Survei kumparan: Karyawan di Indonesia Punya Inisiatif Tinggi Belajar AI
3 November 2025 17:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
Survei kumparan: Karyawan di Indonesia Punya Inisiatif Tinggi Belajar AI
Mayoritas karyawan di Indonesia aktif mencari cara mempelajari kecerdasan buatan (AI) lewat media sosial dan platform informal, menunjukkan semangat adaptasi AI yang tinggi.kumparanTECH

ADVERTISEMENT
Laporan survei kumparan x Populix berjudul "Indonesia AI Report 2025" mengungkap mayoritas karyawan di Indonesia memiliki inisiatif tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan kecerdasan buatan (AI). Mereka bahkan mempelajarinya secara otodidak dari berbagai platform.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 84% responden mengaku memperoleh pengetahuan tentang AI melalui media sosial dan YouTube sebagai sumber belajar. Diikuti 51% responden yang mengaku sumber pembelajaran yang mereka dapatkan berasal lainnya ada pada artikel online dan blog.
Kemudian, 49% belajar dari media massa dan berita, teman dan kolega, dan melakukan trial and error sendiri. Hanya 21% yang belajar kecerdasan buatan melalui kursus online maupun offline.
Temuan ini menandakan semangat belajar yang besar meski pendekatannya masih bersifat mandiri dan praktis. Fenomena ini disebut sebagai bentuk "paham di permukaan," dengan publik cepat akrab dengan istilah dan cara pakai AI tetapi belum mendalami konsep di baliknya.
"Kalau menunggu dari pembelajaran formal, seperti sekolah atau dari university, tidak akan dapat terkejar karena begitu selesai kurikulumnya dibuat, sudah ada 10 LLM baru yang ternyata jauh lebih powerful dari yang sedang dijelaskan di dalam kurikulum tersebut," ujar Rama kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Survei "Indonesia AI Report 2025" dilakukan pada 11-25 September 2025. Sebanyak 1.000 responden dilibatkan, tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan.
Sementara itu, 57% karyawan sudah menggunakan chatbot generatif, seperti ChatGPT, Gemini, atau Meta AI dalam keseharian. Bahkan, 45% perusahaan diketahui mendorong penggunaan AI, dan sebagian besar karyawan menilai keterampilan mereka sudah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Tantangan utama masih terkait keamanan data (55%) dan akurasi hasil (53%). Namun di sisi lain, 68% responden optimistis bahwa AI justru akan membuka lapangan kerja baru, terutama di bidang pengembangan teknologi, kreativitas, dan pendidikan.
“AI kini bukan lagi sekadar teknologi, tapi sudah menjadi asisten digital yang melekat di keseharian kita,” ujar Dr. Sri Safitri, Sekjen Partnership Kolaborasi Riset & Inovasi Kecerdasan Artificial Indonesia (KORIKA), sembari menekankan pentingnya pelatihan dan reskilling agar pekerja mampu beradaptasi dengan peran baru berbasis AI.
ADVERTISEMENT
Laporan ini menjadi cermin bagaimana masyarakat Indonesia siap dan berinisiatif membentuk masa depan mereka sendiri bersama AI. Hasil riset lengkap Indonesia AI Report 2025 bisa dibaca di sini.
