Sempat Diguncang Investor, Jack Dorsey Tetap Jadi CEO Twitter

10 Maret 2020 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jack Dorsey, pendiri dan CEO Twitter. Foto: Anushree Fadnavis/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Jack Dorsey, pendiri dan CEO Twitter. Foto: Anushree Fadnavis/Reuters
ADVERTISEMENT
Jack Dorsey dipastikan tetap menjabat sebagai CEO Twitter. Keputusan ini diambil setelah perusahaan media sosial tersebut mencapai kesepakatan dengan investor mereka, Silver Lake dan Elliott Management.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu dewan direksi Twitter, Patrick Pichette, Dorsey bakal tetap memimpin Twitter di masa mendatang. Meski demikian, perusahaan bakal secara reguler mengevaluasi kepemimpinan Dorsey dan membentuk komite dewan temporer yang bakal dipimpin langsung olehnya.
"Untuk terus memastikan tata kelola yang kuat, kami senang dapat membuat komite dewan sementara yang akan membangun evaluasi reguler kami terhadap struktur kepemimpinan Twitter," jelas Pichette, dalam pernyataan resmi, Senin (9/3).
"Komite ini, yang akan saya pimpin, akan memberikan pandangan baru pada berbagai struktur kami, dan melaporkan temuan kepada dewan kami secara berkelanjutan," sambungnya.
Ilustrasi Twitter. Foto: REUTERS/Kacper Pempel
Melalui kesempatan yang sama, Twitter mengumumkan investasi baru senilai 1 miliar dolar AS dari Silver Lake. Perusahaan media sosial tersebut juga menjelaskan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Elliott Management, firma investasi yang saat ini memiliki 4 persen saham di Twitter.
ADVERTISEMENT
Melalui kesepakatan ini, Twitter bakal menambah tiga orang di jajaran direksi mereka. Dua orang masing-masing terdiri dari perwakilan Silver Lake dan Elliott Management, sedangkan satu orang lagi bakal diumumkan perusahaan di masa depan.

Dorsey mau dilengserkan

Sebelumnya, posisi Dorsey sebagai CEO Twitter terancam dalam dua pekan terakhir. Menurut laporan Reuters, para investor Twitter tak sepaham dengan Dorsey mengenai bagaimana perusahaan media sosial tersebut dijalankan.
Pada akhir Februari 2020, misalnya, Elliott Management mengkritik Dorsey karena menjadi CEO di dua perusahaan yang diperdagangkan secara publik. Selain jadi CEO di Twitter, Dorsey juga diketahui menjadi CEO di Square, sebuah perusahaan pembayaran mobile yang dia dirikan.
CEO Twitter, Jack Dorsey. Foto: Chris Wattie/Reuters
Menurut laporan Reuters, Elliott dan sejumlah investor lain berpendapat bahwa setiap perusahaan mestinya memiliki satu CEO yang bekerja secara penuh.
ADVERTISEMENT
Selain masalah kepengurusan entitas bisnis, keinginan Dorsey menghabiskan waktu di Afrika selama enam bulan pada tahun ini juga menjadi pertimbangan lain Elliott, seperti dilaporkan CNBC. Keputusan Dorsey tersebut menjadi tantangan berat bagi Twitter yang pada tahun 2020 ini sedang menghadapi isu penanganan hoaks virus corona, pelecehan, bullying, hingga kampanye pemilu AS yang telah di depan mata.
Twitter sendiri menjadi contoh dari perusahaan teknologi AS yang tidak dikontrol oleh pendirinya. Meski Dorsey merupakan salah satu pendiri sekaligus CEO Twitter, dia hanya menguasai 2 persen saham perusahaan tersebut. Hal ini membuat dirinya sangat berpotensi untuk dilengserkan oleh investor aktivis seperti Elliott Management.