Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Teknologi di Balik World App Besutan Sam Altman yang Diblokir Komdigi
5 Mei 2025 12:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
World, sebuah startup milik Sam Altman, meluncurkan teknologi pemindaian biometrik untuk verifikasi melalui scan mata pengguna. Proses pemindaian mata melibatkan perangkat bola putih bercahaya bernama Orb.
ADVERTISEMENT
Orb menyerupai bola perak berukuran seperti bola. Alat ini digunakan untuk memindai iris mata pengguna sebagai pengganti bukti bahwa mereka manusia, bukan bot kecerdasan buatan (AI).
Dari hasil pemindaian, pengguna mendapat “paspor digital” bernama WorldID dan mata uang kripto Worldcoin (WLD) yang tersimpan di World App. Imbalannya mencapai USD 40 atau Rp 657 ribu per pengguna.
Uang kripto ini bisa dibelanjakan, dikirim ke pemegang WorldID lain atau ditukar dengan mata uang kripto lain.
Bagaimana World App, WorldID, dan Worldcoin ini bekerja?
World menciptakan WorldID. Tools ini membaca pola iris mata seseorang untuk proses verifikasi. Alasan dasar perusahaan menciptakan WorldID tak lain karena internet akan segera dipenuhi oleh segerombolan bot AI realistis.
ADVERTISEMENT
Di masa depan, bot ini hampir mustahil diidentifikasi dan teknologi pemindaian iris mata bisa jadi jawaban dan jalan keluar mengidentifikasi manusia asli di medsos, situs kencan, platform permainan hingga ruang digital lainnya.
Iris mata dipilih karena memiliki struktur atau pola yang unik, seperti sidik jari, iris mata manusia punya pola berbeda pada setiap individu.
Orb memanfaatkan pola unik ini untuk menciptakan kode identifikasi atau tanda pengenal seseorang. Kode identifikasi ini disimpan di blockchain Worldcoin yang sifatnya terdesentralisasi.
Pendiri World App awalnya membahas berbagai ide menciptakan jaringan manusia ini. Mereka ingin menggabungkan skema verifikasi bukti manusia dengan sistem pembayaran keuangan.
Tools ini memungkinkan manusia terverifikasi untuk bertransaksi dengan manusia terverifikasi lainnya tanpa bergantung pada tanda identitas yang dikeluarkan pemerintah atau sistem perbankan tradisional.
ADVERTISEMENT
"Ide awalnya sangat gila," kata Altman dalam acara peluncuran dilansir Wall Street Journal. "Kami menginginkan cara untuk memastikan manusia tetap istimewa dan sentral."
Sebanyak 26 juta orang telah mendaftar untuk aplikasi World App sejak diluncurkan dua tahun lalu. Lebih dari 12 juta telah mengadopsi Orb sebagai alat verifikasi diri sebagai manusia.
Pakar keamanan siber Vaksincom Alfons Tanujaya mengungkap, tools besutan Sam Altman ini punya potensi memutus pergerakan bot.
"Dengan sistem WorldID bot-bot tidak akan bisa menjalankan aksinya karena akan terdeteksi dan dihentikan sebelum beraksi. Sistem ini bisa membantu menghadapi masalah akun bot buzzer yang banyak disalahgunakan untuk kepentingan negatif yang sekan-akan mewakili banyak individu," kata Alfons kepada kumparanTECH.
"Komdigi justru perlu memanfaatkan sistem WorldID dan menyuruh mereka comply, meminta data biometrik orang Indonesia disimpan di Indonesia dan bisa diawasi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kebijakan privasinya, World mengaku tidak menyimpan data iris mata seseorang. Mereka hanya mengubah hasil pindaian menjadi kode numerik yang disimpan secara lokal di perangkat pengguna.
Namun, kecanggihan World dalam kemampuannya masih dianggap belum cukup meyakinkan. Di berbagai negara seperti Brasil, Spanyol hingga Jerman, layanan ini diblokir.
Regulator di Spanyol misalnya, mereka menganggap pemrosesan data biometrik berisiko tinggi terhadap hak masyarakat, terutama karena tidak adanya informasi memadai serta potensi pelibatan anak di bawah umur. Teknologi ini diblokir untuk memastikan tak ada penyalahgunaan teknologi biometrik.
Di Indonesia, antrean warga yang ingin mendapatkan insentif dari pemindaian iris sempat terjadi di berbagai kota besar. Komdigi telah membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) Worldcoin dan World ID, Minggu (4/5).
ADVERTISEMENT
PT Terang Bulan Abadi salah satu entitas yang menaungi layanan World belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE). Adapun layanan Worldcoin tercatat memakai TDPSE atas nama perusahaan lain, yaitu PT Sandina Abadi Nusantara.
"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5).