Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Satelit Merah Putih 2 Bisa Jadi Backbone Penanganan Bencana di Indonesia
22 Februari 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menitDirektur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan bahwa satelit ini berbeda dengan satelit lain yang dimiliki perusahaan. Merah Putih 2 memiliki kemampuan dalam menghadirkan konektivitas di daerah pelosok maupun di kawasan maritim.
“(Satelit Merah Putih 2) ini peruntukan utamanya adalah untuk menambah membantu perluasan konektivitas broadband di indonesia terutama di daerah terpencil termasuk laut,” kata Ririek dalam konferensi pers di Cape Canaveral, Florida, AS, Rabu (21/2).
Karena kemampuannya dalam menjangkau wilayah laut dan daerah terpencil, satelit ini memiliki potensi turut andil dalam meningkatkan ketahanan, kedaulatan siber dalam negeri. Salah satunya ia bisa berfungsi sebagai backhaul dalam membantu penanganan bencana yang terjadi remote area.
Backhaul sendiri merupakan jaringan utama pengantar akses telekomunikasi, yang nantinya mampu terhubung dengan sub-jaringan seperti menara BTS dalam infrastruktur darat.
“Terkait dengan peran satelit di dalam (dunia) siber, ketika terjadi bencana baik kemanusiaan maupun alam, maka untuk konektivitas, (satelit ini bisa menjadi) the last resource,” kata Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd. Rauf.
“Bagi negara seluas indonesia dan juga karena demografi yang menantang karena (negara) kepulauan, menurut kami memiliki satelit sendiri akan memberikan benefit lebih bagi bangsa kita,” tambahnya.
Satelit Merah Putih 2 memiliki kapasitas transmisi data lebih dari 32 Gbps yang bisa menjangkau seluruh area Indonesia. Satelit ini rencananya akan beroperasi secara komersial pada April 2024 mendatang, setelah sukses meluncur dengan roket Falcon 9 milik SpaceX pada Selasa (20/2) waktu setempat atau Rabu (21/2) WIB.
Selain sebagai backhaul, satelit ini akan mendukung layanan bisnis seperti internet trunking, cellular backhaul, telemedicine, video conferencing, corporate VSAT network, VoIP, sampai multimedia over IP. Wahana ini akan menempati slot orbit 113 derajat Bujur Timur (113°BT) milik Indonesia.
Total dana investasi yang dikucurkan untuk pembangunan satelit ini mencapai Rp 3,5 triliun. Satelit ini memakan waktu 1 tahun dan dibangun sejak tahun 2021.