Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, waralaba roti Tous les Jours menuai kontroversi setelah salah satu cabang toko mereka melarang konsumen membuat kue dengan ucapan yang bertentangan dengan syariat Islam. Dalam foto yang viral di jagat maya, terlihat ada larangan penulisan ucapan hari besar agama selain Islam di kue Tous les Jours.
ADVERTISEMENT
Akibat foto tersebut, Tous les Jours dituduh tak toleran. Pihak perusahaan sendiri sudah mengklarifikasi bahwa aturan tersebut bukanlah aturan resmi yang dikeluarkan manajemen mereka.
Namun, kontroversi Tous les Jours tersebut sudah terlanjur viral di media sosial. Netizen di Indonesia pun kemudian ramai-ramai mengkritik Tous les Jours di toko aplikasi Google Play Store.
Sayangnya, ungkapan kemarahan para netizen ini salah sasaran. Mereka ternyata menyerbu aplikasi Tous les Jours yang berbeda. Serangan ini jadinya salah sasaran.
Dari pantauan kumparan, aplikasi Tous les Jours yang diamuk netizen berbeda dengan target mereka. Perbedaan utama dapat dilihat dari perbedaan logo Tous les Jours yang dimaksud dengan aplikasi tersebut.
Selain logo, kita juga dapat melihat bahwa kedua Tous les Jours ini punya cara penulisan yang berbeda. Tours Les Jours toko roti dan kue konsisten menuliskan 'TOUS les JOURS' dalam setiap nama mereka, sedangkan aplikasi ini menuliskan nama mereka tanpa huruf kapital selain untuk huruf depan.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir, tentu kita dapat melihat deskripsi aplikasi tersebut. Dalam aplikasi 'Tous les jours' yang diamuk netizen, mereka mendeskripsikan diri sebagai 'toko wewangian yang menawarkan aroma unik' yang ditulis dalam bahasa Prancis.
Dalam hal ini, netizen Tanah Air salah menargetkan kritikan, atau amukan mereka, untuk aplikasi yang berbeda. Alih-alih mengritik Tous les Jours si toko kue, mereka mengamuk di lapak Tous les Jours yang menjual parfum asal Prancis.
Mungkin ada satu pesan yang terselip dalam kasus lucu ini: Jangan mengamuk jika malas membaca.