Selama WFH, Banyak Karyawan Malah Nonton Video Porno saat Kerja

12 Mei 2020 8:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nonton video porno. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nonton video porno. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona memunculkan budaya kerja baru yang membuat para karyawan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Dalam riset yang dibuat oleh perusahaan anti-virus Kaspersky, terungkap bahwa ternyata banyak karyawan yang berusaha mencari pola kerja baru di tengah WFH.
ADVERTISEMENT
Uniknya, dalam riset yang berjudul "How COVID-19 changed the way people work," ditemukan bahwa 51 persen para karyawan yang mengaku lebih banyak menonton konten dewasa atau bisa disebut pornografi selama WFH.
Temuan itu cukup mengkhawatirkan bagi perusahaan. Hampir 18 persen karyawan menonton pornografi itu di perangkat yang disediakan oleh perusahaan. Sementara 33 persen lainnya menonton konten dewasa di perangkat pribadi mereka yang juga digunakan untuk bekerja.
Fakta ini juga memunculkan bahaya keamanan siber karena bisa jadi, situs web pornografi yang dikunjungi itu belum tentu terbebas dari malware. Oleh karenanya, ada bahaya bagi perusahaan yang perangkat atau emailnya dipakai karyawan untuk mengakses layanan pornografi macam ini.
Ilustrasi Bekerja Foto: Unsplash
Kebiasaan lain yang muncul saat WFH, adalah 55 persen karyawan mengatakan mereka membaca berita lebih banyak dibandingkan saat sebelum memulai bekerja dari rumah. Dan, 60 persen di antaranya menggunakan perangkat yang sama untuk bekerja.
ADVERTISEMENT
Para karyawan juga mulai menerapkan kebiasaan menggunakan layanan pribadi mereka untuk tujuan pekerjaan sehingga meningkatkan risiko potensial dari peretasan, karena khawatir ada informasi sensitif yang diungkap tanpa sengaja. Temuan terbaru 42 persen karyawan menggunakan akun email pribadi untuk hal-hal terkait dengan pekerjaan, dan 49 persen mengakui penggunaannya meningkat ketika WFH.
Keadaan itu berpotensi menyebabkan infeksi malware jika karyawan tidak memperhatikan sumber berita dan situs web yang mereka kunjungi, kemudian email pribadi yang kemungkinan besar mudah diretas, serta tautan atau link menonton konten porno juga berisiko.
Chief Information Security Officer di Kaspersky, Andrey Evdokimov, mengatakan kebebasan akses yang diberikan kepada para karyawan bisa membahayakan keamanan perusahaan. Oleh karenanya dibutuhkan aturan khusus, dan sejumlah sistem keamanan yang kuat seperti pengunaan VPN (Virtual Private Network).
ADVERTISEMENT
"Penting untuk menemukan keseimbangan antara kenyamanan pengguna, kebutuhan bisnis, dan keamanannya. Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus menyediakan akses ke layanan berdasarkan pada prinsip hanya menyediakan minimal, hak istimewa yang diperlukan, mengimplementasikan VPN dan menggunakan sistem perusahaan yang aman dan disetujui," jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, kumparan Senin (11/5).
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga menjadi hal penting. Riset Kaspersky menemukan hampir 31 persen karyawan mengatakan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada sebelumnya. Namun, 46 persen mengatakan mereka menghabiskan jumlah waktu lebih banyak untuk kegiatan pribadi.
Ilustrasi Hacker. Foto: Shutterstock
Penelitian ini dilakukan oleh lembaga penelitian Toluna di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Prancis, Italia, Spanyol, Jerman, Swedia, Rusia, Meksiko, Brasil dan Kolombia, dan survei tanggapan dikumpulkan dari 9 hingga 18 April 2020. Sebanyak 6.017 orang menjadi responden dalam riset ini dan semua dipekerjakan penuh waktu atau paruh waktu.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keamanan perangkat saat digunakan untuk WFH.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.