Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rudiantara: Ada 12 Institusi Lapor Ransomware WannaCry ke Pemerintah
19 Mei 2017 7:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Serangan global ransomware WannaCry pada 12 Mei lalu lalu meninggalkan luka di beberapa perusahaan di seluruh dunia karena data penting mereka tidak bisa dibuka dan harus mengandalkan data cadangan. Indonesia, menjadi salah satu negara yang ikut terkena dampak dari virus penyandera dokumen dalam komputer tersebut.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, setidaknya ada 12 institusi yang melapor dan terverifikasi oleh pemerintah akibat terserang ransomware WannaCry.
"Institusi yang diserang ada rumah sakit, Samsat, perusahaan swasta, perkebunan, pelayaran, perguruan tinggi, dan dinas Pemda yang mengurusi kependudukan. Kerugiannya kecil, tidak signifikan," kata Rudiantara, saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (18/5).
Sebelumnya, telah diketahui rumah sakit yang menjadi korban WannaCry adalah Rumah Sakit Dharmais di Jakarta. Sementara untuk perguruan tinggi adalah perpustakaan di Universitas Jember. Namun, Rudiantara tidak mengungkap nama-nama institusi lainnya.
Hingga saat ini, Rudiantara mengatakan saat ini dunia siber belum sepenuhnya bersih dari virus ransomware WannaCry.
"Kalau dikatakan 100 persen bersih, belum. Tapi, kalau 99 persen, bolehlah, karena masih ada saja yang gentayangan," kata Rudiantara.
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus memantau perkembangan dari ransomware tersebut. Menurut Rudiantara, sekarang jumlah perangkat yang masih terinfeksi WannaCry ada di bawah 1.000, berkurang drastis dari angka 300 ribu di serangan awal.
Untuk mencegah komputer terserang ransomware ini, pengguna harus melakukan Windows Update ke versi terbaru, juga melakukan pembaruan sistem keamanan seperti Windows Defender atau antivirus dari pihak ketiga. Lebih baik lagi jika pengguna komputer selalu melakukan backup data secara berkala ke media penyimpanan offline maupun online (cloud computing).
Selain itu, pengguna juga harus berhati-hati ketika berselancar internet, terutama ketika melihat file mencurigakan yang dikirim lewat attachment email, atau mengunduh serta membuka file di link tertentu.
Langkah-langkah ini lebih baik dilakukan, karena serangan ransomware tersebut sangat merugikan, apalagi jika ada dokumen penting yang terkunci akibat virus tersebut. Pengguna nantinya akan diminta uang tebusan untuk membuka kunci itu, yang jumlahnya pun tidak sedikit.
Serangan ransomware WannaCry pun cukup parah menyerang Inggris, di mana ada 16 rumah sakit yang lumpuh operasionalnya akibat dokumennya terkunci virus tersebut. Virus ini menyusup ke celah keamanan Windows yang jika menginfeksi satu komputer, maka ia bisa berkembang menginfeksi komputer lain dalam jaringan tersebut.
Baca juga: Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang Ransomware WannaCry Ada di Sini
ADVERTISEMENT