Siapa Xavier dan Mengapa Muka Pria India Kumis Tebal Ini Jadi Meme Populer?

5 Januari 2021 7:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Xavier. Foto: Xavier/@idealXavier via Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Xavier. Foto: Xavier/@idealXavier via Facebook
ADVERTISEMENT
Bagi kamu pengguna media sosial, mungkin tak lagi asing dengan meme. Umumnya, kita bisa mendapatkan meme tanpa bersusah payah karena ia berseliweran begitu saja saat kita buka timeline atau feed media sosial kita.
ADVERTISEMENT
Di antara banyaknya meme yang mondar-mandir di timeline media sosial, kita bisa menemukan meme yang populer. Popularitas sebuah meme bisa kita lihat dari lebih seringnya meme itu diduplikasi ulang dari meme yang lain, atau bahkan sampai menjadi fanpage tersendiri.
Salah satu meme yang populer tersebut adalah ‘Xavier’. Kalau kamu pengguna Facebook, mungkin kamu pernah melihat meme ini setidaknya sekali. Tak cuma sekadar posting-an meme tunggal, ia bahkan bisa kita temui di berbagai fanpage Facebook yang didedikasikan khusus buat mem-posting meme Xavier.
Namun, siapa sebenarnya Xavier itu?

Xavier: Dari tweet Pakalu Papito, jadi populer di Facebook

Meme Xavier sebenarnya punya ciri khas sederhana. Ide dasarnya, meme ini menampilkan komentar lucu yang berisi permainan kata (dikenal sebagai ‘pun’) dari sebuah plot, di mana komentar itu diposting oleh seorang pria India berkumis dengan nama akun Xavier.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, plot meme yang populer di Facebook ini sebenarnya adalah imitasi dari konten di platform media sosial lain: Twitter.
Foto profil Xavier sebenarnya adalah foto profil yang dipakai seorang komedian Twitter bernama Pakalu Papito. Komentar-komentar lucu dan ironis di meme Xavier pun punya ciri khas yang sama dengan tweet Pakalu Papito di akun Twitter @pakalupapito yang sempat tenar di pertengahan dekade 2010-an.
Berdasarkan situs web pemantau sejarah meme Know Your Meme, Pakalu Papito adalah akun komedi di Twitter yang mulai aktif sejak 2013 lalu. Kicauan pertamanya bertanggal 12 Juli 2013. Saat itu, ia berkicau “halo Twitter aku jomblo,” dalam bahasa Inggris.
Pakalu Papito, seperti kebanyakan pribadi meme lain, adalah fiksional. Admin akun @pakalupapito sering mengidentifikasi sosok Pakalu sebagai pegawai toko swalayan 7-11 (Seven Eleven, atau Sevel) di India.
Contoh jokes Pakalu Papito di Twitter. Foto: Istimewa
Melalui permainan kata-kata dan ‘humor yang tidak sopan’, Pakalu Papito berhasil menuai popularitasnya di tahun 2015, menurut Know Your Meme. Sebagai contoh, tweet pertamanya berhasil memperoleh lebih dari 17.000 retweet dan 6.000 favorit di tahun tersebut, sementara akunnya sendiri memiliki 739.000 pengikut.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, admin Pakalu Papito juga membuat akun di Facebook pada September 2013. Namun, di Facebook, umumnya ia hanya me-repost lelucon yang ia sampaikan di Twitter. Pada 2015, halaman Pakalu Papito di Facebook berhasil mendapat 478 ribu like.
Sayangnya, popularitas Pakalu Papito cuma sekejap. Pada 2018, akun Twitter-nya kena suspend dan halaman Facebook-nya terhapus. Tidak jelas alasan hilangnya kedua akun tersebut.
Selepas diblokirnya @pakalupapito, sebuah akun serupa bernama @pakalupapitow berhasil naik daun. Ia memakai formula lelucon yang sama, di mana adminnya sering melontarkan lelucon permainan kata. Meski demikian, tidak diketahui secara pasti apakah orang di balik kedua akun tersebut adalah orang yang sama atau bukan.

Meme dan imitasi

Fenomena imitasi meme Xavier dari Pakalu Papito sebenarnya tak mengherankan. Sebab, meme itu sendiri secara harfiah berarti “yang di-imitasi”.
Pakalu Papito, atau dikenal internet sebagai Xavier. Foto: @idealXavier/Facebook
Istilah “meme” pertama kali berasal dari buku karangan seorang ahli biologi evolusi asal Inggris, Richard Dawkins, yang terbit pada tahun 1976, The Selfish Gene.
ADVERTISEMENT
Dawkins menyebutnya sebagai "Mimeme". Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani yang berarti "yang ditiru” atau imitasi. Istilah itu kemudian disingkat menjadi “meme” karena kemiripannya dengan kata “gene” (gen).
Dawkins menciptakan istilah tersebut karena dia mencoba untuk mencari tahu apakah ada unit terukur yang menggambarkan bagaimana ide menyebar dan disebarkan dari generasi ke generasi. Sederhananya, meme adalah gagasan tentang apa itu gen dan bagaimana ia hadir dalam bentuk fisik.
Sebagaimana gen dan ciri fisik terbentuk melalui seleksi alam, Dawkins percaya bahwa apapun yang mampu menjalani evolusi, seperti meme dan ide, juga terjadi melalui seleksi alam. Di sinilah makna populer "meme" diturunkan, yakni ide tentang replikasi, seleksi, dan evolusi gagasan yang semuanya terbentuk di tempat publikasi gagasan terbesar yang pernah ada: internet.
ADVERTISEMENT
“Meme itu bukan gambar. Meme itu apa pun. Bisa bait, tulisan, video, GIF, screenshot, apa pun. Banyak banget yang bisa dikategorikan sebagai meme,” kata pemerhati sekaligus kurator meme, Eno Bening, kepada kumparanTECH dalam sebuah kesempatan.
“Aku suka bilang meme itu bahasa internet. Itu hadir di internet, dan kalaupun mau pakai di luar internet, bisa, tapi mesti punya referensinya ke internet. Jadi, dia lahir, keluar, masuknya dari internet.”