Sinovac Janji Vaksin Corona Buatannya Siap di Awal 2021
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut CEO Sinovac, Yin Weidong, pihaknya akan mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk menjual CoronaVac di Negeri Paman Sam, jika berhasil melalui uji klinis tahap ketiga pada manusia. Yin sendiri mengatakan, dia telah diberi vaksin corona percobaan tersebut.
"Pada awalnya, strategi kami dirancang untuk China dan Wuhan. Segera setelah itu pada bulan Juni dan Juli kami menyesuaikan strategi kami, yaitu menghadapi dunia," kata Yin pada Kamis (24/9), dikutip dari ABC.
CoronaVac yang dibuat Sinovac sendiri merupakan salah satu dari empat kandidat vaksin corona asal China. Selain Sinovac, vaksin corona di China juga dikembangkan oleh perusahaan farmasi Sinopharm dan CanSino.
Setidaknya, Sinovac tengah menguji coba vaksin corona mereka kepada 24.000 orang di Brasil, Turki, dan Indonesia. Yin pun mengatakan bahwa pihaknya tengah merencanakan uji coba tambahan untuk Bangladesh dan Chile.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan ABC, Yin menyebut bahwa Sinovac memilih negara-negara itu karena mereka semua memiliki wabah yang serius, populasi yang besar, serta kapasitas penelitian dan pengembangan yang terbatas. Dia juga menyebut bahwa, jika vaksin mereka lolos uji klinis, distribusi vaksin akan difokuskan kepada negara-negara yang menjadi relawan uji klinis tersebut.
Yin menambahkan, vaksin corona buatan Sinovac telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat bagi ribuan orang di China pada bulan Juni 2020. Persetujuan penggunaan vaksin corona juga didapat oleh Sinopharm dan CanSino.
Selain itu, sekitar 90 persen dari staf Sinovac juga telah diberi vaksin corona buatan perusahaan. Yin beralasan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk mencegah transmisi virus corona di perusahaan, yang bakal menghambat pembuatan vaksin. Selain itu, kata dia, pemberian vaksin secara internal juga merupakan tradisi Sinovac.
ADVERTISEMENT
“Ini semacam tradisi perusahaan kami,” kata Yin.“Kami yakin bahwa penelitian kami terhadap vaksin COVID-19 dapat memenuhi standar negara-negara AS dan Eropa."