Survei kumparan: UMKM Antusias Sambut Layanan Belanja Shop | Tokopedia

9 Januari 2024 20:26 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerjasama TikTok dan Tokopedia menciptakan layanan belanja Shop I Tokopedia. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kerjasama TikTok dan Tokopedia menciptakan layanan belanja Shop I Tokopedia. Foto: kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kembalinya layanan belanja di aplikasi TikTok yang kini bernama Shop | Tokopedia disambut secara antusias oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang mendapatkan peluang baru dalam perdagangan online. Hal ini diketahui dari hasil survei yang dilakukan kumparan pada Januari 2024.
Dalam survei bertajuk “Dampak Kerja Sama TikTok dan Tokopedia terhadap UMKM”, kumparan melakukan survei terhadap 595 pelaku UMKM dengan meminta mereka untuk mengisi beberapa pertanyaan seputar dampak yang dirasakan atas kembalinya layanan belanja TikTok yang kini bernama Shop | Tokopedia. Survei ini diharap dapat memberi kontribusi data yang bermanfaat untuk industri, serta meningkatkan kualitas pengalaman belanja online.
Dari 595 pemilik UMKM tersebut, sebanyak 80% responden adalah perempuan, dan 20%-nya pria. Mayoritas pemilik UMKM di Shop | Tokopedia adalah mereka yang berada pada usia produktif. Sebanyak 42% berada dalam rentang usia 27 hingga 31 tahun; 28% berusia 22 hingga 26 tahun; 14% berusia 32 - 35 tahun; 8% berusia 36 - 42 tahun; 7% berusia 17 - 21 tahun; dan 1% berusia lebih dari 43 tahun.
Pelaku UMKM yang terlibat dalam survei ini berdomisili di area perkotaan, seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Depok, Yogyakarta, Malang, Surabaya, dan beberapa kota lainnya.
Sementara produk yang dijual sangat bervariatif, di mana barang yang berkaitan erat dengan fashion (22%) menempati urutan pertama sebagai produk yang banyak dijual di Shop | Tokopedia. Produk lainnya termasuk kecantikan (20%), peralatan rumah tangga (15%), kebutuhan pokok (13%), makanan dan minuman (13%), elektronik (7%), seni dan kerajinan tangan (2%), otomotif (1%), dan buku (1%).

Pendapatan sempat turun saat layanan belanja TikTok ditutup, kemudian tumbuh saat hadir Shop | Tokopedia

Hasil survei kumparan menunjukkan, setelah fitur belanja di TikTok sempat ditutup selama 2 bulan, penutupan tersebut ternyata berdampak negatif bagi para pelaku UMKM di Indonesia. Sebesar 84% dari 580 responden mengaku mengalami penurunan pendapatan selama periode tersebut.
Persentase kerugian finansial yang dialami oleh pelaku UMKM bervariatif, di mana dari total 489 UMKM yang memberi jawaban 36%-nya mengalami penurunan pendapatan sebesar 26 sampai 50%. Sementara itu, 35% responden lain mengaku omzetnya turun di bawah 25%, dan 20% UMKM mengalami penurunan pendapatan sekitar 51% sampai 75%. Hanya 6% dan 3% responden yang sebut pendapatannya turun masing-masing 76% sampai 100% dan di atas 100%.
Penurunan pendapatan pasca-penutupan fitur belanja di TikTok. Foto: kumparan
Enggak cuma masalah finansial. Berhentinya fitur belanja di TikTok Indonesia selama dua bulan juga turut memengaruhi karyawan yang dipekerjakan oleh pelaku UMKM.
Pelaku UMKM terpaksa harus memangkas jumlah pegawai untuk menyesuaikan anggaran untuk operasional bisnisnya. Mayoritas penjual di TikTok melepas 1 hingga 10 orang pegawai ketika layanan belanja TikTok ditutup.
Namun, sejak fitur belanja TikTok kembali hadir pada 12 Desember 2023 yang bertepatan dengan event promo Beli Lokal 12.12 pada Hari Belanja Nasional, kolaborasi TikTok bersama Tokopedia membuat roda perekonomian UMKM yang sebelumnya terdampak mulai mendapatkan titik terang.
Hasil survei menunjukkan, sebesar 97% responden pemilik UMKM mengetahui kembalinya layanan belanja TikTok yang telah berkolaborasi dengan Tokopedia. Hanya 3% UMKM yang tidak mengetahui kolaborasi tersebut. Kerja sama yang terjalin antara TikTok dan Tokopedia telah menciptakan antusiasme dan menarik perhatian cukup signifikan bagi pemilik UMKM.
Dari kemitraan tersebut, layanan belanja TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh Tokopedia yang punya pengalaman lebih besar dalam mengelola layanan e-commerce, sementara TikTok akan dimaksimalkan sebagai platform pemasaran. Integrasi tersebut masih dalam tahap implementasi, dan disebut akan rampung dalam beberapa bulan ke depan.
Kurang dari sebulan berjalan, kolaborasi TikTok dan Tokopedia telah membawa dampak positif bagi pelaku UMKM, termasuk melonjaknya pendapatan. Data survei menunjukkan bahwa 90% UMKM mengaku mengalami lonjakan pendapatan hingga 50% yang secara langsung menghubungkan pertumbuhan ini dengan kolaborasi TikTok dan Tokopedia.
Sebanyak 3% pelaku UMKM mengalami peningkatan omzet lebih dari 100%, dan 5% UMKM melaporkan peningkatan omzet 76% - 100%, serta 17% UMKM meraih omzet 51% - 75%. Mayoritas (41%) pelaku UMKM yang dimintai pendapat, mengalami peningkatan omzet 26% - 50%. Hanya 10% UMKM yang tidak mengalami peningkatan omzet.
Peningkatan pendapatan UMKM setelah layanan belanja TikTok bernama Shop I Tokopedia kembali. Foto: kumparan
Seiring dengan membaiknya pendapatan ini, banyak UMKM yang kembali membuka peluang untuk menambah karyawan setelah harus melakukan pengurangan staf karena terdampak penghentian fitur belanja di TikTok pada bulan Oktober 2023 lalu. Mayoritas UMKM mengalami peningkatan 1-10 pegawai sejak kembalinya TikTok bersama Tokopedia ini.
Pedagang Tanah Abang gunakan Shop | Tokopedia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Kredibilitas Shop | Tokopedia tumbuh sebagai tujuan belanja online

