Satelit Pemerintah Disiapkan untuk Internet Sekolah dan Puskesmas

20 Februari 2017 19:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Satelit di luar angkasa (Foto: Wikimedia Commons)
Untuk meningkatkan kecepatan internet dan memberi fasilitas telekomunikasi di tempat publik di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berencana membangun dan meluncurkan sebuah satelit yang dimiliki oleh pemerintah. Skema pendanaan pembangunan dan pengoperasian satelit ini akan menggunakan Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), seperti yang diterapkan Kemkominfo dalam proyek pembangunan serat optik Palapa Ring untuk memberi akses telekomunikasi ke seluruh desa dan kabupaten. Dalam situs Kemkominfo, harga satelit ini diprediksi bakal mencapai 400 juta dolar atau Rp 5,32 triliun yang bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan. Pertama, satelit HTS (High-Throughput Satellite) tersebut bakal memiliki kemampuan akses data mencapai 100 GB per detik untuk Internet atau 4G LTE. Selain untuk akses 4G, satelit ini juga akan digunakan untuk kebutuhan lain pemerintah seperti membantu jaringan fasilitas pelayanan publik di daerah-daerah terpencil, seperti puskesmas dan sekolah. "Pemerintah menyiapkan untuk memiliki satelit. Satelitnya High-Throughput Satellite (HTS). Kalau yang sekarang satelit milik Indonesia, seperti Telkom, Indosat, PSN, BRI, semuanya itu kan untuk komunikasi, C-Band, Ku-Band. Kalau nanti (pemerintah) untuk kecepatan internet tingkat tinggi," jelas Rudiantara di sela-sela diskusi Forum Telco Editor di Jakarta, Senin (20/2). Sejauh ini, Kemkominfo belum mengungkap spesifikasi teknis transponder dan fitur lain yang bakal diaplikasikan pada satelit tersebut. Rudiantara berkata penggarapan satelit ini nanti akan menggelar proses tender untuk menentukan siapa pemenang sekaligus pihak yang berhak mengoperasikannya. Langkah ini, disebut Rudiantara, bakal masuk proyek strategis nasional (PSN).
ADVERTISEMENT
Proses tender pengadaan satelit pemerintah rencananya bakal digelar pada kuartal ketiga 2017 dan pengumuman pemenang bakal dilakukan pada 2018 untuk kemudian diatur metode pendanaan. Untuk proses manufaktur, Rudiantara memprediksi butuh waktu antara 36 sampai 48 bulan guna merancang sampai dengan memproduksi satelit tersebut di luar negeri. Indonesia sendiri, saat ini mengoperasikan sekitar empat satelit telekomunikasi oleh pihak swasta. Satelit itu adalah Indostar II/Cakrawarta II yang dioperasikan MNC Sky Vision, kemudian Palapa D oleh Indosat, BRIsat oleh Bank BRI. Indonesia juga memiliki satelit Telkom 2 yang dioperasikan perusahaan telekomunikasi milik negara Telkom. Sebentar lagi, Telkom 2 bakal digantikan oleh Telkom 3S yang baru saja diluncurkan dan sekarang dalam proses mengorbit.
ADVERTISEMENT