Riset Philips: AI hingga Perawatan Virtual Banyak Diterapkan di Sektor Kesehatan

1 Agustus 2023 18:35 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laporan Philips soal layanan kesehatan masa depan: Future Health Index 2023. Foto: Philips
zoom-in-whitePerbesar
Laporan Philips soal layanan kesehatan masa depan: Future Health Index 2023. Foto: Philips
ADVERTISEMENT
Philips kembali melaporkan hasil riset layanan kesehatan Future Health Index (FHI) khusus kawasan Asia Pasifik (APAC). Riset ini melibatkan hampir 3.000 responden yang mencakup para pemimpin layanan kesehatan dan profesional kesehatan muda di 14 negara, termasuk Australia, Indonesia, dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Hasil menunjukkan, ada model layanan kesehatan baru yang muncul di Asia Pasifik. Layanan kesehatan ini menerapkan teknologi dan data dalam perawatan pasien yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Teknologi ini efektif, bahkan saat sektor ini bergulat dengan permasalahan keuangan dan kekurangan staf yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Selama beberapa dekade, layanan kesehatan diutamakan diberikan di fasilitas terpusat seperti rumah sakit, tetapi laporan terbaru ini menunjukkan bahwa para pemimpin layanan kesehatan di APAC membuat perubahan yang berani saat mereka mengatasi tantangan dalam hal kekurangan staf dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Caroline Clarke, CEO dan Wakil Presiden Eksekutif, Philips APAC.
“Kabar baiknya bagi pasien adalah, model ini mengutamakan mereka. Kami melihat pergeseran menuju model pemberian perawatan terdistribusi di APAC yang menggunakan teknologi dan data kesehatan digital yang cerdas dan terkoneksi untuk mendekatkan perawatan kepada pasien, di rumah atau di komunitas, di mana pun mereka berada, kapan pun-di mana pun.” imbuhnya.
ADVERTISEMENT

Tingkatkan efisiensi dan efektivitas

Laporan in juga mengungkapkan, adopsi model perawatan baru akan dapat membantu para pemimpin layanan kesehatan di kawasan ini dalam mendorong cara kerja yang efisien dan berkelanjutan.
Dua pertiga (66%) pemimpin layanan kesehatan dan profesional layanan kesehatan muda mengatakan bahwa mereka memiliki perlengkapan yang baik untuk bekerja efektif dengan model perawatan baru.
63% lainnya percaya bahwa perawatan berbasis teknologi dapat terimplementasi secara ramah lingkungan dan berkelanjutan. Keyakinan ini mendapat skor lebih tinggi dari rata-rata global masing-masing 59% dan 57%.
Penelitian juga mengungkap dampak positif di sektor moral dan retensi staf. 58% profesional kesehatan di Asia Pasifik berharap model perawatan baru ini dapat menciptakan work-life balance para staf yang lebih baik. 56% lainnya, menganggap teknologi, berkontribusi terhadap kepuasan kerja yang lebih besar ketimbang model perawatan kesehatan tradisional.
ADVERTISEMENT
Model perawatan baru ini juga berkontribusi pada peningkatan kepatuhan dan kedisiplinan pasien terhadap pengobatan sebanyak 44%, serta edukasi pasien yang lebih baik sebanyak 36%. Di sektor efisiensi (waktu tunggu yang lebih singkat, lonjakan pasien yang datang), kolaborasi dengan komunitas lokal untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan yang lebih maju secara teknologi (semuanya 35%) juga dilihat sebagai manfaat utama model perawatan baru ini.

Pentingnya AI, data, perawatan virtual, dan pelatihan

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
Adopsi model pemberian perawatan baru di APAC didukung oleh peningkatan investasi dalam teknologi kesehatan digital dan perluasan perawatan virtual ke lebih banyak area ekosistem perawatan kesehatan.
Hampir tiga perempat (74%) pemimpin layanan kesehatan berencana untuk berinvestasi di AI dalam tiga tahun ke depan.
Negara yang berminat investasi itu, antara lain: Singapura (84%), diikuti oleh Indonesia (76%) dan Australia (63%). Mereka berminat pada teknologi yang bisa memprediksi hasil seperti:
ADVERTISEMENT
Para pemimpin layanan kesehatan di kawasan ini juga beralih ke model layanan kesehatan terdistribusi yang memprioritaskan perawatan kapan saja di mana saja di luar rumah sakit dengan memperluas perawatan virtual ke lebih banyak area ekosistem layanan kesehatan.
Setengah (51%) dari pemimpin layanan kesehatan APAC mengatakan bahwa fasilitas mereka telah memberikan dukungan perawatan intensif atau kritis secara virtual dan 42% mengatakan mereka berencana untuk melakukannya di masa depan, sementara 62% pemimpin layanan kesehatan di wilayah tersebut mengatakan bahwa mereka saat ini mampu memberikan perawatan akut di rumah secara virtual atau melalui kunjungan langsung, dan 31% berencana untuk melakukannya di rumah sakit tiga tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Bicara soal cara baru perawatan medis, lebih dari setengah (58%) pemimpin perawatan kesehatan dan profesional perawatan kesehatan yang lebih muda di APAC, setuju bahwa pelatihan yang tersedia, memberikan keterampilan yang diperlukan kepada staf perawatan kesehatan.
Hampir sepertiga dari pemimpin layanan kesehatan menentukan keterampilan interpretasi data (29%) dan kemauan staf untuk mengadopsi teknologi baru (29%). 44% tenaga kesehatan profesional muda setuju bahwa mereka membutuhkan pelatihan yang lebih baik tentang teknologi baru agar merasa mampu untuk merawat pasien lebih baik.
Mereka pun berharap memiliki akses ke teknologi yang lebih canggih untuk membantu diagnosis (41%) dan dapat mengurangi tanggung jawab administratif (40%) dalam perawatan pasien.

