Portrait, dan More. Pengaturan masing-masing mode itu bisa didalami dengan mengklik tombol Settings dengan ikon burger di kanan atas. Mode Pro bisa dipakai untuk mengambil gambar ultra-wide dan makro.
ADVERTISEMENT
Kamera ini bagus untuk dipakai saat kondisi cahaya yang cukup. Diajak foto siang hari, bagus. Untuk low light pun, sebenarnya tidak bisa disebut buruk, asalkan kita aktifkan Night Mode. Detailnya cukup baik. Kontrasnya tinggi, tetapi agak warm. Hasilnya sangat memuaskan untuk HP di harga Rp 3 jutaan.
Memakai Mode 64 MP akan membuat kita harus menahan perekaman foto dalam beberapa detik agar foto resolusi tinggi dapat terekam dengan baik. Ukuran file foto mode ini bisa mencapai 30 MB, Secara kualitas, itu tidak jauh beda dengan foto yang diambil secara default.
Sensor kedalaman 2 MP di kamera belakang dapat menghasilkan gambar portrait yang baik. Pemisahan antara objek dan latar belakang cukup alami, walaupun bukan yang terbaik, tetapi ini sudah lebih dari cukup.
ADVERTISEMENT
Sementara kalau kita pakai kamera ultra-wide, hasil warnanya bagus. Ada distorsi lensa yang tidak terlalu parah. Lalu untuk foto makro, dia bisa menghasilkan gambar yang cukup detail dan noise yang rendah.
Penggunaan Night Mode dapat mencerahkan pemandangan foto pada malam hari. Ini sangat membantu jika kita memotret pada malam hari dengan fitur kamera default yang tidak bagus untuk merekam objek dengan cahaya rendah. Night Mode di Poco X3 NFC meredam noise yang lumayan saat kita memotret di malam hari. Night Mode disarankan untuk dipakai foto saat matahari sudah terbenam.
Foto yang dihasilkan dari kamera selfie 20 MP dapat menyajikan detail yang juga cukup baik, warnanya keluar, dan kontrasnya juga luar biasa. Turut ada fitur portrait untuk foto selfie yang hasilnya cukup baik.
Pengaturan zoom 0,6x kamera default Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Pengaturan zoom 0,6x kamera default Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Pengaturan zoom 1x kamera default Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Pengaturan zoom 2x kamera default Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Pengaturan zoom 0,6x kamera default saat malam hari di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Pengaturan zoom 1x kamera default saat malam hari di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Pengaturan zoom 2x kamera default saat malam hari di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Hasil foto zoom 2x Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Hasil foto Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Foto pemandangan dengan Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Memotret dengan zoom 0,6x di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Memotret dengan zoom 1x di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Memotret dengan zoom 2x di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Memotret bunga dengan Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Foto makanan dengan Poco X3 NFC. Foto: kumparan
dengan Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Foto saat malam hari di luar ruangan dengan pencahayaan cukup. Foto: kumparan
Foto saat malam hari di luar ruangan dengan pencahayaan cukup. Foto: kumparan
Foto selfie di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Foto selfie di Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Mode Portrait di kamera Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Mode Portrait di kamera Poco X3 NFC. Foto: kumparan
Begitu juga dengan hasil videonya yang sangat memuaskan untuk smartphone dengan harga Rp 3 jutaan. Dia menghasilkan video 4K dengan baik untuk smartphone sekelasnya, warnanya akurat, kontrasnya bagus. Video yang dihasilkannya sungguh menyenangkan, lagi-lagi jika dibandingkan dengan harganya. Tetapi jika kita memakai video 4K ultra-wide, detailnya tidak terlalu memuaskan.
ADVERTISEMENT
Fitur EIS atau electronic image stabilization ada untuk kamera utama dan ultra-wide. Dia bisa dipakai pada berbagai resolusi dan frame apa pun. Fitur ini terbukti dapat meredam guncangan saat kita mengambil video dalam keadaan berjalan.

NFC, bisa top-up saldo kartu e-money

ADVERTISEMENT
Ini jelas nilai plus plus bagi Poco X3 NFC. Fitur NFC sangat membantu kita untuk melakukan isi ulang saldo kartu uang elektronik. Tim kumparanTECH sendiri sukses melakukan isi ulang saldo kartu elektronik BCA Flazz.

Baterai

Poco X3 NFC ditenagai oleh baterai besar 5.160 mAh, dan didukung pengisian cepat 33W. Berdasarkan pengalaman, pengisian daya dari 0 persen selama 30 menit membuat baterai terisi 55 persen. Kemudian, pengisian dari 0 persen ke 100 persen butuh waktu 75 menitan. Ini pengisian yang cukup cepat.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pernyataan resmi, Poco mengatakan charger ini dapat mengisi daya Poco X3 NFC sebanyak 62 persen dalam waktu 30 menit dan 100 persen dalam 65 menit.

Kesimpulan

Poco X3 NFC pantas menyandang gelar mid-end killer. Harus diakui dia adalah smartphone kelas menengah yang luar biasa jika kita mempertimbangkan empat hal penting dalam suatu produk: experience, harga, fitur, dan spesifikasi teknis.
Dia memakai chipset yang kuat. Layar refresh rate 120 Hz bersifat dinamis yang membuatnya sering pindah ke 60 Hz dan ini memberi pengalaman kurang gegas saat melakukan navigasi. Tetapi ketika kita membuka aplikasi atau game berat, layar ini bisa konsisten di refresh rate 120 Hz.
Kamera yang disediakan juga bagus. Untuk foto maupun video, dia adalah salah satu yang terbaik di kelasnya. Tetapi ia bisa dibilang biasa saja untuk foto rendah cahaya.
Poco X3 NFC. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Bicara desain, terbilang biasa saja, dan tulisan POCO di bagian belakangnya sungguh mengganggu buat kamu tim tanpa casing. Tetapi secara fungsi, desain smartphone ini patut kita puji karena ia punya fingerprint yang cepat dan berfungsi juga sebagai tombol power. Dia juga punya speaker ganda, di mana speaker atasnya juga berfungsi sebagai earpiece.
ADVERTISEMENT
Harga yang ditawarkan Poco sungguh murah jika melihat nilai lain yang diberikan. Dia dibanderol Rp 3,1 juta dan Rp 3,6 juta. Kalau punya budget pas-pasan yang berada di kisaran itu, Poco X3 NFC sangat disarankan, atau setidaknya patut masuk pertimbangan. Xiaomi mengobrak-abrik harga pasaran smartphone kelas menengah. Lag-lagi mereka membuat semua brand geram dan semakin ingin membunuhnya.