Roket Long March 3B China: Biang Masalah Satelit Palapa D dan Nusantara Dua

10 April 2020 19:15 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roket Long March 3B yang membawa Satelit Nusantara Dua. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Roket Long March 3B yang membawa Satelit Nusantara Dua. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Indosat Ooredoo boleh trauma dengan Roket Long March 3B buatan China. Roket inilah yang jadi biang kerok masalah bagi satelit mereka di masa lalu, Palapa D, dan Satelit Nusantara Dua di masa kini.
ADVERTISEMENT
Kegagalan Roket Long March 3B kemarin adalah yang paling bikin pusing karena membuat Satelit Nusantara Dua gagal total mengangkasa. Sementara pada Palapa D, roket tersebut mengalami kegagalan parsial tapi beruntung satelitnya masih bisa diselamatkan.
Long March 3B adalah roket tiga tahap yang diperkenalkan pada 1996 oleh China. Ia diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang (Xichang Satellite Launch Center/XSLC) di Provinsi Xichang, China.

Satelit Nusantara Dua

Pada Kamis (9/4) malam kemarin, roket ini gagal membawa Satelit Nusantara Dua ke orbit pada proses peluncuran tingkat ketiga di angkasa. Long March 3B hanya dapat terbang pada ketinggian 170 km dengan kecepatan 7.100 meter per detik.
Di tahap ini, salah satu roketnya tidak menyala, sehingga satelit gagal masuk ke orbit yang ditentukan. Di saat itu pula, satelitnya yang masih berada di dalam kapsul, hancur berkeping-keping.
ADVERTISEMENT
"Dan kemudian satelit jatuh ke lautan dan tidak bisa diselamatkan sehingga satelit hilang dan tidak bisa digunakan. Seluruh satelit itu diasuransikan secara penuh," kata Adi dalam jumpa pers online, Jumat (10/4).
Satelit Nusantara Dua yang digarap Great Wall Industry Corporation, di Beijing, China. Foto: PSN
Nusantara Dua dimiliki oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS), yang merupakan perusahaan patungan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Indosat Ooredoo, dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS).
Satelit senilai 200 juta dolar AS itu dibuat oleh China Great Wall Industry Corporation, dengan kapasitas 20x36 MHz transponder C-band FSS dan 9.5 gigabits per second (Gbps) HTS, yang mencakup wilayah seluruh Indonesia, Asia Pasifik, hingga Australia untuk transponder C-band dan seluruh Indonesia untuk HTS.
Seharusnya, Satelit Nusantara Dua menempati slot orbit 113 Bujur Timur (BT) untuk menggantikan Satelit Palapa D yang beroperasi sejak 2009 dan masa pakainya berakhir Juli 2020.
ADVERTISEMENT

Satelit Palapa D

Ini bukan pertama kalinya Indosat bermasalah dengan Roket Long March 3B. Pada 2009 silam, ketika meluncurkan Palapa D, roket ini mengalami kegagalan parsial yang juga terjadi pada tingkat ketiga, dan itu membuat satelit tidak berada di orbit yang telah ditentukan sebelumnya.
Palapa D bisa selamat dan berada di orbit setelah dilakukan misi menaikkan orbit. Caranya, dengan menggunakan pendorong on-board di satelit untuk menaikkan diri ke orbit yang diinginkan. Itulah makanya Palapa D masih bisa beroperasi.
Tapi, upaya mendorong Satelit Palapa D ke orbit yang sesungguhnya itu memakan banyak bahan bakar dan mengurangi masa pakainya jadi hanya 10 tahun, dari usia sebelumnya 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Usia Palapa D itu sendiri sekarang sudah 11 tahun. Oleh karenanya, sekarang sudah waktunya untuk Satelit Nusantara Dua menggantikan Palapa D. Apa daya, Nusantara Dua gagal mengorbit gara-gara Long March 3B yang dulu juga membawa masalah bagi pendahulunya.

Solusi dari Indosat

Dengan gagalnya peluncuran Nusantara Dua, maka Indosat selaku pihak yang mengoperasikan Palapa D, akan membuat rencana bisnis berkelanjutan bagi pihak yang memakai jaringan Palapa D. Indosat memutuskan untuk mencari satelit pengganti yang nanti akan dipakai oleh stasiun TV dan radio.
"Kami sudah melaksanakan business contingency plan, yang salah satunya dengan mencari satelit pengganti. Kami akan terus memastikan layanan yang diberikan pelanggan khususnya pelanggan broadcaster penyiaran maupun pelanggan untuk komunikasi, bisa kami layani dengan baik dan tidak terganggu," ujar Bayu Hanantasena, CBO Indosat Ooredoo.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, dia menjelaskan bahwa Palapa D akan memasuki akhir masa hidupnya pada tahun ini.
Logo Indosat Ooredoo. Foto: Aditya Panji/kumparan
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mengatakan telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk memanfaatkan satelit milik perusahaan telekomunikasi BUMN guna menopang kebutuhan jaringan satelit di Indonesia. Besar kemungkinan, satelit milik Telkom juga akan dimanfaatkan.
Plate bilang Palapa D saat ini dimanfaatkan untuk memberi layanan penyiaran bagi 23 stasiun TV dan 8 radio.
Di sisi lain, Kominfo juga janji membantu Indosat dan PSN untuk melobi di organisasi telekomunikasi internasional, International Telecommunication Union (ITU), agar slot orbit 113 BT tetap dimanfaatkan oleh Indonesia.