Skandal Cuan Palsu Startup Kopi Luckin Coffee, Pesaing 'Gagal' Starbucks

6 Juli 2020 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Startup kopi Luckin Coffee. Foto: Brendan McDermid/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Startup kopi Luckin Coffee. Foto: Brendan McDermid/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Startup jaringan kedai kopi asal China bernama Luckin Coffee tengah populer. Perusahaan rintisan kopi tersebut bahkan digadang-gadang sebagai pesaing terberat Starbucks di China, setelah membuka penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat pada 2019.
ADVERTISEMENT
Namun, malapetaka datang. Harapan besar Luckin Coffee dapat saingi Starbucks sirna dalam sekejap, akibat skandal pemalsuan pendapatan tahunan terbongkar. Tak tanggung-tanggung, startup ini memalsukan cuan atau profit hingga ratusan juta dolar AS dan dilakukan secara sistematis, melibatkan jajaran petinggi perusahaan.
Menurut laporan CNBC, Luckin Coffee telah menyelesaikan penyelidikan internal independennya ke dalam skandal penipuan penjualan yang melibatkan para eksekutif perusahaan.
Investigasi independen tersebut menemukan bahwa telah terjadi manipulasi hasil penjualan atau pendapatan pada 2019 yang dilaporkan meningkat 2,12 miliar yuan atau 300 juta dolar AS (Rp 4,3 triliun). Tidak hanya itu, manipulasi juga dilakukan untuk biaya pengeluaran sebesar 1,34 miliar yuan atau sekitar 190 juta dolar AS (Rp 2,7 triliun).
Startup kopi Luckin Coffee. Foto: Brendan McDermid/Reuters
Tim penyidik ​​memeriksa lebih dari 550.000 dokumen dan mewawancarai lebih dari 60 saksi selama investigasi. Hasil penyelidikan menemukan, mantan CEO Jenny Zhiya Qian, mantan COO Jian Liu, dan puluhan karyawan lainnya terlibat. Ada 12 karyawan dihentikan dan 15 orang lainnya dikenakan tindakan indisipliner.
ADVERTISEMENT
Transaksi palsu dibuat menggunakan pihak ketiga yang memiliki hubungan dengan karyawan perusahaan. Pihak ketiga ini menyalurkan dana yang mendukung transaksi palsu ke Luckin. Skandal penipuan itu dimulai sejak April 2019, sebulan sebelum Luckin Coffee debut IPO di Amerika Serikat.
The Wall Street Journal melaporkan, bahwa karyawan Luckin memalsukan penjualan dengan membeli puluhan juta voucher yang dapat ditukar dengan cangkir kopi melalui pembeli palsu dan perusahaan yang tidak dikenal pada Mei 2020 lalu.
Akibat skandal ini, saham Luckin mengalami delisting atau dihapus dari bursa Nasdaq. Padahal, pada saat debutnya Luckin mampu mengumpulkan 561 juta dolar AS dalam penawaran umum perdana bulan Mei 2019, setelah harga per lembar sahamnya capai 17 dolar AS.
Startup kopi Luckin Coffee. Foto: Jason Lee/Reuters
Kemudian, saham sempat melonjak 18 persen dalam debutnya. Saham memuncak pada Januari 2020 di 51,38 persen, tetapi jatuh karena penyebaran virus corona di China. Saham jatuh setelah Luckin mengungkapkan skandal penipuan pada April 2020.
ADVERTISEMENT
Luckin Coffee sendiri didirikan pada tahun 2017 oleh Jenny Qian Zhiya dan Charles Zhengyao Lu. Startup ini berpusat di Xiamen, China, ini menawarkan produk minuman berbagai jenis olahan kopi yang bisa dibeli melalui aplikasi di ponsel dan menawarkan pembelian cashless.
Pertumbuhan Luckin sangat pesat. Dalam waktu tiga tahun sudah membuka 4.910 kedai di China, 600 toko lebih banyak dari Starbucks. Sebagai perbandingan, Starbucks membutuhkan waktu 20 tahun untuk bisa punya 4.300 kedai yang dicapai pada Desember 2019, menurut laporan Kr-Asia.
Nilai valuasi Luckin Coffee menurut laporan CBInsight telah mencapai 556,7 juta dolar AS dan diproyeksikan akan menjadi startup unicorn, gelar untuk perusahaan rintisan yang nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS. Namun, impian tersebut tampaknya tidak akan tercapai dalam waktu dekat akibat skandal cuan ini.
Kopi Kenangan Foto: dok. Nurvita Indarini/ kumparan
Model bisnis startup kopi memang menjanjikan. Di Indonesia saja, sudah banyak pemain yang berkecimpung dalam model bisnis yang sama dengan Luckin Coffee, seperti Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Fore Coffee, hingga startup minuman tradisional besutan Gibran Rakabuming bernama Goola.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang belakangan menonjol adalah Kopi Kenangan. Di tengah lesunya dunia usaha akibat pandemi virus corona, Kopi Kenangan justru malah mendapatkan suntikan dana sebesar 109 juta dolar AS atau setara Rp 1,635 triliun.
Dalam pembiayaan terbaru ini, ada nama salah satu pendiri Facebook, Eduardo Saverin. Eduardo masuk melalui perusahaan investasinya, B Capital. CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengatakan, pendanaan terbaru ini akan dipakai untuk ekspansi usaha di Indonesia.