Rudiantara Siap Bantu GOJEK Ekspansi ke Filipina

9 Januari 2019 16:39 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gojek. (Foto: Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Gojek. (Foto: Reuters/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Perusahaan transportasi online GOJEK terus melanjutkan langkah ekspansinya ke sejumlah negara Asia Tenggara. Setelah layanannya resmi beroperasi di Vietnam dan Singapura, kini giliran Filipina yang akan menjadi target pasar baru GOJEK.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti Vietnam dan Singapura, langkah ekspansi GOJEK di Filipina berjalan kurang mulus. Badan Pengatur Perhubungan Darat di Kementerian Perhubungan Filipina (Land Transportation Franchising and Regulatory Board/ LTFRB) menolak keberadaan perusahaan yang didirikan oleh Nadim Makarim, Kevin Aluwi, dan Michaelangelo Moran, itu di Filipina.
Kabar penolakan GOJEK di Filipina ini sampai ke telinga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia berkata, pihaknya akan turun tangan membantu perusahaan transportasi online tersebut, karena pemerintah disebutnya punya kewajiban untuk mendorong perkembangan bisnis lokal beroperasi di luar negeri.
“Pemerintah akan bantu terus GOJEK having presence in other countries,” ujar Rudiantara. “Indonesia mau masuk ke mana, saya datengin, saya teleponin, kita mendorong. Kita 'kan juga bangga.”
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan sambutan dalam acara "Transformasi Robotics menuju Revolusi Industri 4.0" di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (15/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara memberikan sambutan dalam acara "Transformasi Robotics menuju Revolusi Industri 4.0" di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Sabtu (15/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Menteri yang akrab disapa Chief RA itu juga mendukung penuh kerja sama antara negara anggota ASEAN untuk bahu-membahu mengembangkan startup di regional. Ia mengimbau seluruh negara anggota untuk lebih terbuka terhadap kehadiran startup digital dari masing-masing negara.
ADVERTISEMENT
“Terus terang saya itu melobi counterpart saya di Filipina untuk membuka unicorn Indonesia having presence in their country. Saya juga terbuka. Kan mereka juga punya unicorn. Masuk Indonesia oke saya terima saya fasilitasi, tapi tolong you juga fasilitasi unicorn Indonesia di negara Anda,” tegas RA.
“Kalau kita sesama negara ASEAN tidak mau saling membantu, orang lain dari regional lain yang akan masuk ke ASEAN,” lanjutnya.
Penolakan GOJEK di Filipina
Terganjalnya ekspansi GOJEK di Filipina diungkap oleh Ketua LTFRB Martin Delgra. Ia berkata, penolakan ini dikarenakan GOJEK tidak memenuhi persyaratan kepemilikan modal asing yang cukup untuk beroperasi di sana.
Layanan transportasi online Gojek. (Foto: Go-Jek Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan transportasi online Gojek. (Foto: Go-Jek Indonesia)
Pemerintah Filipina membatasi kepemilikan saham asing untuk bisnis tertentu maksimal 40 persen. Sementara Velox Technology Philipines Inc., unit bisnis GOJEK di Filipina, sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan besutan CEO Nadiem Makarim.
ADVERTISEMENT
"Jika mereka ingin tetap beroperasi dan banding, itu adalah pilihan mereka. GOJEK tidak memenuhi persyaratan yang sesuai dengan aturan kami," ungkap Delgra dilansir Reuters.
Sementara sang kompetitor GOJEK, Grab, justru sudah lebih dahulu beroperasi di Filipina. Grab, melalui unit bisnis lokalnya MyTaxi.PH Inc., mampu memenuhi aturan batas kepemilikan modal asing seperti yang diminta pemerintah setempat.