WhatsApp: Hacker Pakai Spyware Paragon buat Bajak HP Jurnalis

3 Februari 2025 18:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Whatsapp. Foto: Reuters/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Whatsapp. Foto: Reuters/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
WhatsApp mendeteksi upaya peretasan smartphone milik penggunanya, yang memanfaatkan aplikasi mata-mata (spyware) asal Israel, Paragon. Aksi pembajakan itu diklaim telah digagalkan.
ADVERTISEMENT
Aplikasi pesan milik Meta mengatakan serangan terjadi pada akhir tahun lalu. Handphone (HP) milik 90 orang, termasuk jurnalis dan masyarakat sipil, menjadi target hacker.
Para peretas disebut mengundang targetnya ke dalam grup WhatsApp. Kemudian, penjahat siber akan mengirim file PDF berbahaya yang dirancang untuk membajak smartphone korban.
Hingga kini, belum diketahui detail lokasi para target dan apakah peretasan tersebut berhasil atau tidak. WhatsApp mengaku telah memberi tahu penggunanya yang terdampak.
"WhatsApp akan terus melindungi kemampuan orang untuk berkomunikasi secara pribadi," kata juru bicara perusahaan, mengutip Bloomberg.
Ilustrasi spyware. Foto: Shutter Stock
Spyware merupakan teknologi kontroversial yang dapat membobol akses ke HP dari jarak jauh dan memantau pesan enkripsi tanpa sepengetahuan pemiliknya. Teknologi ini sering digunakan oleh pemerintah negara tertentu untuk mengawasi aktivis hak asasi manusia, jurnalis, dan pengkritik rezim.
ADVERTISEMENT
NSO Group, pengembang spyware Pegasus asal Israel, pernah disanksi AS pada 2021 gegara aplikasinya sering digunakan untuk peratasan.
Meski fungsi platformnya mirip dengan Pegasus, Paragon berupaya keras membedakan diri dengan perusahaan spyware lainnya. Mereka mengeklaim teknologinya hanya dijual kepada pemerintah di negara demokratis untuk memberantas kejahatan berat.
Paragon saat ini sedang mendapatkan sorotan. Sebab, mereka baru saja diakuisisi oleh firma ekuitas swasta AS, AE Industrial Partners, dalam kesepakatan senilai 900 juta dolar AS pada Desember 2024 lalu.
Paragon dan AE Industrial Partners belum mengomentari tuduhan WhatsApp ini.
"Selama ini, Paragon memiliki reputasi sebagai perusahaan spyware yang lebih 'baik' dan tidak terlibat dalam pelanggaran yang jelas. Namun, pengungkapan terbaru WhatsApp menunjukkan hal yang berbeda," kata Natalia Krapiva, penasihat hukum senior di grup hak digital Access Now.
ADVERTISEMENT
"Pelanggaran seperti ini bukan hanya kesalahan individu, tetapi sudah menjadi bagian dari industri spyware komersial."
Sebelumnya, WhatsApp pernah menggugat NSO Group karena aplikasi Pegasus-nya menargetkan lebih dari 1.400 pengguna mereka. Pengadilan di Distrik Utara California memutuskan NSO bersalah atas peratasan dan pelanggaran kontrak terhadap WhatsApp pada akhir tahun lalu.