Smong, Dongeng Gempa dan Tsunami dalam Board Game Indonesia

25 Oktober 2018 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Board game Smong buatan Manikmaya (Foto: Boardgame.id)
zoom-in-whitePerbesar
Board game Smong buatan Manikmaya (Foto: Boardgame.id)
ADVERTISEMENT
Indonesia yang kaya akan keberagaman punya jutaan cerita yang bisa disampaikan. Bahkan soal kejadian bencana alam pun ada banyak kisah dan dongeng. Salah satunya adalah kisah yang dikenal dengan nama Smong.
ADVERTISEMENT
Smong jadi sebuah kearifan lokal yang menyelamatkan nyawa. Hal ini terjadi saat gempa bumi besar disusul tsunami di Aceh pada Desember 2004. Pulau Simeulue, dengan 86.000-an penduduknya, tercatat ada 7 korban jiwa.
Dalam makalah yang ditulis Ayu Suciani et al (2018, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 148 012005), Smong disimpulkan jadi kata kunci yang penting bagi penduduk Simeulue dalam memahami apa yang harus dilakukan saat kejadian tsunami.
Kisah Smong secara tradisional tersampaikan dalam berbagai bentuk, mulai dari puisi hingga dongeng sebelum tidur. Suciani mengutip salah satunya dalam makalah tersebut, berikut adalah penggalan dari kisah itu: Anga linon ne mali / Uwek suruik sahuli / Maheya mihawali / Fano me singa tenggi / Ede smong kahanne / Turiang da nenekta / Miredem teher ere / Pesan dan nafi da. Artinya adalah demikian: Jika gempa bumi besar / diikuti surutnya air laut / Lekas segera cari / tempat yang lebih tinggi. / Ini adalah Smong / kisah para leluhur / selalu ingat / pesan dan nasihatnya)
ADVERTISEMENT
Kisah tersebut juga telah menginspirasi penerbit game asal Bandung, Manikmaya Games, untuk membuat sebuah board game dengan nama serupa. Adaptasi Manikmaya menghadirkan Smong sebagai sebuah kisah tentang naga air besar yang menyerang daratan bersama gelombang besar. Dalam adaptasi ini, pemain akan berperan sebagai kura-kura yang mencoba menyelamatkan diri dari serangan naga itu dengan mencari tempat yang lebih tinggi.
Board game Smong buatan Manikmaya (Foto: Boardgame.id)
zoom-in-whitePerbesar
Board game Smong buatan Manikmaya (Foto: Boardgame.id)
Rio Fredericco, desainer game Smong, mengatakan pengembangan game tersebut memang dimulai dari keinginan untuk mengangkat cerita rakyat. Game ini telah mulai dikembangkan oleh Rio dan Manikmaya Games pada awal 2017. “Kebetulan saja ketika itu yang teringat adalah cerita Smong ini dan kebetulan lagi ceritanya soal bahaya tsunami,” tutur Rio.
ADVERTISEMENT
Rio menjelaskan, board game Smong terdiri atas dua fase. Di fase pertama, pemain berlomba menjadi yang paling cepat meninggalkan area pantai untuk menghindari serangan Smong. Di saat yang sama pemain juga menunggu datangnya Nabang, seorang bocah yang bisa meniup suling untuk membuat Smong tidur.
Fase berikutnya, ujar Rio, terjadi ketika Smong tertidur. Di sini para pemain akan berlomba-lomba untuk mendorong Smong kembali ke arah laut. Setelah itu, para pemain akan menghitung poin berdasarkan posisi kura-kura di akhir permainan.
Board game pilihan Indonesia di Jerman
Smong merupakan salah satu game yang akan dipamerkan dalam ajang Internationale Spieltage SPIEL yang digelar pada 25-28 Oktober 2018 di kota Essen, Jerman. Melalui kerjasama antara Asosiasi Penggiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI) dan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia menghadirkan booth Archipelageek di ajang tersebut.
ADVERTISEMENT
Delegasi Indonesia akan menempati area seluas 66 meter persegi di salah satu hall utama, tepatnya di Hall 3 (Q 106). Ini pertamakalinya perwakilan dari Indonesia akan menempati hall utama, setelah hadir dengan booth 10 m2 pada SPIEL 2017 dan 2014.
Booth Indonesia di pameran board game SPIEL 2018. (Foto: Boardgame.id)
zoom-in-whitePerbesar
Booth Indonesia di pameran board game SPIEL 2018. (Foto: Boardgame.id)
Di ajang tersebut, sebanyak 24 judul dari 7 penerbit board game asli Indonesia, akan turut ditampilkan. Delapan di antaranya jadi highlight dengan sebutan Indonesia Select karena dianggap mampu menampilkan kekayaan dan keberagaman Indonesia, termasuk di antaranya adalah Smong.
Rio berharap hadirnya board game Smong di SPIEL 18 bisa menarik perhatian pada cerita rakyat Indonesia. “Harapannya bisa jadi game yang menarik buat dimainkan, tapi sekaligus mengangkat awareness soal bahayanya bencana gempa dan tsunami. Dan, mungkin jadi bikin cerita rakyat Indonesia makin dikenal luas,” tuturnya.
Booth Indonesia di pameran board game SPIEL 2018 Jerman. (Foto: Boardgame.id)
zoom-in-whitePerbesar
Booth Indonesia di pameran board game SPIEL 2018 Jerman. (Foto: Boardgame.id)
ADVERTISEMENT
Kekayaan kisah Nusantara
Posisi geografis Indonesia, kerap disebut sebagai berada di jalur Cincin Api Pasifik, menjadi latar dari banyaknya aktivitas gempa bumi di wilayah Nusantara. Seperti yang terjadi belum lama ini di Lombok (5 Agustus 2018) dan Palu (28 September 2018).
Kisah-kisah seperti Smong jelas bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan kesadaran atas bencana. Namun ia menjadi bagian dari upaya yang lebih besar untuk menyadarkan bahwa bencana alam adalah keniscayaan, fenomena alam yang bisa terjadi kapan saja. Semakin kita akrab dengan kenyataan itu, semakin baik dalam menanggapinya.
Board game Kang dan Rolling Bandits dari Indonesia di SPIEL 2018. (Foto: Boardgame.id)
zoom-in-whitePerbesar
Board game Kang dan Rolling Bandits dari Indonesia di SPIEL 2018. (Foto: Boardgame.id)
Berbagai kisah yang ada di Indonesia, baik soal bencana ataupun bukan, juga menjadi sebuah kekayaan tersendiri. Kisah-kisah itu dapat diangkat menjadi berbagai bentuk mulai dari cerita, film, animasi dan board game.
ADVERTISEMENT
Saat ini, board game Indonesia yang mengadaptasi dongeng dan hikayat dari Indonesia juga semakin banyak yang bermunculan. Sebut saja adaptasi kisah kancil yang diadopsi jadi Kancil The Boardgame dari penerbit Chiveus ataupun board game bertema timun mas dari Manikmaya yang bakal bekerjasama dengan penerbit internasional Blue Orange.
Kepercayaan diri desainer board game Indonesia pada khazanah kisah lokal adalah sesuatu yang patut diacungi jempol. Hal ini bakal memperkaya kiprah Indonesia di industri board game dunia, menjadi pelaku yang punya kekhasan tersendiri dan bukan asal ikut-ikutan.