Sekolah di Amerika Serikat Ikut Untung dari IPO Snapchat

6 Maret 2017 15:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Logo Snapchat dalam pameran TechFair di LA. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Snapchat dalam pameran TechFair di LA. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo)
Langkah penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) oleh perusahaan Snap disertai dengan kejutan terencana yang dirasakan sejumlah kecil orang setelah mereka menjual saham perusahaan itu dan dibeli laris-manis oleh para investor baru di lantai bursa. Pihak-pihak yang kaya mendadak itu adalah para pendiri, karyawan awal, investor, dan di sana juga ada sebuah sekolah menengah atas. IPO Snap yang mengelola aplikasi Snapchat itu berjalan mulus dengan meroketnya harga saham per lembarnya yang awalnya 17 dolar AS menjadi 24,48 dolar AS. Sebanyak 44 persen saham Snap laku terjual dan valuasi perusahaan meningkat jadi 28,3 miliar dolar AS pada 2 Maret 2017 di bursa New York Stock Exchange (NYSE). Di samping para petinggi perusahaan seperti Evan Spiegel, Bobby Murphy, Timothy Sehn, Imran Khan, dan beberapa investor, ternyata sebuah sekolah bernama SMA Saint Francis di Mountain View, Amerika Serikat, ikut mendapat untung besar berkat IPO yang diadakan Snap. Sekolah itu merupakan salah satu investor pertama Snap saat perusahaan baru memulai kiprahnya pada 2012 silam. Saat itu, sekolah tersebut menginvestasikan dana sebesar 15 ribu dolar AS atau setara Rp 200 juta. Angka yang dikucurkan SMA Saint Francis itu melambung tinggi saat IPO. Menurut Mashable, sekolah ini menjual dua per tiga dari sahamnya untuk mendapatkan dana 24 juta dolar AS (setara Rp 320,6 miliar). "Investasi sekolah ini di Snap, di mana pagi ini telah diumumkan selesainya dilaksanakan IPO, telah memberikan pemasukan yang signifikan bagi kami," ujar Simon Chiu, Kepala Sekolah SMA Saint Francis. Mantan kepala sekolah Saint Francis yang menjadi bagian dalam investasi pada 2012 tersebut, Kevin Makley, mengaku tidak menduga hal ini akan terjadi. "Kami tidak memiliki ekspektasi tinggi saat itu. Kami bersama-sama memutuskan yang kami lakukan itu akan menjadi sebuah investasi kecil. Jadi, kami melakukannya," ujar Makley, dilansir CNN. Kabarnya, SMA Saint Francis akan menggunakan dana itu untuk perencanaan strategis seperti merekrut sumber daya manusia baru dan membuat edukasi agama Katolik menjadi lebih mudah diakses.
ADVERTISEMENT