Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Satelit Telkom 1 Berusia 18 Tahun, Sudah Waktunya Pensiun
27 Agustus 2017 11:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Akhir pekan ini, siaran televisi nasional sempat terganggu, lalu ribuan ATM mengalami offline. Penyebab terganggunya layanan konsumen itu jawabannya ada di luar angkasa sana, pada sebuah satelit Telkom 1 yang usia efektifnya sudah tidak muda lagi.
Berbicara mengenai Telkom 1, tentu saja ini dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi Telkom Indonesia. Satelit geosinkron ini telah diluncurkan sejak 4 Agustus 1999, melalui roket Ariane-42P yang dibangun oleh perusahaan Arienespace. Peluncurannya dilakukan di Kourou, Guyana Prancis.
Usia Telkom 1 dapat dikatakan telah uzur. Dia sudah 18 tahun. Menurut pengamat telekomunikasi, Heru Sutadi, usia efektif sebuah satelit ideal rata-ratanya adalah 15 tahun. Itu berarti Telkom 1 seharusnya sudah berhenti beroperasi sejak 2014 lalu.
"Usia satelit rata-rata 15 tahun. Tapi kalau sewaktu peluncuran tidak ada kendala dan selama operasional aman, bisa nambah beberapa tahun, tapi kalau misal di awal ada kendala, dan saat operasional ada kendala maka akan berkurang pula umurnya," kata Heru kepada kumparan (kumparan.com) pada Sabtu (26/8).
Heru menambahkan, layanan telekomunikasi di satelit yang telah berumur sudah seharusnya dipindahkan ke satelit terbaru agar tidak terjadi kendala yang tidak diinginkan, mulai dari kehabisan tenaga, hilang sinyal, hingga lepas dari orbit.
"Perlu ada upaya dan aksi mitigasi menghadapi masalah ini dengan memindahkan jalur komunikasi ke satelit lainnya," tambah Heru.
ADVERTISEMENT
Langkah yang diusulkan oleh Heru, saat ini sedang dilakukan oleh Telkom. Badan usaha milik negara ini sejak kemarin mulai mengalihkan pelanggan transponder satelit Telkom 1, ke transponder milik satelit Telkom 3s yang diluncurkan tahun 2017, dan ke beberapa satelit lain.
Langkah ini harus dilakukan Telkom sebagai bentuk tanggung jawab kepada pelanggan setelah Telkom 1 mengalami anomali sehingga menyebabkan pergeseran pointing antena satelit dan menyebabkan layanan transponder Telkom 1 terganggu.
Heru berkata jika merujuk dari pernyataan resmi Telkom, maka ia memprediksi Telkom 1 masih berada dalam orbit. "Sebenarnya kalau seperti itu tinggal tilting antena secara remote saja. Hanya worst case perbaikan pointing tidak bisa dilakukan remote sehingga arah antena tetap salah dan komunikasi tidak bisa dilakukan," ujar Heru.
Telkom sendiri saat ini juga mengoperasikan dua satelit lainnya, yaitu Telkom 2 dan Telkom 3s. Telkom 2 diluncurkan tahun 2005 dan diproyeksi pensiun tahun 2021. Sementara Telkom 3s adalah pengganti Telkom 3 yang gagal mengorbit 2012 lalu.
ADVERTISEMENT
Telkom 1 Tidak Keluar Orbit
Vice President Public Relations Telkom, Arif Prabowo, memastikan Telkom 1 tidak keluar orbit dan masih bisa dikendalikan dari Stasiun Pengendali Utama di Cibinong, Jawa Barat. Satelit dengan bobot 2.763 kilogram itu sejatinya diposisikan pada 108 derajat Bujur Timur.
Sampai Sabtu sore, Telkom masih bekerja melakukan pemulihan layanan Telkom 1 bersama Lockheed Martin Commercial Space Systems selaku pihak perakit. Sampai saat ini Telkom dan Lockheed Martin masih melakukan investigasi atas gangguan yang terjadi.
Lockheed Martin merancang Telkom 1 dengan model satelit A2100A yang mendukung berbagai aplikasi telekomunikasi, termasuk lalu lintas digital berkecepatan tinggi yang kompatibel dengan aplikasi VSAT (Very Small Aperture Terminal). Ia juga dikonfigurasi dengan transponder 24 C-Band dan 12 extended C-Band.
Semua teknologi satelit tersebut dimaksudkan dapat memenuhi segala kebutuhan akan layanan telekomunikasi di Indonesia pada waktu itu, memberikan jangkauan ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Asia Tenggara dan Australia bagian utara.
ADVERTISEMENT
Anomali pada Telkom 1 telah menghambat siaran Net TV dan ANTV. Khusus ANTV, dipindahkan basis siarannya ke Satelit Palapa D yang dioperasikan Indosat Ooredoo. Hambatan komunikasi berbasis VSAT juga terjadi hingga membuat offline ribuan ATM, dengan rincian 4.700 ATM BCA yang terdampak, 2.000 ATM Bank Mandiri, 1.500 ATM BNI, dan 300 ATM BRI.
Riant Nugroho, mantan komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, menyarankan Telkom seharusnya memakai satelit yang lebih baru karena lebih baik dari sisi teknologi. Jika Telkom 1 diluncurkan pada 1999, Riant berkata pemakaian efektifnya maksimal berakhir di tahun 2015.
Mungkin ini memang waktu yang tepat bagi Telkom untuk merelakan kepergian Telkom 1, lalu beralih mengandalkan Telkom 2 dan Telkom 3s yang punya teknologi telekomunikasi jauh lebih baik.
ADVERTISEMENT