Teknologi digital untuk peningkatan layanan

Laporan Philips Future Health Index 2023. Foto: Philips
Laporan Philips ini juga mencatat, para pemimpin layanan kesehatan APAC berada di garis depan dalam penggunaan teknologi untuk mengatasi kekurangan staf yang menjadi masalah industri kesehatan global.
ADVERTISEMENT
Dua pertiga (67%) dari mereka (vs 56% secara global) sudah menggunakan, atau berencana menggunakan, teknologi kesehatan digital untuk mengurangi dampak kekurangan tenaga kesehatan. Para pemimpin di Indonesia (77%) dan Singapura (75%) secara khusus fokus pada hal ini.
Ada tiga teknologi teratas yang jadi topik menarik sebagai jalan keluar persoalan kekurangan staf, menurut para pemimpin APAC. Pertama adalah teknologi berbasis cloud yang berguna mendukung akses informasi dari lokasi mana pun (44%).
Kedua yakni solusi teknologi yang terhubung dengan pengaturan di luar rumah sakit (37%), serta teknologi alur kerja seperti, PACS, catatan kesehatan digital, otomatisasi aliran pasien (35%).
Tenaga medis profesional muda, mengidentifikasi mereka berada di garis depan (iimplementasi) AI (39%). Mereka lebih suka tempat kerja yang bisa menawarkan model pemberian perawatan dengan banyak opsi atau metode perawatan yang bervariasi (33%).
ADVERTISEMENT
Fitur chatbot memberikan pasien jawaban atas: pertanyaan dasar medis (33%), fleksibilitas data perawatan kesehatan antara rumah sakit dan praktik (28%) dan kemampuan untuk mengakses kemampuan diagnostik dari lokasi mana pun (26%).

Strategi multi-cabang menuju industri yang lebih ramah lingkungan

Laporan Philips Future Health Index 2023. Foto: Philips
Keberlanjutan menjadi prioritas tinggi untuk industri layanan kesehatan APAC, tetapi kurangnya akses ke teknologi yang tepat (43%), kurangnya standarisasi di seluruh industri (37%), dan minat yang tidak memadai dari staf (32%) dianggap sebagai tantangan yang menghalangi para pemimpin layanan kesehatan APAC untuk mengimplementasikan inisiatif keberlanjutan mereka.
Untuk mengatasinya, para pemimpin setuju untuk menciptakan percontohan bisnis guna mengimplementasikan inisiatif ini (42%) dan berbagi contoh praktik terbaik (38%) adalah kuncinya.
Selain itu, mereka juga percaya bahwa bekerja dengan atau berkonsultasi dengan pihak ketiga untuk menyampaikan atau mendukung program keberlanjutan dan merekrut lebih banyak staf dengan keterampilan khusus (masing-masing 35%) akan bermanfaat untuk memenuhi ambisi keberlanjutan mereka.
ADVERTISEMENT
“Ekosistem perawatan kesehatan yang cerdas dan berkelanjutan dengan solusi digital yang mendefinisikan kembali pengalaman perawatan yang berpusat pada manusia dan pekerjaan para profesional perawatan kesehatan akan menjadi masa depan. Kami senang dapat bekerja sama dengan mitra layanan kesehatan kami untuk memelopori dekade berikutnya dalam perawatan pasien,” ujar Clarke.
“Selain memberikan inovasi yang tepat dan pelatihan terkini yang diperlukan untuk membuka potensi penuh perawatan kapan saja di mana saja, kami juga menyadari bahwa solusi, praktik, dan infrastruktur ramah iklim penting untuk membangun masa depan yang berkelanjutan bagi industri kami," imbuhnya.
Philips telah bekerja dengan mitranya di APAC pada model bisnis baru dan terlibat dalam kemitraan strategis jangka panjang untuk berinovasi dalam pemberian perawatan.
ADVERTISEMENT
Ini termasuk mendukung sistem kesehatan APAC dalam mengembangkan smart hospital yang dapat mengintegrasikan manusia, data, dan teknologi untuk mencapai:
Menyadari bahwa layanan, peningkatan, inovasi dan praktik berkelanjutan, serta pelatihan dan pendidikan adalah kunci keberhasilan transformasi digital jangka panjang, Philips menawarkan rangkaian sistem, perangkat pintar, perangkat lunak, dan layanan yang terintegrasi dan komprehensif, untuk mengatasi masalah khusus yang dihadapi oleh penyedia layanan kesehatan dan pada akhirnya membantu membuka jalan menuju transformasi digital.