Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Satelit Merah Putih 2 Telkom Sudah Masuk Slot Orbit 113 BT
18 Maret 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Telkom menjelaskan, IOT terdiri atas proses antenna mapping serta tes performa payload agar ia bisa berkomunikasi dengan stasiun pengendali Telkomsat di Cibinong, Jawa Barat.
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, menargetkan satelit ini bisa beroperasi secara komersial pada awal April 2024. "Kalau bisa, kami juga berupaya agar dia beroperasi full lebih cepat pada akhir Maret ini," kata Bogi, dalam diskusi terbatas yang dihadiri kumparanTECH di Jakarta, Jumat (15/3).
Ada tiga alasan utama Telkom meluncurkan Satelit Merah Putih 2. Yang pertama, kata Bogi, Indonesia negara kepulauan yang sejumlah lokasinya sulit untuk dibangun infrastruktur telekomunikasi darat. Oleh karena akses telekomunikasi di sana perlu ditopang oleh satelit.
Kedua, Telkom perlu mempertahankan slot orbit 113 derajat BT agar jangan sampai lepas ke pihak atau negara lain. "Orbital slot kalau sudah dikuasai oleh negara lain, sangat sulit untuk berpindah. Kita harus mempertahankan orbital slot milik Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT
Alasan ketiga, satelit dipandang sebagai infrastruktur telekomunikasi yang sangat strategis untuk ketahanan dan kedaulatan negara. Contohnya, ketika terjadi bencana, dan infrastruktur telekomunikasi darat lumpuh, maka pemerintah dapat mengaktifkan satelit untuk menopang akses telekomunikasi di sana.
Satelit Merah Putih 2 merupakan satelit berteknologi High Throughput Satellite (HTS) yang berarti ia bisa mengantarkan data dengan cepat. Dengan kapasitas 32 Gbps, dia membawa transponder aktif yang terdiri dari frekuensi C-Band dan Ku-Band yang akan menjangkau seluruh area Indonesia.
Telkom memanfaatkannya sebagai backhaul untuk mendorong pemerataan akses internet di Indonesia. Backhaul sendiri, dalam ekosistem telekomunikasi, merupakan jaringan utama pengantar akses telekomunikasi, yang akan terhubung dengan sub-jaringan seperti menara BTS dalam infrastruktur darat. Kemampuannya berguna untuk menyediakan akses internet di remote area.
ADVERTISEMENT
Telkom meluncurkannya pada 21 Februari 2024 dari Cape Canaveral, Florida, AS, menggunakan roket Falcon 9 buatan SpaceX. Perakitannya digarap oleh Thales Alenia Space asal Prancis.
Satelit ini didesain dengan masa operasi 15 tahun. Ia akan dioperasikan oleh Telkomsat, anak usaha Telkom, dari stasiun pengendali utama satelit (Master Control Station) yang berada di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Apabila ada kendala yang bersifat force majeure, satelit bisa dikontrol di stasiun cadangan (backup control station) yang berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Total dana investasi yang dikucurkan untuk pembangunan satelit ini mencapai Rp 3,5 triliun, yang pembangunannya dilakukan sejak tahun 2021.
ADVERTISEMENT