Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Satelit Surya-1 Buatan Indonesia Lepas dari ISS Mulai Mengorbit Keliling RI
6 Januari 2023 17:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Satelit ini menetap di ISS setelah meluncur dari Bumi pada 26 November 2022 lalu kemarin menggunakan roket SpaceX.
Satelit SS-1 adalah satelit buatan dalam negeri yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Surya , bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA). Dulu kita mengenalnya dengan nama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Proyek ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), PT Pudak Scientific, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan pemangku kepentingan lainnya.
Peluncuran dan pelepasan SS-1 ke orbit juga tak lepas dari peran United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) dan Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). Pada Februari 2018, Tim SS-1 mengikuti sayembara program KiboCUBE yang diinisiasi oleh kedua organisasi antariksa tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada Agustus 2018, Tim SS-1 diumumkan menjadi pemenang pada sayembara tesebut sehingga memperoleh slot peluncuran Nanosatelit dari International Space Station (ISS).
"Sejak awal pengembangan proyek SS-1, kami telah banyak dibantu oleh para periset teknologi satelit. Melalui bimbingan ini juga, desain satelit kami dapat bersaing dengan cubesat internasional lainnya sehingga kami memenangkan sayembara Kibo-Cube dan kami memperoleh slot peluncuran dari ISS,” ungkap Surya Satellite-1 Project Leader, Setra Yoman Prahyang.
“Kami juga bersyukur mendapatkan akses ke fasilitas pengujian BRIN, seperti vibration test, vacuum test dan thermal test. Keterlibatan BRIN dalam pengembangan proyek kami sangatlah esensial."
Surya Satellite-1 masuk kategori satelit nano atau cubesat. Satelit ini punya dimensi yang kecil (10×10×11 cm) dengan berat tak sampai 10 kilogram.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan teleskop lain yang langsung mengorbit selepas dari roket. Cubesat biasanya dibawa dengan misi kargo ke ISS dan kemudian dilepas oleh astronaut melalui modul ISS. Dengan metode ini, satelit tidak membutuhkan pendorong tambahan sehingga irit tempat.
SS-1 akan akan mengelilingi Bumi di orbit rendah Bumi (low Earth orbit/LEO), di ketinggian 400 hingga 420 kilometer dengan inklinasi 51,7 derajat. Surya Satellite-1 akan mengitari Indonesia sebanyak empat hingga lima kali sehari.
Satelit untuk mitigasi bencana dan kedaruratan
Surya Satellite-1 punya misi sebagai Automatic Packet Reporting System, yang berfungsi sebagai media komunikasi via satelit dalam bentuk teks singkat. Teknologi ini dapat dikembangkan untuk mitigasi bencana, pemantauan jarak jauh, dan komunikasi darurat.
“Izinkan saya mengucapkan selamat kembali atas kerja sama ini, dan (Universitas Surya) menjadi universitas pertama di Indonesia yang berhasil membuat sebuah CubeSat,” kata Niklas Hedman, Acting Director UNOOSA.
ADVERTISEMENT
“Universitas Surya dipilih pada 2018 sebagai satu dari dua pemenang ronde ketika KiboCUBE.”
Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, juga mengucapkan selamat atas berhasilnya Surya Satellite-1 terbang di orbit mengitari Bumi.