Rugi, Aplikasi Streaming Video Hooq Bakal Tutup

27 Maret 2020 22:35 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan streaming Hooq. Foto: Hooq
zoom-in-whitePerbesar
Layanan streaming Hooq. Foto: Hooq
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan penyedia streaming video Hooq Digital terancam tutup. Manajemen perusahaan dan pemegang saham telah mengajukan likuidasi sukarela di Singapura setelah dinilai gagal tumbuh dengan cepat, gagal meraih profit berkelanjutan, dan tak sanggup menutupi biaya operasional juga produksi yang terus naik.
ADVERTISEMENT
Nasib Hooq akan ditentukan dalam rapat umum pemegang saham beserta para kreditor pada 13 April 2020. Pemegang saham dan dewan direksi telah menunjuk Lim Siew Soo dan Brendon Yeo Sau Jin sebagai likuidator yang mengawasi operasional perusahaan selama masih berjalan untuk sementara waktu.
Hooq Digital merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Singapore Telecommunication Ltd (Singtel), Sony Pictures Television, dan Warner Bros Entertainment, yang didirikan pada 2015. Aplikasi ini beroperasi di Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, dan India, yang jumlah penggunanya diklaim mencapai 80 juta. Netflix, dari Amerika Serikat, adalah pesaing besar Hooq.
"Penyedia konten global dan lokal semakin maju, biaya konten tetap tinggi, dan kemauan konsumen berkembang di tengah persaingan yang semakin meningkat," kata Hooq, dilansir Business Times.
ADVERTISEMENT
“Karena perubahan ini, model bisnis yang layak untuk platform distribusi OTT yang independen menjadi semakin ditantang. Akibatnya, Hooq belum mampu tumbuh cukup untuk memberikan pengembalian berkelanjutan atau menutupi biaya konten yang meningkat dan biaya operasinal berkelanjutan dari platform distribusi OTT yang independen," lanjut sang juru bicara.
Ilustrasi nonton film dengan pacar. Foto: Shutter Stock
Singtel menguasai kepemilikan saham tidak langsung Hooq sebesar 76,5 persen. Singtel berharap likuidasi ini tidak memiliki dampak material pada aset perusahaan.
Di Indonesia sendiri, Hooq menjalin kerja sama dengan sejumlah operator telekomunikasi termasuk Smartfren dan Telkom untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Perusahaan menerapkan sistem bundling dari pembelian paket kuota internet operator seluler, tetapi kesulitan untuk meraih pendapatan dari biaya langganan yang dibayar langsung oleh pengguna.
ADVERTISEMENT
Hooq juga menjalin kerja sama agar pengguna dapat mengakses konten video dari aplikasi Grab.