Serius Bikin Metaverse, Microsoft Beli Activision Blizzard Rp 986 T Cash

19 Januari 2022 6:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Microsoft Foto: Foto: Lucy Nicholson/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Logo Microsoft Foto: Foto: Lucy Nicholson/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Raksasa teknologi Microsoft umumkan pembelian penerbit game Activision Blizzard senilai 68,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 986 triliun pada Selasa (18/1). Akuisisi ini membuat Microsoft, yang juga merupakan pembuat konsol Xbox, jadi perusahaan video game dengan pendapatan terbesar ketiga di dunia setelah Tencent dan Sony.
ADVERTISEMENT
CEO Microsoft Satya Nadella menjelaskan bahwa pembelian Activision Blizzard merupakan kunci perusahaan untuk membuat metaverse — dunia virtual untuk bekerja dan bermain.
Metaverse merupakan istilah yang diciptakan dalam novel dystopian "Snow Crash" yang dipublikasi pada 1992. Istilah Metaverse merujuk secara luas pada gagasan tentang dunia virtual bersama yang dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan perangkat yang berbeda.
Meski hingga kini wujud metaverse masih buram, gagasan tersebut sebenarnya sudah dapat dilihat dari sejumlah game bertema open world seperti Minecraft, Roblox, dan Warcraft. Game yang disebutkan terakhir itu diterbitkan oleh Activision Blizzard.
Associated Press melaporkan bahwa pembelian Activison Blizzard oleh Microsoft bisa menjadi salah satu akuisisi teknologi paling mahal dalam sejarah. Rekor akuisisi perusahaan teknologi hingga kini dipegang oleh Dell saat membeli perusahaan penyimpanan data EMC pada tahun 2016 dengan harga sekitar 60 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Saat ini, akuisisi Activision Blizzard oleh Microaoft masih menunggu persetujuan dari regulator di AS dan Eropa. Microsoft mengatakan mereka berharap finalisasi kesepakatan akan selesai pada tahun fiskal 2023 mendatang, yang dimulai pada Juli.
Activision Blizzard didirikan pada 1979 oleh dua orang mantan karyawan Atari, David Crane dan Allan Miller. Ia merupakan penerbit di balik judul game populer seperti Guitar Hero, Warcraft, dan Call of Duty.
Dalam beberapa bulan terakhir, Activision tengah diterpa isu pelecehan seksual dan gaji yang tidak setara. Namun, dalam pertemuan dengan investor pada Selasa (18/1), Nadella ingin agar budaya kerja anak perusahaan itu berubah jadi lebih baik.
“Budaya organisasi kami adalah prioritas nomor satu saya,” kata Nadella, dikutip dari Associated Press. Nadella juga menambahkan bahwa “penting bagi Activision Blizzard untuk memajukan” komitmennya untuk meningkatkan budaya tempat kerjanya.
CEO Microsoft Satya Nadella memberikan sambutan saat menghadiri acara DevCon Digital Economy Summit 2020 di Jakarta, Kamis (27/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Meski Microsoft tidak merinci dengan tepat bagaimana pendekatannya untuk menyelesaikan masalah lingkungan kerja tersebut, mereka memastikan bahwa Bobby Kotick — yang telah jadi CEO Activision Blizzard sejak 1991 — akan terus menduduki perannya saat ini.
ADVERTISEMENT
Unit bisnis Activision nantinya akan berada di bawah pimpinan Phil Spencer, yang saat ini menjabat posisi CEO Microsoft Gaming.
Akuisisi Activision Blizzard datang setahun setelah Microsoft membeli Bethesda (ZeniMax Media) seharga 7,5 miliar dolar AS. Pada saat itu, akuisisi tersebut membuat Xbox memiliki total 23 studio game — portofolio yang dianggap bakal menguntungkan bagi layanan gaming Xbox Game Pass.