Senja Kala TV Analog: Masihkah Masyarakat Indonesia Menonton Televisi?

2 November 2022 7:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menonton tv jadul. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton tv jadul. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pengalaman menonton televisi (TV) tak akan lagi sama. Itu karena, bintik semut yang biasanya muncul di layar akan lenyap seiring dengan suntik mati TV analog per 2 November 2022. Mari ucapkan selamat datang di era TV digital.
ADVERTISEMENT
Jadi, era TV digital menawatkan gambar yang sangat jernih dan bebas semut. Teknologinya mampu menghasilkan gambar high definition. Layanan ini pun tetap free to air alias gratis. Yang membedakan hanyalah dari sisi tekonologinya.
Meski begitu, keberadaan internet kini mengubah banyak hal. Termasuk cara masyarakat mengkonsumsi informasi. TV bukanlah satu-satunya medium untuk mendapatkan informasi maupun entertainment.
Infografik Serba-Serbi TV Digital. Foto: kumparan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, persentase penduduk Indonesia yang menonton TV menurun dalam tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2021, persentasenya turun sebesar 3,25 persen sejak tahun 2018. Ini juga menjadi angka pemakaian televisi terendah dalam 12 tahun terakhir.
Cara BPS mendata orang yang menonton televisi adalah dengan survei. Mereka yang menjadi respondens ditanya apakah menonton televisi atau tidak dalam seminggu terakhir. Data ini tidak memperhitungkan soal spent time atau durasi menonton program TV.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari klasifikasi jenis kelamin penggunaan TV saat ini, persentasenya tidak jauh berbeda. Proporsi penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yang menonton TV hanya lebih rendah 1,68 persen dibandingkan perempuan.
Di sisi lain, usia 5 hingga 17 tahun jadi proporsi yang paling banyak menonton TV selama tahun 2021. Sedangkan yang paling sedikit menonton TV adalah mereka yang lansia yang tercatat berumur 6o tahun lebih.
Selain mengklasifikan persentase pengguna TV berdasarkan umur dan jenis kelamin, data dari BPS juga membaginya sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditamatkan masyarakat pada tahun 2021.
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan berbanding lurus dengan aktivitas mengakses televisi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan, maka semakin besar pula persentase menonton siaran televisi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BPS juga mencatat tentang frekuensi menonton TV. Mulai dari frekuensi menonton TV menurut jenis kelamin, usia, hingga kelompok pengeluaran.

Jenis kelamin

Usia

Disabilitas

Kelompok pengeluaran

Dari data frekuensi akses dan pembagian berdasarkan kelompok tertentu, ternyata rata-rata frekuensi akses TV di Indonesia pada tahun 2021 masih cukup tinggi. Angka menonton TV dalam waktu 7 hari terakhir masih ada di atas 70 persen.
Reporter: Tri Vosa Ginting