Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
ADVERTISEMENT
Insiden ledakan vape yang mengancam nyawa penggunanya kembali terjadi. Sebuah perangkat rokok elektrik yang digunakan remaja bernama Austin Burton seketika meledak di mulutnya sehingga mengakibatkan luka yang cukup parah.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sang ayah bernama Kailani Burton membelikan seperangkat alat vape untuk membantu anaknya, Austin (17), berhenti dari kebiasaan merokok. Tak disangka hal itu malah berujung petaka.
Insiden ini terjadi pada suatu hari di bulan Maret 2018. Kala itu, Kailani dan istrinya yang sedang bersantai di ruang keluarga mendengar suara dentuman dari ruangan lain.
Mereka segera berlari ke sumber suara hingga menemukan Austin bersimbah darah di bagian mulutnya. “Dia berdarah banyak sekali. Terlihat seperti ada lubang di dagunya,” kata sang ibu, seperti dikutip The New York Times.
Orang tuanya langsung melarikannya ke rumah sakit kecil di Ely, Nevada, AS. Namun, menyadari bahwa Austin membutuhkan perawatan khusus, ayahnya berubah pikiran dengan membawanya ke Salt Lake City.
ADVERTISEMENT
Karena perjalanan yang jauh, mereka harus menempuh jarak sekitar 200 mil atau sekitar 320 kilometer untuk mencapai rumah sakit dengan trauma center terdekat.
“Saya sangat khawatir ketika menyetir. Saya hampir nabrak kuda,” kata sang ibu.
Austin lantas dirawat oleh Dr. Katie W. Russel, dokter pediatri dari University of Utah. Bersama dengan Dr. Micah Katz, Dr. Russel lantas melaporkan kasus ini dalam sebuah jurnal di The New England Journal of Medicine yang terbit pada Rabu (19/6).
Menurut mereka, kejadian vape meledak memang sangat sedikit, namun jika terjadi, akan ada kerugian yang cukup besar, seperti yang dialami oleh Austin.
“Teknologi ini laris di pasaran dan orang-orang tidak waspada,” kata Dr. Russel. “Vape bisa membakar kalian. Dia bisa meledak di kantong celanamu. Dia bisa meledak di wajahmu. Saya kira memang ada masalah kesehatan.”
ADVERTISEMENT
Ledakan Vape Bikin Tulang Dagu Retak dan Beberapa Gigi Hancur
Austin bercerita padanya bahwa ia melihat ada cahaya kilat yang sangat besar dan seketika merasakan kesakitan yang sangat parah di bagian dagu bawahnya. Ia pun segera mengeluarkan perangkat rokok elektrik itu dari mulutnya.
Gara-gara ledakan itu, Austin mengalami keretakan tulang di bagian dagu bawahnya yang robek sekitar 2 sentimeter. Beberapa giginya juga hancur gara-gara ledakan itu. Ia pun harus menjalani operasi gusi.
Dr. Russel menduga semua cedera ini disebabkan oleh baterai vape yang meledak. Namun, dugaan itu perlu diteliti lebih lanjut.
Keluarga Austin menyebutkan, bahwa Austin menggunakan produk dari VGOD, brand vape yang terkenal dengan berbagai varian perangkat dan pilihan rasa nikotin cairnya. Brand ini juga biasa digunakan oleh orang-orang yang suka melakukan vape trick, seperti membuat cincin asap atau bentuk-bentuk asap lainnya dengan.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, VGOD belum memberikan komentar apapun soal kecelakaan yang menimpa Austin.
Baterai Vape Mudah Panas dan Terbakar
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat turut khawatir dengan kejadian yang menimpa Austin. Menurutnya, kejadian ini disebabkan karena masalah pada perangkat elektronik yang bisa menjadi sangat panas dan mengakibatkan baterai meledak.
Menurut riset di jurnal BMJ, ada 2.035 kejadian vape meledak dan menyebabkan luka para di AS. Data tersebut dikumpulkan dari 2015 hingga 2017.
Dr. Matthew E. Rossheim dari George Mason University, selaku penulis studi di BMJ itu mengatakan, angkanya bisa jadi lebih tinggi mengingat tidak semua kasus ledakan tercatat oleh para agensi.
Diketahui, vape menggunakan baterai lithium-ion yang memang berpotensi mengalami panas berlebih hingga mengeluarkan api atau bahkan meledak. Fenomena ini dikenal dengan nama thermal runaway, kondisi yang reaksi kimia baterai menimbulkan panas yang terus bertambah.
ADVERTISEMENT
Kini, Austin dikabarkan sudah menjalani kehidupannya sehari-hari seperti biasa. Ibunya juga mengatakan, bahwa dia sudah lulus SMA.
Orang tuanya merasa menyesal yang begitu besar karena telah membelikannya perangkat rokok elektrik yang membahayakan Austin. Remaja itu juga sudah berhenti menggunakan vape dan tak lagi tergiur menggunakannya.
“Saya hanya ingin orang-orang tahu itu bisa sangat berbahaya,” kata sang ibu. “Saya yang membelikannya, seharusnya saya melindunginya.”