Spesifikasi dan Harga Poco X3 NFC Versi Indonesia

16 Oktober 2020 7:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poco X3 NFC. Foto: Aditya Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Poco X3 NFC. Foto: Aditya Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Xiaomi kembali membawa masuk ponsel sub-brand Poco ke Indonesia. Kali ini, mereka tidak membawa produk flagship killer, melainkan produk mid-end killer, melalui Poco X3 NFC.
ADVERTISEMENT
Dari namanya, jelas sudah bahwa smartphone ini mendukung NFC, suatu fitur yang amat penting di Indonesia untuk mengecek dan top-up saldo kartu uang elektronik.
Poco X3 NFC mulai dijual pada 22 Oktober 2020 dengan harga Rp Rp 3.199.000 (6 GB/64 GB) dan Rp 3.599.000 (8 GB/128 GB). Penjualan perdana melalui pre-order bisa dilakukan mulai 22 Oktober di Shopee dan mi.com.

Spesifikasi Poco X3 NFC

Punggung Poco X3 NFC. Foto: Aditya Panji/kumparan
Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, berharap bahwa produksi Poco X3 NFC tidak terpengaruh dengan situasi mesin CEIR yang penuh untuk menampung data IMEI ponsel resmi di Indonesia. Saat ini, Xiaomi tetap berhubungan baik dengan pemerintah untuk menerapkan aturan IMEI yang berlaku.
"Sekarang, kami semua menantikan pemerintah memperluas kapasitas secepat mereka bisa, kami terus berhubungan dekat dengan departemen terkait dan merasakan pengalaman yang baik untuk Xiaomi dan Pocophone. Saat ini mungkin ada sedikit keterlambatan untuk registrasi spare part untuk layanan after sales," ujarnya.
Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia. Foto: Xiaomi
Sejumlah merek ponsel nyatanya mengkhawatirkan kondisi mesin CEIR yang hampir penuh. Asus, misalnya, mengatakan bahwa produk ROG Phone 3 miliknya terpengaruh karena sejumlah orang mengatakan tidak mendapatkan sinyal terutama dari SIM card kedua.
ADVERTISEMENT
Ada pula beberapa produsen yang diketahui masih mengalami kesulitan untuk meregistrasikan IMEI HP produk-produk mereka. Saat ini kapasitas mesin CEIR sendiri adalah 1,2 miliar dan beberapa waktu lalu dilaporkan hampir penuh hingga mencapai 95 persen dari total daya tampung. Drama kapasitas mesin IMEI yang hampir penuh ini seharusnya diselesaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Perindustrian.