Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Studi: Teknologi Bantu Guru Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
6 Desember 2023 15:08 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Hasil studi yang dilakukan oleh lembaga konsultan manajemen global independen asal AS, Oliver Wyman, menunjukkan bahwa akselerasi transformasi ekosistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan berkat peran teknologi yang kini diterapkan di banyak sekolah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Laporan Oliver Wyman menemukan gerakan Merdeka Belajar telah melahirkan hasil yang cukup menjanjikan berkat ekosistem digital yang kini dikembangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek ).
Dalam studinya, mereka melakukan analisis berdasarkan survei terhadap 118.000 guru dan kepala sekolah, serta data aktual penggunaan pemanfaat platform digital yang diluncurkan Kemendikbudristek, termasuk Platform Merdeka Belajar (PMM), ARKAS, Rapor Pendidikan, dan ARKAS.
Berdasarkan Laporan Pemantauan Pendidikan Global UNESCO 2023, ada tiga tantangan penting yang saat ini dihadapi di dunia pendidikan, yakni kesetaraan dan inklusi, kualitas, serta efisiensi.
Oliver Wyman mencatat ada sejumlah tantangan utama dalam sistem pendidikan Indonesia yang menyebabkan tingkat pendidikannya rendah. Pertama, kurikulum "one-size-fits-all" menyebabkan kurangnya kesadaran di antara kepala sekolah tentang pentingnya menyesuaikan strategi pembelajaran dengan keadaan sekolah.
ADVERTISEMENT
Kedua, mentalitas "zona nyaman" menghambat motivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Terakhir, akses pelatihan berkualitas di Indonesia sangat terbatas karena distribusi letak fasilitas pelatihan guru yang belum merata dan sistem pengelolaan pelatihan yang terdesentralisasi menyebabkan terbatasnya kuota pelatihan.
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, diperlukan terobosan yang salah satunya adalah dengan meluncurkan kurikulum Merdeka Belajar sebagai kebijakan yang bertujuan untuk mentransformasi sistem pendidikan Indonesia.
Kemendikbudristek mengimplementasikan kebijakan ini dengan membangun dan mengembangkan ekosistem produk teknologi, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), dan SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah). Selama kurang dari dua tahun, platform tersebut terbukti menjadi bagian dari penunjang operasional dan aktivitas pembelajaran bagi lebih dari 3 juta guru di Indonesia.
"Ada pergeseran global menuju digitalisasi dan membuat pendidikan lebih cerdas. Meskipun tujuan umumnya untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam reformasi pendidikan serupa secara global, negara berkembang menghadapi tantangan unik,” ujar Claudia Wang, Partner dan Asia Pacific Education Practice Lead Oliver Wyman, dalam acara bertajuk 'Peran Teknologi Dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia' di Jakarta Selatan, Rabu (6/12).
ADVERTISEMENT
“Negara berkembang perlu fokus pada mengkontekstualkan strategi serta memprioritaskan kebutuhan yang paling mendesak. Dalam hal ini, Indonesia dengan gerakan Merdeka Belajar menuju arah yang benar.”
Dari 3 juta guru di Indonesia, hanya sekitar 620 ribu (20%) guru yang mengikuti pelatihan kompetensi karena keterbatas kuota pada 2019. Pada November 2023, PPM berhasil meningkatkan jumlah peserta pelatihan hingga 4,1 juta peserta, meningkat 7 kali lipat dibanding pada 2019. Selain itu, lebih dari 40% atau 80 ribu di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) mulai menggunakan aplikasi PPM untuk mengakses pembelajaran berkualitas.
PPM juga telah membantu meningkatkan keterampilan belajar mengajar guru-guru di Indonesia, di mana 84 persennya memanfaatkan untuk aktivitas pembelajaran, seperti Pelatihan Mandiri dan webinar.
ADVERTISEMENT
Sementara Platform Rapor Pendidikan telah digunakan oleh 95 persen sekolah di seluruh Indonesia, dan lebih dari 60 persennya mulai menggunakan data pendidikan dan hasil penilaian untuk membantu perencanaan kegiatan tahunan sekolah. Pendekatan pengambilan keputusan berbasis data ini menjadi langkah perubahan signifikan dari ketergantungan pada bukti anekdotal di tahun-tahun sebelumnya.
Adapun ARKAS dan integrasinya dengan SIPLah memainkan peran penting dalam membantu guru meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaporan anggaran sekolah, manajemen, dan pengadaan.
Sekitar 75 persen responden yang disurvei mengakui platform yang diluncurkan Kemendikbudristek telah menyederhanakan proses dan menghemat waktu. Selain itu, 45 persen responden menyatakan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada peningkatan kualitas pengajaran dan meningkatkan proses pengajaran di sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, analisis Oliver Wyman menunjukkan adanya tanda-tanda positif peningkatan efisiensi, serta perubahan pola pikir dan perilaku di kalangan pelaku pendidikan. Yang paling terasa adalah perubahan budaya di kalangan pelaku pendidikan di seluruh Indonesia menuju mentalitas pembelajaran sepanjang hayat dan fokus memberikan pendidikan berkualitas bagi murid.
"Kami di Kemendikbudristek selalu meyakini peran teknologi sebagai enabler. Teknologi tidak akan menggantikan peran guru, tendik, dan kepala sekolah. Teknologi kita manfaatkan dalam dunia pendidikan untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia dalam mengakselerasi perubahan ke arah yang lebih baik," kata Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
Nadiem mengatakan, Gerakan Merdeka Belajar telah menghasilkan hasil yang menjanjikan, meski sistem pendidikan Indonesia besar dan bersifat heterogen. Salah satunya ditunjukkan melalui capaian PISA 2022 Indonesia yang menunjukkan kenaikan posisi 5 sampai 6 di bidang literasi. Strategi reformasi dan teknologi yang dilakukan Indonesia telah berada di jalur yang benar, sehingga diperlukan keberlanjutan perubahan untuk mencapai transformasi sebenarnya.
ADVERTISEMENT