news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Startup Habibi Garden Bikin Aplikasi yang Bisa 'Bicara' dengan Tanaman

1 Oktober 2017 19:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irsan Rajimin, CTO Habibi Garden. (Foto: Prima Gerhard/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Irsan Rajimin, CTO Habibi Garden. (Foto: Prima Gerhard/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dunia teknologi saat ini sudah semakin maju dan berkembang pesat. Rombongan perusahaan rintisan berbasis teknologi atau biasa disebut startup pun lahir di berbagai penjuru, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ide dan inovasi tiada henti dari para pemuda Indonesia ditumpahkan dalam startup yang didirikan masing-masing. Salah satu startup di Indonesia yang bergerak di bidang agrikultur, Habibi Garden, sadar betul dengan bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan lebih jauh dalam kehidupan, khususnya pertanian.
Salah satu finalis kompetisi startup The NextDev 2016 dari Telkomsel ini menciptakan sebuah alat yang bisa 'bicara' dengan tanaman. Eits, jangan dianggap benar-benar bicara ya, tentu saja itu bukan dalam artian harfiah.
"Kami membuat alat bernama Habibi Sensor untuk memajukan pertanian di Indonesia. Dengan alat ini kita bisa bantu petani untuk tahu kondisi tanaman atau kondisi kebunnya. Kita bisa melakukan efisiensi dan optimisasi lahan," ujar Chief Technical Officer (CTO) Habibi Garden, Irsan Rajimin, saat ditemui di acara Showcase The NextDev Academy 2017 Makassar, Sabtu (30/9).
ADVERTISEMENT
Pemuda berusia 28 tahun itu menuturkan, perangkat yang mereka kembangkan dengan teknologi IoT (Internet of Things) itu terintegrasi dengan aplikasi Habibi Garden, di mana petani bisa mendapatkan informasi tentang berbagai hal seputar kondisi kebun. Ia pun menjelaskan cara kerjanya.
"Alat ini ditancapkan di perkebunan, nanti ada 6 parameter yang bisa diketahui, mulai dari pH tanah, nutrisi, kelembaban tanah, hingga kondisi lingkungan udara seperti apa, apakah ideal dengan tanamannya. Kemudian alat itu akan mengirimkan report ke aplikasi Habibi Garden. Jadi, petani dengan ponselnya bisa tahu kondisi kebunnya butuh pupuk atau air," jelasnya.
Startup Habibi Garden di The NextDev 2017 Bandung. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Startup Habibi Garden di The NextDev 2017 Bandung. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Sensor itu memang membutuhkan jaringan internet untuk terhubung dengan aplikasi, tapi Irsan mengungkapkan ada kemampuan mengirim data secara offline dari alat itu dengan radius 5 kilometer. Dan untuk mengatasi jaringan internet yang terkadang masih sulit di didapatkan di kawasan pertanian yang jauh dari kota, Habibi Garden bekerja sama dengan Telkomsel selaku penyedia jaringan telekomunikasi yang diyakini sudah menjangkau berbagai pelosok daerah.
ADVERTISEMENT
"Ke depannya kita mau produksi massal, untuk saat ini kita mau cetak 5000 device yang akan disebarkan di Jawa dan Lampung. Kita jalan proyek sama Telkomsel untuk 4,5 hektar di Lampung dan 4,5 hektar di Garut, menanam cabe dan kentang. Dan untuk proyek ini ada 600 unit alat," katanya.
Diawali dengan hanya dua orang saja pada Mei 2016 lalu, Habibi Garden kini beranggotakan tujuh orang untuk mengembangkan aplikasinya. Saat ini, dari sisi peranti keras, Irsan mengaku pengembangan Habibi Sensor sudah mencapai tahap ke-3, di mana mereka mengembangkan desain alatnya dengan lebih profesional dan juga menambahkan sensor baru seperti sensor pH tanah.
Meski begitu, ia tidak memungkiri jika teknologi IoT di Indonesia masih sangat baru dan pengembangnya terbatas. Oleh karena itu, Habibi Garden bertekad untuk menjadi startup dengan teknologi IoT terdepan.
ADVERTISEMENT
Kerja sama antara Habibi Garden dengan Telkomsel sendiri masuk ke dalam program baru bernama PETANI (Peduli Tani Anak Negeri) dari perusahaan telekomunikasi tersebut. PETANI disebut Telkomsel sebagai sebuah program e-agrikultura yang bertujuan memberdayakan komunitas petani di Indonesia dari hulu ke hilir melalui pemanfaatan teknologi, khususnya seluler dan Internet of Things (IoT).