Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Satelit Nusantara Dua Gagal Mengorbit, Roket China Pembawanya Meledak di Angkasa
9 April 2020 21:53 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan resminya, PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) selaku pemilik Satelit Nusantara Dua, mengungkapkan bahwa roket pada awalnya dapat meluncur dengan baik, tetapi terjadi anomali ketika memasuki tahap pelepasan roket tingkat tiga, sehingga terjadi ledakan di udara dan satelit hancur berkeping-keping.
PSNS sendiri merupakan perusahaan joint venture antara PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Indosat Ooredoo, dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS) yang dibentuk sejak 2017 untuk menandatangani pembelian satelit Nusantara Dua.
Meski begitu, PSNS mengaku satelit Nusantara Dua yang diluncurkan menggunakan roket buatan China itu telah dilindungi oleh asuransi.
"Nusantara Dua telah dilindungi oleh asuransi yang sepenuhnya memberikan perlindungan atas risiko peluncuran dan operasional satelit," ujar Presiden Direktur PSNS, Johanes Indri Trijatmodjo, dalam siaran pers yang diterima kumparanTECH, Kamis (9/4).
ADVERTISEMENT
Satelit Nusantara Dua yang memiliki kode Palapa-N1 awalnya diluncurkan untuk menggantikan satelit Palapa D di 113 Bujur Timur (BT) untuk melayani kebutuhan akses internet broadband dan layanan broadcasting kualitas tinggi di Indonesia.
Dengan kapasitas 30 x 36 Mhz transponder C-Band FSS dan 9.5 gigabits per second (Gbps) HTS, satelit Nusantara Dua diproyeksikan dapat mencakup wilayah seluruh Indonesia, Asia Pasifik, hingga Australia untuk transponder C-Band dan seluruh Indonesia untuk HTS.
Dahulu kala, roket Long March 3B juga sempat bermasalah ketika membawa Satelit Palapa D pada tahun 2009. Roket ini mengalami kegagalan parsial tingkat ketiga, dan itu membuat satelit tidak berada di orbit yang telah ditentukan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Palapa D bisa selamat dan berada di orbit setelah dilakukan misi menaikkan orbit. Caranya, dengan menggunakan pendorong on-board di satelit untuk menaikkan diri ke orbit yang diinginkan. Itulah makanya Palapa D masih bisa beroperasi.
Namun, upaya mendorong Satelit Palapa D ke orbit yang sesungguhnya itu memakan banyak bahan bakar dan mengurangi masa pakainya jadi hanya 10 tahun, dari usia sebelumnya yang bisa mencapai 15 tahun. Belum diketahui kapan satelit pengganti Nusantara Dua ini akan diproduksi dan diluncurkan lagi.