Satelit Satria-1 Sukses Mengorbit di Atas Langit Papua, Kapan Sebar Internet?

31 Oktober 2023 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1. Foto: Thales Alenia Space
zoom-in-whitePerbesar
Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1. Foto: Thales Alenia Space
ADVERTISEMENT
Satelit Nusantara Tiga, atau dikenal Satelit Republik Indonesia 1 (Satria-1), akhirnya memasuki orbitnya di atas langit Papua dengan selamat pada Senin (30/10). Ini sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Satria-1 diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), pada Juni 2023 lalu. Satelit kini sudah memasuki orbit Geostasioner dan mengorbit di 146° Bujur Timur, atau berada tepat di atas Pulau Papua dengan ketinggian lebih dari 36.000 km di atas permukaan Bumi.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso, mengatakan Satria-1 telah berhasil melalui Electrical Orbit Raisin (EOR). EOR merupakan proses satelit melakukan pergerakan secara berkala menggunakan sistem pendorong untuk menuju ke orbit yang ditentukan.
"Untuk itu kami sangat bersyukur Satria-1 sampai dengan sukses di orbit 146° Bujur Timur setelah diluncurkan pada 18 Juni 2023, dan telah berhasil melakukan EOR menuju posisi orbitnya," ujar Adi dalam pernyataan resmi, Selasa (31/10). "Deployment ketiga antena satelit sebagai salah satu tahapan kritis juga telah dilalui dengan baik."
ADVERTISEMENT
Adi menambahkan, pihaknya akan segera memulai uji coba komunikasi atau communication payload. Target pengujian dijadwalkan rampung pada akhir November 2023.
PSN bakal lanjut menggelar uji coba secara keseluruhan, dengan harapan Satria-1 bisa beroperasi penuh pada Desember 2023. Keberhasilan Satria-1 mengorbit di atas Papua menjadi pencapaian penting karena bisa segera menghadirkan koneksi internet yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Satelit Satria-1 lepas dari wahana yang diluncurkan roket Falcon 9 untuk terbang menuju slot orbit di posisi 146 derajat Bujur Timur di atas Pulau Papua. Foto: SpaceX
Di lain pihak, Direktur Operasional PSN sekaligus Wakil Project Director SNT (Satelit Nusantara Tiga), Heru Dwikartono, mengatakan saat ini Satria-1 akan menjalani tahapan pra-operasional lainnya, yang secara intensif bakal masuk sesi integrasi dan pengujian segmen satelit dan segmen ruas Bumi.
“Pada segmen satelit, SNT harus memastikan terlebih dahulu hasil pengetesan akhir untuk menyatakan bahwa satelit berada dalam kondisi nominal setelah fase orbit raising. Setelah memasuki fase Final Insertion dan Electrical Station Keeping (ESK) pertama, satelit akan menjalani tahapan In-Orbit Testing (IOT) pada 6 November untuk memeriksa performanya, terutama buat subsistem payload,” kata Heru.
ADVERTISEMENT
“Setelah berakhirnya IOT, SNT akan menjalani proses integrasi dengan sistem ground dan ujicoba End-to-End agar siap beroperasi.”
PSN Group, melalui konsorsium SNT, menyiapkan 11 Stasiun Bumi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seluruh pengujian pada infrastruktur pendukung ruas bumi seperti pengujian stasiun bumi (gateway), jaringan komunikasi, dan lain-lain ini merupakan tahapan penting yang dapat memastikan beroperasinya Stasiun Bumi dengan baik dan terhubung dengan satelit.
Adapun seluruh rangkaian pengujian terkait infrastruktur pendukung ruas Bumi telah dilalui dengan baik dan siap untuk mendukung beroperasinya Satria-1. 11 Stasiun Bumi difungsikan untuk memantau sekaligus mengontrol satelit dengan Stasiun Bumi yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, menjadi stasiun kontrol satelit utama dan pusat operasi jaringan (Network Operation Center).
ADVERTISEMENT
Satelit Republik Indonesia 1 atau Satria-1. Foto: Thales Alenia Space
Sementara itu, stasiun kontrol satelit cadangan (Back-Up Satellite Control Center) berada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Stasiun Bumi lainnya akan difungsikan sebagai gateway antara lain berlokasi di Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Satria-1 adalah satelit dengan teknologi mutakhir Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia dengan total kapasitas 150 Gbps yang diproyeksikan menjadi satelit yang dapat membantu program transformasi digital di Indonesia.
“Setelah dipastikan semuanya berfungsi dengan baik, satelit Satria-1 akan digunakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (BAKTI Kominfo) untuk memberikan layanan internet bagi daerah-daerah di seluruh penjuru Indonesia,” akunya.