Selain itu, dari 591 responden yang memberi jawaban, sebanyak 62% pemilik UMKM menyatakan bahwa mereka “Sangat Yakin” kolaborasi TikTok dan Tokopedia akan meningkatkan kredibilitas Shop | Tokopedia sebagai pilihan tepat untuk berjualan online. Alasannya beragam, beberapa UMKM mengaku kerja sama TikTok dan Tokopedia menjamin data pribadi akan terjaga dengan baik, antusiasme pembeli menjadi bertambah, lebih terpercaya, hingga memberi service lebih cepat dan aman.
Sisanya, sebanyak 32% pemilik UMKM menyatakan “Yakin” kredibilitas Shop | Tokopedia akan meningkat, dan hanya 2% UMKM yang menyatakan “Tidak Yakin”.
Sebanyak 97% UMKM juga optimistis akan mengalami peningkatan kunjungan (traffic) ke toko online hingga dua kali lipat berkat kolaborasi TikTok dan Tokopedia, dengan rincian 60% UMKM menjawab “Sangat Yakin” dan 37% menjawab “Yakin”. Hanya 3% yang tidak yakin traffic penjualan toko online-nya bisa meningkat.
Peningkatan kredibilitas Shop I Tokopedia meningkat. Foto: kumparan
Hal yang juga sangat penting bagi TikTok dan Tokopedia, menurut responden survei ini, adalah meningkatkan pengalaman berjualan online, yang pada akhirnya akan memengaruhi kualitas pelayanan belanja online bagi konsumen adalah kenyaman pelaku UMKM yang berjualan di Shop | Tokopedia.
Sebesar 57% UMKM mengaku “Sangat Nyaman” berjualan di Shop | Tokopedia, 42% merasa “Nyaman” dan hanya 1% yang merasa “Tidak Nyaman”. Mayoritas UMKM mengatakan bahwa traffic kunjungan ke toko online yang tinggi, jangkauan pasar yang luas, banyak potongan harga atau diskon dari platform, serta tampilan, dashboard, dan fitur yang sesuai kebutuhan, menjadi beberapa alasan responden merasa nyaman berjualan di Shop | Tokopedia.
Di samping kenyamanan, keamanan juga mendapat respons positif dari pelaku UMKM. 99% responden merasa yakin terhadap keamanan berjualan di platform Shop | Tokopedia. Keyakinan ini didasarkan pada kerja sama yang kuat antara TikTok dan Tokopedia dengan layanan pengiriman dan pembayaran, transparansi dalam pengelolaan dana penjualan, data pribadi yang terjaga dengan baik, serta penilaian reputasi toko yang adil, telah mendukung lingkungan bisnis yang aman dan memperkuat kepercayaan penjual.